Jung Jaehyun ▪ Guru TK (2) ✅

10.9K 1.2K 190
                                    

.

Tepat sebulan yang lalu kami, ah maksudku aku, Diva, dan Pak Jaehyun pergi makan malam bersama untuk yang pertama kali. Dan sejak saat itu aku dan Pak Jaehyun lebih dekat, menurutku sih begitu.

Hampir tiap hari saat aku mengantar Diva pergi sekolah, aku pasti bertemu pria berlesung pipi itu. Dia tersenyum hangat padaku, tentunya dibarengi dengan sapaan-sapaan kecilnya yang mengundang kupu-kupu artifisial menari dalam perutku.

Namun sejak pandemi, sekolah Diva meliburkan anak didiknya dan membuat aku tidak pernah bertemu lagi dengan Pak Jaehyun. Bagusnya, komunikasi kami tetap lancar walau hanya sesekali dalam sehari sekadar 'selamat pagi' 'semoga harimu menyengkan' atau 'saya kangen Diva' dan lainnya yang sejenis dengan itu.

Liburan kali ini kami habiskan untuk mencoba resep kue baru. Iya kami, aku dan Diva maksudnya. Berbekal video tutorial di youtube, aku mengocok adonan sesekali mengalihkan atensi pada layar ponselku.

Aku bergumam, "Masukkan tepung terigu.. ehm berapa banyak ya tadi?"

Di seberangku, Diva duduk dengan tenang di baby chair miliknya. Tangannya memegang sendok sayur besar yang entah ia dapat dari mana.

"Tante Mama, sudah? Diva bosan."

Kualihkan atensi pada Diva yang sedang menguap lebar. Dia meletakkan sendok sayurnya, kurasa dia benar-benar bosan karena tiap hari kami bereksperimen resep kue atau makanan.

"Diva bosan, ya? Yaudah, yuk Tante Mama anterin ke kamar."

Aku langsung  mematikan mixer dan mencuci tanganku setelah melihat sorot lelah dan bosan Diva.

Dia menggeleng lemah, "Mau Om Papa, kangen.."

Aku terdiam seketika. Bahkan air keran yang masih mengucur membasuh tanganku terhiraukan. Jelas aku bingung mau menjawab apa.

"Tante Mama, kenapa Diva gak boleh ketemu Om Papa di sekolah lagi?"

Kumatikan keran air lebih dulu lalu mengeringkan tangan.

Bergerak mendekati Diva, kuhela napas panjang dan mulai menjelaskan selembut mungkin.

"Bukannya gak boleh, Sayang. Tapi di luar sana lagi banyak virus. Nanti Diva sakit kalau keluar-keluar gitu." Kataku sambil mengelus pelan surai legamnya, memberi pengertian.

Diva menghela napas lalu cemberut, ia membuang pandangannya dariku dan melipat tangan depan dada. Sekonyong konyong baru kali ini dia ngambek seperti ini.

"Pokoknya mau sama Om Papa!"

Aku meringis kecil tak tahu harus bagaimana lagi. Tak kualihkan pandangan dari Diva yang masih saja bersedekap dada seperti itu.

Lalu tiba-tiba ponselku berdering, ah itu panggilan video. Kulirik layar ponselku dan terpampanglah foto Pak Jaehyun, Dewi Fortuna sedang berbaik hati padaku. Kuraih ponsel dan menerima panggilan video tersebut.

"Halo, assalamualaikum?"

"Waalaikumsalam, Pak."

Dia tersenyum manis di sana yang membuatku mati-matian menahan senyum juga.

"Gimana hari ini?"

"Alhamdulillah, semuanya berjalan baik--"

"Tante Mama!"

Sentakan itu membuatku kaget dan langsung mengalihkan pandangan pada Diva. Kulihat gadis kecilku itu makin cemberut parah, genangan air di pelupuk matanya terlihat jelas.

"Loh? Diva kenapa?"

Aku langsung mendekat pada Diva. Mengabaikan Pak Jaehyun yang ternyata penasaran di balik layar 6 inchi, ponselku,  yang kuletakkan secara reflek di meja dapur.

NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang