Jeong Sungchan ▪ Teman Les

7.4K 1K 76
                                    

.

Petang ini hujan turun lagi. Sejenak aku memandang kosong pasukan air yang jatuh ke bumi itu, lalu menutup mataku. Hatiku agak getir karena terbawa suasana.

Suasana itu..

Ketika bau kuah Indomie kari ayam merasuk dalam indera penciuman, dengan diiringi bgm suara hujan.. lalu-

"Kok belum pulang?"

Aku terperanjat dan sontak menoleh, menemukan seonggok manusia setengah tiang yang berdiri di sampingku kini, lengkap dengan jaket denim dan tas hitamnya. Aku agak merutukinya dalam hati, karena dia hampir saja aku menjatuhkan ponsel di tangan.

Sang tersangka pembuat aku jantungan malah tertawa.

"Sorry. Kaget ya?"

Aku tersenyum canggung. Jujur aku bingung harus merespon seperti apa karena aku tak mengenalnya. Meskipun wajahnya sering kulihat di kelas sebelah.

"Sungchan." Katanya sambil mengulurkan tangannya yang terkepal.

Ragu, kuulurkan kepalan tanganku juga. Dia menyambutnya dengan membenturkan pelan kepalan tangan kami.

"Gua-"

"Saya tau nama kamu." Potongnya.

Mulutku tak jadi menyebut nama, "Oh.. oke."

"Jadi, mau kuliah di mana?" Tanya Sungchan dengan senyum simpulnya.

"UGM." Jawabku.

"Loh? Bisa samaan gini!"

Aku tersenyum paksa, "Hehe iya."

Setelahnya kami hening. Hanya suara murid les lain dan hujan yang mengisi keheningan kami.

"Kamu gap year juga?" Tanyaku ketika tak sengaja memperhatikan busananya yang tidak memakai seragam seperti murid les yang lain, sama sepertiku.

Dia mengangguk, "Sama lagi ya? Jangan jangan jodoh, nih! Hahaha."

Aku hanya tersenyum lalu mengalihkan atensi pada hujan yang mulai mereda dan langit yang menggelap. Sontak melihat jam di tangan. Lalu hembusan napas berat refleks keluar, mengetahui aku pasti pulang kemalaman, bis terakhir sudah lewat 7 menit yang lalu.

"Udah malem, mau bareng?"

Aku dengan cepat menoleh, "Nanya gua?" Tanyaku ragu.

Dia mengangguk, "Memangnya mau siapa lagi."

"Gak usah, gua bisa naik ojol." Tolakku. Tentu saja aku merasa tak enak karena kami baru kenal.

"Serius? Udah malem, loh. Bahaya perempuan naik ojol malem gini."

Aku meringis sambil memutar-mutar ponselku, dalam hati menyetujui ucapannya walaupun ragu menyergap.

"Saya gak bakal apa-apain kamu, kalo kamu takut itu." Katanya lagi dengan senyum teduh yang sangat meyakinkan.

Aku mulai luluh melihat senyumnya.

"Oke. Gua nebeng lo."

Dia terlihat menyunggingkan senyum puas.

"Yuk!" Katanya lalu beranjak lebih dulu ke parkiran, aku mengekor.

"Kamu bawa jaket?"

Aku menggeleng untuk menjawabnya.

"Yaudah, pake punya saya aja." Katanya sambil melepas jaket denim yang melekat di badannya. Aku sontak melotot dan menahan tangannya yang hendak melepas jaket.

NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang