Sungchan - ? [1]

3.6K 424 21
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi kalian yang menjalankan. Mohon maaf lahir dan batin, ya, Dear!

.

Senin pagi diawali dengan kebahagiaan bagi sebagian orang, dan menyebalkan bagi sebagian orang yang lain. Tak dapat dipungkiri, hari pertama dalam satu minggu itu sering dikambinghitamkan karena ketidak puasan saat libur di hari sebelumnya. Tak terkecuali oleh seorang gadis yang sekarang tengah sibuk memakai sepatu. Gentari namanya, namun akrab disapa Ayi bagi sebagian orang yang dekat dengannya.

Sejak bangun tidur 20 menit lalu, bibir mungilnya tak henti menyalahkan hari Senin yang datang lebih cepat daripada dari Senin ke Minggu yang menurutnya memakan waktu yang sangat lama dan melelahkan.

"Lagian ini monster day kenapa cepet banget, sih. Perasaan kemarin baru aja Sabtu malem." Gerutuan pelan keluar dari bibir mungil pucatnya, tampak kontras dengan cuaca di luar yang sangat cerah.

"Ayi, ini bukunya ketinggalan di meja makan."

Sang gadis lekas menoleh pada sang ibu yang menghampirinya dengan sebuah buku di tangan. Wanita paruh baya itu tampak kompak dengan cuaca cerah karena sudah memakai seragam senam kebanggaannya yang berwarna kuning hijau.

"Ah, iya! Hampir aja Ayi lupa." Katanya sambil menerima buku yang Mamanya sodorkan.

"Makasih, ma."

Segera tangan mungil itu menyambar tangan yang lebih tua di depannya dibarengi ucapan salam dan pamit. Bersama motor matic nya, gadis itu ke luar dari rumah dengan tekad kuat untuk tidak telat sampai sekolah. Namun tekadnya harus tertelan mentah mentah sebab setelah 20 meter motornya berjalan, seorang pemuda berseragam sama dengan Ayi melompat ke jalan.

"AYIIII!! MAU NEBENG!"

Suara kampas rem ditarik brutal itu meninggalkan suara cit lumayan keras membuat pengendaranya oleng hingga hampir jatuh. Tanpa menghiraukan sang gadis yang hampir jatuh tadi, seorang yang baru naik motor menepuk pundak sang gadis.

"Ayi ayi! Yuk, gas!" Tangan panjangnya maju meninju udara melewati sebelah kiri kepala sang gadis.

"Uchan, gila ya lo?!"

Menghiraukan sang gadis, pemuda yang dipanggil Uchan tadi malah makin menepuk cepat pundak Ayi.

"Yi, buruan gua OSIS!"

Ayi merotasikan bola mata lalu melirik spion kanannya, "Helm lo mana?"

"Ah, gampang! Jalan aja buruan, telat nih." Katanya sambil menunjukkan jam tangan digitalnya yang menunjukkan pukul 7 lewat 17 menit, 13 menit lagi menuju keterlambatan dan menerima hukuman.

Tanpa bicara lebih lanjut, sepasang muda mudi itu meninggalkan tempat dengan membawa masalah besar tanpa mereka sadari. Karena setelah ke luar dari blok komplek rumah mereka, paku yang ditebarkan di salah satu lubang penuh air di jalan tak sengaja membuat ban motor Ayi kempes setelahnya.

"Ah, sial!"

Uchanㅡdengan nama asli Sungchanㅡ menendang ban depan motor Ayi dan kontan mendapat pelototan marah empu motor tersebut.

"HEH, MOTOR GUA!" Uchan meringis kemudian.

Dua anak manusia itu terpaksa mendorong motor dengan setengah hati yang pasrah, dan setengahnya kesal. Pasrah karena setelah ini bisa dipastikan keduanya akan telat dan harus membolos kalau tak ingin bertemu dengan alat kebersihan dan kamar kecil berbau menyengat alias toilet sekolah mereka yang lebih mirip kandang sapi karena baunya yang membuat kecoa saja tak sudi menciumnya.

"Bantuin, dong! Mau enaknya aja lo."

Uchan tersentak dari ratapan nasib buruknya hari ini.

"Siniin, gua yang pegang stang." Uchan segera mengambil alih bagian depan motor, sedangkan Ayi pindah ke belakang untuk mendorong motornya.

NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang