HAPPY READING ♥️♥️♥️
Jatuh ke dalam pesona mu bukan hal yang sulit bagi ku
Bahkan ketika kamu bersikap cuek sekali pun
Aku tetap terpesona
Begitulah orang yang sedang jatuh cinta🎗️🎗️🎗️
Keramaian langsung menyambut kedatangan ku dan Bagas. Suasana meriah begitu terasa. Dari tempat ku berjalan ini, dapat ku lihat sebuah kue bertingkat setinggi anak berusia 9 tahun.
Beberapa orang menyapa ku dan Bagas. Kami berdua yang datang dengan bergandengan menyedot atensi beberapa tamu.
Kami jarang terlihat pergi bersama. Sehingga, banyak kabar buruk mengenai kedekatan ku dengan kedua saudara se-ayah-ku ini. Padahal yang sebenarnya tidaklah seperti itu. Hanya saja kami punya aktivitas masing-masing.
Sebuah lambaian tangan dari sosok wanita paruh baya yang terlihat sangat cantik yang ku kenal membuat ku, menarik lengan Bagas ke arahnya.
"Malem Tante" sapa ku pada sosok Tante Riza aka Mama Reza. Aku memeluk tubuh rampingnya singkat.
"Malem Sandra, kamu terlihat sangat cantik seperti biasa" ucap Tante Riza disertai senyum anggunnya.
Aku tersenyum malu mendengar pujiannya. Wanita ini memang murah hati. "Ah, Tante bisa aja, Tante juga makin cantik aja loh, oh ya ini adik Sandra, Bagas" aku menyentuh pundak Bagas disertai sebuah senyum bangga. Untuk alasan yang tidak ku mengerti, aku selalu bangga memperkenalkan Bagas kepada orang-orang yang mengenal ku secara profesional.
Bagas bergerak mencium tangan Tante Riza. Wanita paruh baya ini tersenyum seraya menepuk pundak Bagas sekilas.
"Wah Bagas kamu ganteng banget, ada minat jadi model seperti kakak kamu, gak?" tanya Tante Riza disertai tawa diakhirnya.
Aku tertawa mendengar pertanyaan itu. Mana mau Bagas menjadi model. Adik ku ini terlalu kaku dan tidak terlalu suka difoto.
"Tante bisa aja, dateng sama siapa, Tan? Gak mungkin sendiri dong soalnya, aku denger Om baru pulang?" aku menaikkan sebelah alis, menggoda Tante Riza yang tertawa pelan.
"Sama pasangan dong, tuh liat Om kamu lagi ngobrol sama siapa coba?" Tante Riza menunjuk lurus ke belakang punggung ku.
Aku dan Bagas sontak menoleh dan menemukan Papa dan Bunda yang tengah berbincang dengan seorang pria paruh baya bertubuh sedikit gempal. Tidak lupa dengan Kak Erika diantara mereka.
Aku menggigit bibir ku. Tiba-tiba menyesal mendatangi Tante Riza. Aku tidak ingin terlibat ke dalam percakapan itu.
Bagas mengusap pundak ku. Aku hanya mampu mengangguk pelan. Lalu, kembali memutar tubuh ku ke arah Tante Riza.
"Yuk kesana, biar Tante kenalin" aku hanya mampu mengangguk membalas ajakan semangat Tante Riza.
Tidak sanggup menolak keantusiasan Mama Reza. Belum lagi tangan Tante Riza yang tahu-tahu sudah menggandeng lengan ku. Menarik ku mendekat ke arah suaminya.
Aku menoleh ke arah Bagas yang berjalan di belakang ku. Adik ku itu mengulas sebuah senyum menenangkan. Seolah berkata bahwa Papa tidak akan menyakiti ku dihadapan relasinya.
Aku menghembuskan napas sepekan mungkin.
"Mas liat aku bawa siapa?" ucap Tante Riza begitu kami sampai.
Suami Tante Riza menatap penasaran ke arah ku. Berbeda dengan Papa, Bunda, dan Kak Riza.
"Eh, Sandra udah dateng" ucap Bunda seraya tersenyum. Sedangkan, Papa terlihat acuh tak acuh melihat kedatangan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen Fiction* FOLLOW ME FIRST❤️❤️❤️ *[DON'T COPY MY STORY!!!] *[DON'T BE SILENT READER!!!] Apakah aku tidak terlihat hingga terus diacuhkan? Apakah aku tidak berharga hingga terus dikorbankan? Aku disini, berdiri diantara kalian yang selalu mengacuhkan. cove...