LH[39]

1.4K 94 1
                                    

HAPPY READING ♥️♥️♥️

LARA updet lagi nih, ada yang seneng gak? Ada lah ya

Kalo seneng vote-nya mana?

Komennya juga ditunggu loh

🌟🌟🌟

Akankah kepercayaan ku membawa kehancuran?

🎗️🎗️🎗️


Samudra, apa yang sebenarnya dia inginkan? Ia menggantung ku dalam jangka waktu yang lama. Memberikan harapan-harapan kecil. Membuai ku agar bergantung padanya.

Aku tidak mengerti dengan pola pikirnya. Jelas-jelas, ia terlihat sangat menyayangi atau bisa saja mencintai Shienna. Lalu, untuk apa hubungan pertunangan kami. Hanya status belaka.

GILA

Aku mulai gila memikirkan hal itu. Sebenarnya kejadian apa yang terlewatkan oleh ku? Bagian mana dari kelakuannya yang tidak dapat ku lihat?

Apa yang sudah ku lewatkan?

Apakah Samudra sejenis lelaki playboy? Ia mencintai Shienna dan menginginkan pertunangannya dengan ku tetap berjalan. Fix, aku benar-benar gila sekarang.

Aahhh...jangan bilang sebenarnya Samudra menolak pertunangan kami. Tapi, ia tidak bisa melakukan keinginannya karena orangtuanya. Maksud ku ia tidak bisa menolaknya seperti, dipaksa mungkin.

Berarti selama ini Samudra terpaksa?

Apa benar begitu? Lalu, apa arti ucapannya ketika, ia menyematkan cincin emas putih ini pada jari manis ku? Apakah hanya bualan semata?

Aku menggigiti jari kuku ku gemas. Berbagai pertanyaan, jawaban, dan perkiraan menyeruak dalam benak ku. Kepala ku sangat penuh oleh spekulasi tentang sikap Samudra.

Menangis adalah satu-satunya hal yang sangat ingin kulakukan sekarang. Bukannya apa, dari semua spekulasi yang berputar-putar itu. Aku dapat menarik kesimpulan bahwa Samudra tidak mencintai ku. Artinya perjuangan ku tidak terlihat olehnya.

Aku menepuk dada ku yang berdenyut nyeri. Rasanya sangat sesak. Aku benci kembali menjadi pihak yang tersakiti. Apa boleh buat, salah diri ku yang jatuh lebih dulu?!

"Yo Sandra!!!" seruan kencang itu menyentak ku dari lamunan.

Aku menoleh ke arah asal suara. Mendapati seorang lelaki yang sangat ku kenal. Ia tersenyum lebar melihat ku.

"Ngapain disini sendirian? kek jomblo aja Lo" ucapnya seenak jidat seraya mendudukkan dirinya di kursi yang menghadap ke arah ku.

"Berisik, pindah sono!" balas ku ketus dengan kaki mendorong-dorong kursi yang didudukinya.

"Caelah ngambekkan Lo, lagian beruntung ada cowok ganteng mau nemenin juga" ucapnya seraya mengedipkan sebelah mata. Aku berpura-pura muntah mendengar ucapan kelewat percaya diri itu.

"Ganteng dari jamban" gumam ku pelan. Aku meraih sisa cokelat panas ku dan menghabiskannya dalam sekali tegukan.

Aku hendak memasukkan ponsel ke dalam sling bag ketika, suara di depan ku menghentikannya. "Mau pulang aja Lo belum malem juga kek anak perawan aja"

"Eko setan emang" ku tabok wajah tanpa dosa Eko sekuat tenaga menggunakan tas.

Enak banget mulutnya kalo ngomong. Iya, kalau yang denger ngerti tuh omongan cuma candaan, gimana kalo nggak?

Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang