.
Matahari mulai meninggi, tapi hingga saat itu Uchan dan Ayi tak mendapati bengkel akan buka. Ayi sudah mengeluh sejak tadi, Uchan hanya diam dengan wajah yang terlihat pasrah. Entah ide dari mana, Sang Adam lekas mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang dan beranjak dari duduknya beberapa saat kemudian.
"Gua cabut dulu."
"Terus motor gua gimana di sana?" Gumam Ayi yang didengar Uchan sesaat sebelum ia bangkit.
"Gua yang ambil, elah. Tenang aja." Katanya sebelum meraih helm Ayi dan tas hitamnya di meja.
Ayi tak merespon banyak, ia hanya mengangguk. Apa saja yang penting motornya tidak hilang atau ia akan dicoret dari Kartu Keluarga.
"Hati-hati ya bawa Oyo, hatinya rapuh."
Uchan mendengus pelan lalu terkekeh, "Itu cuma motor, Yi."
"Oyo itu pacar gua, tauk! Kemana-mana sama gua." Uchan menggeleng tak habis pikir lalu beranjak dari sana.
"Hati-hati, awas diculik om-om." Pesan jenaka Uchan.
"Gapapa yang penting banyak duit." Jawab Ayi asal membuat Uchan yang belum jauh melangkah berbalik untuk menoyor kepalanya.
"Halah! Nanti diunboxingㅡ"
"HEH, MULUT!" Ayi melotot tajam pada Uchan yang langsung ngacir dengan tawa kerasnya.
"AHAHA TUNGGUIN, YAAA." Ucapan terakhir Uchan menjadi suara terakhir yang Ayi dengar sebelum menelungkupkan wajahnya di meja lagi.
Dan begitu saja. Ayi ditinggal di tempat, sendirian. Sejam berlalu dan Ayi masih di tempatnya. Yang berubah hanya kegiatan yang ia lakukan, mulai dari scrolling instagram, membaca thread, sampai yang paling baru adalah benar-benar tertidur dengan mulut yang sedikit terbuka. Awalnya begitu, hingga sebuah suara rengekan khas anak kecil dan suara dehaman berat khas om-om seperti yang dibicarakan Uchan tadi membuyarkan mimpi Ayi seketika.
Tangan kirinya reflek mengusap aliran air bak sungai kecil dekat area mulutnya, "Suara siapa tuh?" Gumamnya setengah sadar.
Perlahan nyawanya terkumpul berbarengan dengan datangnya sepasang manusia berbeda usia di dekat Ayi yang masih dalam keadaan siaga.
"Jangan-jangan.."
"Permisi."
Ayi kontan menegakkan badan ketika mendengar suara berat khas lelaki dewasa memasuki indra pendengarannya.
"Anjir, om-om beneran!" Batinnya panik. Saking paniknya sampai ia lupa menoleh untuk melihat orang yang berbicara barusan. Tubuhnya menegang kaku.
"Permisi?"
"Iㅡiya." Katanya sambil menoleh setelah kesadarannya terkumpul kemudian.
"Anjir, oom nya cakep banget." Batin sang gadis kegirangan, sedangkan ia sudah terperangah di tempat.
"Gentari, ya?"
"Iya. Oㅡom siapa ya?"
Lawan bicara Ayi tertohok, batinnya berkecamuk ketika dipanggil om oleh sang pujaan hati.
"Om. Dia panggil gua om."
"Jangan panggil saya om, dong. Saya gak pernah nikah sama tante kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/207107370-288-k101119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT as
Fanfictionft. NCT Karena kita sama-sama suka halu. pict cr to owner. Start : 27 11 '19