Seo Johnny

16.7K 1.4K 26
                                    

.

"Dek, dicari Johnny tuh di depan!"

Teriakan Mama tadi membuat aku yang sedari tadi bergulat dengan guling menjadi terhenti, melirik layar ponsel yang tidak ada notif apapun dari nama yang tadi Mama sebutkan membuat aku mengerutkan dahi.

Tumben gak chat dulu.

"Kenapa, John?"

Johnny yang tadinya bermain dengan Gigiㅡkucingkuㅡ mengalihkan perhatiannya padaku yang kini berdiri menjulang di depannya yang sedang jongkok dekat kandang Gigi yang baru saja dikeluarkan untuk dibersihkan.

Johnny berdiri, "Ikut gue, yuk!"

"Kemana? Mager, ah, gue mau rebahan aja." Kataku sambil bersandar pada dinding.

Dia berdecak lalu menggelengkan kepala sok dramatis, "Lo itu gadis jangan mageran, nanti jodoh lo menjauh nah tau rasa."

Aku menguap di depannya sebelum merespon lagi, "Capek gue, elah. Baru bisa tidur tadi subuh, bukannya mager tapi capek."

"Padahal mau diajak makan enak." Katanya dengan lirih tapi aku masih bisa mendengarnya.

Aku mengerjap, "Hah? Gimana gimana?"

Dia mengangkat bahunya sok tidak peduli, "Gak jadi, deh, kan lo gak mau."

Aku memukul bahunya agak keras.

"Yang bener, dong! Kalo ngajak tuh yang niat!" Aku malah kesal sendiri.

"Ya lagi pula lo nya gak mau, yaudah."

Aku beringsut tegak, "Yaudah." Kataku final lalu masuk ke dalam rumah lagi.

"Eh, bentar!" Katanya sambil menarik ujung bajuku.

Aku berbalik, menatapnya jengah, "Apa lagi?"

"Temenin gue cari kamera, dong. Ya ya ya?" Mimik wajahnya sok imut, buat aku tambah kesal.

"Tadi katanya gak jadi! Gimana, sih?!"

Dia malah nyengir, menampilkan barisan gigi rapinya.

Aku berdecak kesal melihat responnya, tapi tak urung mengiyakan juga.

"Yaudah, gue mandi dulu!"

"Jangan lama lama ya, beb!"

Aku bergidik ngeri, "Geli, woy!"

***

Aku melirik Johnny yang serius menyimak kata-kata si penjual yang menjelaskan tentang kamera yang akan dia beli.


Setengah mati menahan agar mulut ini tak melebar karena sejak tadi aku menahan menguap sampai mataku berair dan hidungku kembang kempis.

"Yuk, by!"

Aku tersentak kaget. Reflek kupukul lengannya agak keras.

"Kaget, bodoh." Kataku pelan namum penuh penekanan. Dia malah tertawa kecil.

"Sorry,"

Melihatku yang masih bergeming, ia menarik tanganku, "Ayo buruan."

Aku pasrah saja ditarik dia.

"Laper kan lo? Mau makan di mana?" tanyanya sambil membuka pintu toko yang tadinya tertutup, matanya sambil melirik aku yang masih menahan kantuk.

"Terserah,"

"Dasar cewek, kalo jawab terserah terserah mulu,"

Aku melotot tak suka. Sebelum aku membalas ucapannya, dia lebih dulu memotong.

"Makan di pinggir jalan mau?"

"Terserah. Yang penting jangan di tengah jalan, gue takut ketabrak."

Dia tertawa mendengar banyolan tak bermutu dariku.

"Bisa aja lo ngelawaknya, njir." Katanya lalu tertawa lagi. Aku menatapnya heran.

Lucu dari mananya, sih?!

"Nih, pegangin dulu kamera gue."

Aku mengambil plastik berisi kamera yang terbungkus kotak dari tangannya.

Setelah memakai helm, dia menatapku dan menyerahkan helm lainnya padaku.

"Naik!"

Gak disuruh gue juga naik, kali.

"Pegangan!"

Aku membenarkan posisi helm yang kupakai, "Ha?"

"Pegangan. Gue gak mau tetangga yang paling gue sayang jatoh di jalan,"

"Ribet mungutnya."


Oke aku hampir tersentuh. Tetapi setelah mendengar lanjutan ucapannya membuat aku setengah mati menahan untuk melayangkan plastik isi kamera baru milik Johnny pada kepala sang pemilik.


"SIALAN LO!"

***

"Bisa aja lo ngelawaknya, njir hahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bisa aja lo ngelawaknya, njir hahaha."

Seo Johnny, tetangga sialan yang baiknya kadang juga buat sial karena bikin baper keterusan.

NCT asTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang