Jung Jaehyun ▪ Guru TK (Bonus) ✅

8.2K 1.2K 158
                                    

Karena saya suka keambyaran kalian di chapter sebelumnya, maka ini untuk kalian.

Maaf, tapi sepertinya ini tidak bikin ambyar.

.
.
.

"Let me tell you about something."

Aku mengangguk dengan rasa penasaran. Pak Jae-- maksudku Mas Jaehyun tersenyum simpul lalu menegakkan duduknya.

"Sebelumnya, gak ada yang mau kamu tanya?"

Aku sontak menggeleng karena aku terlalu penasaran dengan apa yang mau diceritakan olehnya.

"Okay then,"

"Susunya udah kamu kasih ke Diva?"

Aku melotot, "Oh, ya, lupa!"

Aku langsung berlari kembali ke dapur, secepat kilat membuat susu tanpa memerhatikan keselamatan jiwa raga kami--oke maaf aku berlebihan.

"Pelan-pelan." Katanya, dia sudah berdiri di depanku sekarang.

"Awas itu air-- astaga!"

Panas langsung menjalari tanganku yang terciprat, atau lebih tepatnya tersiram air panas.

Mas Jaehyun menarik tanganku ke wastafel dan menyiram tanganku dengan air keran yang mengalir.

"Kamu gakpapa?"

Aku hanya menggeleng, terlalu terkejut.

Dia mematikan keran lalu beralih meniupi punggung tanganku yang tadi terkena air panas.

"Di mana salepnya?" Tanyanya sambil menatapku.

Aku tergagap, benar-benar merasa dia adalah makhluk Tuhan yang paling tampan dari jarak sedekat ini. Ya Allah kenapa malah salah fokus begini?

"Pa-- Mas, aku gakpapa."

Dia mengerutkan dahi, "Kasih tau aku di mana salepnya,"

Aku meringis takut, "Aku gak punya--"

Dia berhenti meniupi tanganku, "Seriously? Kamu-- hhh nevermind."

Aku tau dia sedang berusaha menutupi emosinya, dan aku terkejut dengan itu. 

"Mas.."

"Habis ini kita ke rumahku." Katanya.

Kemudian ia beralih untuk menggantikanku membuat susu. Sebenarnya tinggal menuang air dalam gelas dan mengaduknya.

Aku melotot kaget, "Apa? Mas--"

Kenapa malah ke rumahnya?

"Kamar Diva di mana?" Katanya tanpa menatapku.

Aku menghela napas pelan. Kutahu dia sedang marah, dan untuk pertama kalinya aku tahu dia begini.

"Sebelah sana, pintunya warna pink."

Tanpa berkata-kata lagi dia pergi ke arah yang kutunjuk. Lalu kembali 2 menit kemudian.

"Ayo!"

Tetapi aku tidak beranjak untuk mengikutinya.

"Mas.."

Dia menghentikan langkahnya lalu berbalik untuk menatapku.

Aku menatapnya dengan keyakinanku yang penuh, "Aku gakpapa, ini gak separah yang kamu kira. Airnya gak sepanas itu, kok."

Kulihat dia menghela napas panjang dan menghampiriku.

"Mas, aku gak mau ninggalin Diva sendirian."

NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang