Lee Dong Hyuck

10.2K 1.1K 117
                                    

Happy NCTZen day!🌱💚
.
.

Aku duduk dengan tenang menonton Haechan yang entah sedang melakukan kekerasan apa lagi pada Bombi.

Btw, Bombi itu motor Beat milik Haechan yang dimodifikasi sedemikian rupa, dengan banyak tempelan sticker Jakmania di body motor.

"CHAN?! HAHAHA."

Aku tergelak hingga sakit perut. Di depanku Haechan melotot kesal dengan wajah seramnya, yang sama sekali tidak menakutkan. Menyebabkan aku terus tertawa hingga sakit perut.

"Ambilin lap, kek, atau apa, kek. Jelek bener adat lu jadi temen."

Aku dengan sisa-sisa tawaku berlari masuk rumah Haechan, mengambil lap dari dapur lalu kembali lagi ke garasi. Setengah menahan tawa aku memberi lap pada Haechan yang wajahnya belepotan oli motor.

"Kok bisa sih, Chan? Pfft."

Dia memberengut kesal.

"Elapin, kek. Kaga liat lu tangan gua belepotan gini?"

Aku merengut, mengambil balik lap dari tangannya. Lalu setengah hati aku ikut jongkok di depannya dan mulai mengelap wajahnya.

"Tunggu!" Katanya.

Aku pura-pura tak mendegar dan tetap mengelap wajahnya dengan sedikit kekuatan ekstra.

"BAU BAWANG, ANJIR! LU DAPET DARI MANE?"

Aku kontan menghentikan kegiatan mengelap Haechan, "Dapur."

"Sompret! Lap dapur Enyak ntu!"

Aku mengerjap, "Oh, ya?"

"Anjir, pedes mata gua." Katanya sambil merem melek, kurasa dia benar-benar kepedasan.

Aku kontan tertawa lagi, "HAHAHA ANJIR MAAP, GUA GAK TAU."

Aku meraih lengan atasnya, membawa ia keluar dari garasi untuk ke depan rumah. Lalu berhenti di dekat keran air, kutarik dia agar jongkok lagi.

"Duduk, Chan." Tanpa banyak bicara ia menurut.

Aku memukul kepalanya, "Heh, geble! Jangan duduk betulan, jongkok!"

"Tadi katanye suruh duduk, gimane si lu."

Aku tertawa pelan, "Iya, maap. Typo pembicaraan."

Dia mendengus pelan, enggan merespon dengan ucapan karena dia tau aku selalu menang.

Kuhidupkan keran lalu menarik wajahnya lebih dekat, menadahkan tangan untuk mengambil air yang selanjutnya aku usapkan ke wajahnya dengan pelan sambil menggosok hitam bekas oli di wajahnya.

"Mingkem, Chan!"

Dia melipat bibirnya, "Hm."

Kali ini aku menggosok bekas hitam di wajahnya agak keras. Lalu menyiramnya dengan air lagi.

"Pelan, oy! Masuk idung gua."

Aku berhenti sejenak, lalu menarik hidungnya.

Dia gelagapan lalu memukul pelan tanganku, "HEH!"

"Kan biar gak masuk idung, Chan." Jawabku polos.

"Gak bisa napas, geble!"

Aku tergelak, "Oiya ya."

Kali ini aku hati-hati menggosok wajahnya, sesekali menyiramnya dengan air. Hingga beberapa menit kemudian wajahnya bersih.

Aku mematikan keran air lalu mengusap wajahnya dengan tanganku, lalu terdiam seketika melihat bajunya yang basah.

NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang