NCT as

Special Part #3

17 Februari bersama NCT (berdasarkan peran mereka di season 1)

**
Huang Renjun

Kalian masih ingat saat aku memergoki gambaran Renjun yang ternyata adalah siluetku? Nah, sejak saat itu Renjun yang biasanya dingin padaku menjadi hangat tiba-tiba.

"Mau ke mana?"

Seperti saat ini, hari libur yang biasanya dia habiskan untuk berdiam diri di rumahnya dengan segala alat gambar terganti dengan menemaniku menonton drama di rumahku.

Aku lanjut melangkah tanpa menoleh, "Ambil minum." Lalu membuka kulkas yang ada di pojokkan kamarku, hanya kulkas satu pintu yang tingginya tak lebih dari dadaku.

"Kamu mau apa?" Kubuka pintu kulkas sambil menatap Renjun yang sibuk dengan ponselnya.

"Air putih."

Aku berdecak, "Itu adanya di dapur, di kulkasku gak ada."

"Jangan nawarin kalo gitu."

Aku merotasikan bola mata lalu asal ambil 2 botol minuman. Langkahku kubawa kembali menuju kasurku, terduduk di bawahnya yang terdapat karpet tebal. Satu botol kusodorkan pada Renjun yang sudah lebih dulu duduk di sana.

"Ngapain sih, Jun?"

Renjun mengalihkan atensi padaku dan menaruh ponselnya.

"Mau nonton drama apa?"

"Kisah Nyata." Kataku lalu mengganti channel televisi ke saluran ikan terbang. Renjun di sebelahku mendengus.

"Ini tuh keren, Jun. Jadi nanti anaknya durhaka sama ibunya trus pas ibunya meninggal, anaknyaㅡ"

"Itu udah tau." 

Aku tertawa pelan, "Aku dikasih spoilernya di grup chat."

Renjun menatapku penasaran.

"Kamu harus nonton pokoknya."

Selanjutnya keheningan menjadi teman kami karena drama yang kumaksud mulai tayang.

"Kok nangis?"

Aku menarik lagi tisu dari kotaknya, mengusap pipiku yang basah. Renjun segera mengambil alih, menarik wajahku agar menatapnya.

"Itu, ibunya kasian. Hiks."

Renjun tertawa pelan sembari mengusap air mataku.

"Kok kamu malah ketawa sih?!"

Renjun menggeleng, "Bisa-bisanya lo jelek gini gua malah gemes." Tangannya menggantikan tisu untuk mengusap pipiku yang lembab lalu mencubit pelan.

Aku ambyar.

**
Lee Jeno

"JENO!"

Aku menutup pintu kamar Jeno agak keras ketika masih menemukan kamar itu kosong tanpa si empunya. Demi Alex, ke mana kembaranku itu pergi sampai malam seperti ini?