17 Februari bersama NCT (berdasarkan peran mereka di season 1)
**
Osaki Shotaro
Aku berdiri di tepi rooftop rumah sakit, menatap kosong langit malam, gelap dan abu-abu karena tertutup polusi. Angin berhembus kencang menusuk kulit mengalahkan dinginnya kulitku sendiri. Bagusnya, aku tak merasakan itu. Bagaimana bisa seorang yang sudah mati merasakan dingin lagi? Ya, jelas tidak bisa.
Lalu, kejadian sore itu terputar lagi.
Melihat Shotaro bersimbah darah tanpa bisa menolongnya sangat mengiris hatiku. Meskipun aku ingin dia selalu bersamaku, tapi aku tahu ini belum waktunya. Aku tak boleh seegois itu. Bagiku, harusnya dia menghabiskan waktunya di dunia sampai tiba saatnya kami bersama lagi.
Aku menatap tubuh Shotaro kosong. Aku harus menjaga dirinya dari banyak arwah yang menanti untuk memasuki raganya yang lemah. Lalu tak habis pikir, kenapa keluarganya sama sekali tak menunggunya di sini. Ternyata dia sama kesepiannya sepertiku.
"Taro, kamu harus bangun." Lirihku di samping tubuhnya yang tertidur dengan segala alat kesehatan menancap di tubuh ringkihnya.
Aku memejamkan mata sejenak lalu mengalihkan atensi pada arwah lelaki berupa jelek yang baru masuk, arwah itu tersenyum. Senyum menyebalkan yang kubalas dengan tatapan tajam.
"Dia milikku." Katanya yang membuat aku geram seketika. Tak peduli dia lebih dulu mati yang berarti dia lebih senior daripada aku.
"Yang sudah mati tidak bisa hidup lagi, Pemimpi." Ucapku. "Em, tapi bukannya yang sudah mati tidak bisa tidur lagi, ya? Yah.. artinya kau tidak bisa bermimpi, dong? Oops!" Aku tersenyum remeh, sengaja ingin membuatnya kesal. Dan benar saja, aku berhasil karena setelahnya aura gelap makin menjadi-jadi di kamar ini.
"Dasar arwah bau kencur! Kau berani padaku?!"
Aku bersedekap dada, "Memangnya kenapa aku harus takut? Apa karena wajahmu yang jelek itu? Hm?" Dia menggeram kesal membuat aku tersenyum menang. Kalau saja aku masih manusia, sudah kutampar wajah jelek menyebalkannya itu.
"Kau!" Dia mengangkat tangannya, sontak membuat aku tertarik mendekat ke arahnya. Sialan, aku belum siap.
Dia mencengkram leherku tanpa menyentuh dengan tenaga yang dia punya, membuat aku sangat dekat dengan tubuhnya yang bau busuk. Namun, apa kau penasaran dengan keadaan leherku? Rasanya.. super! Tentu saja ini tak terasa sakit. Ingat kan kalau aku bukan manusia? HAHAHA.
Aku tertawa remeh lalu perlahan melepaskan cengkeraman di leherku dengan tenaga yang kupunya. Dia terlihat kaget.
"Bㅡbagaimana bisa?"
"Roh jahat sepertimu tak pantas menyentuhku." Lalu seketika saja aku menendangnya dengan tatapan mataku. Aku keren, kan?
Dia menghilang di balik tembok. Aku menepuk kedua tanganku seolah ingin membersihkan debu dengan wajah puas.
"Jeuni?"
Aku menoleh kaget pada empunya suara lalu mematung.
Shotaroㅡ Ah, maksudku arwah Shotaro keluar dari tubuhnya! Dia mati sungguhan?!

KAMU SEDANG MEMBACA
NCT as
Fiksi Penggemarft. NCT Karena kita sama-sama suka halu. pict cr to owner. Start : 27 11 '19