LH[13]

1.5K 123 1
                                    

Apakah ketakutan ku tak berarti apa-apa bagi mu?
Apakah selama ini kamu hanyalah seorang pengamat?
Hingga tak dapat merasakan kesakitan yang kurasakan.

🎗️🎗️🎗️

Sebuah pelukan tiba-tiba Samudra dapatkan. Cukup kencang sampai lelaki ini mundur beberapa langkah. Tubuhnya masih kaku layaknya patung. Sedangkan, gadis mungil yang mendekapnya terlihat sangat gembira menelusup kan wajahnya pada dada bidang Samudra.

Aku masih bergeming, menatap tautan tangan yang terlepas. Sangat bingung dengan situasiku saat ini. Jantungku berdegup kencang dengan ritme yang menyakitkan.

Siapa perempuan ini?

Selama mengenal Samudra, aku telah melihat seluruh anggota keluarganya. Anggota keluarganya yang berada diluar kota bahkan yang luar negeri pun aku kenal. Lalu, siapa gadis ini? Apakah dia orangnya? Orang yang membuat Samudra enggan menerimaku sepenuhnya. Kenapa begitu cepat? Rasanya baru semalam aku berada dipelukan lelaki ini. Tapi, sekarang aku harus rela melihat tunangan ku memeluk gadis lain.

Aku cemburu. Situasi ini sangat menyakitkan dan menjengkelkan untuk ku. Terlebih saat Samudra membalas pelukan gadis itu sama eratnya. Aku mengepalkan kedua tangan seraya menghembuskan napas berat.

"Sweet hug, huh?" ucap ku sarkatis yang langsung membuat sepasang remaja itu melepaskan pelukannya.

"Oh maaf, kakak siapa? Temennya Kak Samudra, ya? Aku...."

"Shienna, dia Sandra dan Sandra gadis ini Shienna" potong Samudra dengan nada datar. Raut wajahnya pun demikian, seolah tidak terjadi apa-apa. Seolah tindakan gadis ini atau pun dirinya merupakan suatu kebenaran.

Aku tersenyum miris. Kenapa aku merasa Samudra takut gadis mungil ini tahu siapa diri ku sebenarnya? Untuk pertama kalinya, aku melihat tatapan tajam itu goyah.

Jadi begini rasanya

"Hallo kak Sandra, aku Shienna murid baru disini" ujar Shienna ceria, seraya mengulurkan tangannya. Sebelah tangannya masih bergelayut di lengan Samudra.

Aku terdiam menatap uluran tangannya. Lalu, beralih menatap tangan mungil yang melingkari lengan Samudra. Aku tahu sikapku sangat kekanakan, tapi tolonglah. Aku benar-benar tidak menyukai sikap gadis mungil ini.

"San!" aku menatap Samudra yang memanggil namaku dengan nada memperingati. Ingin menangis rasanya.

"Lo siapanya Samudra?" tanya ku tanpa menghiraukan peringatan Samudra. Kali ini, aku mengangkat wajahku yang sedari tadi sedikit menunduk. Menatap penuh gadis bernama Shienna. Postur wajahku yang sinis sepertinya menambah kesan tidak suka yang sangat kentara.

"Sandra!!!" aku tersenyum sinis melihat tangan mungil yang sedari tadi kuhiraukan mengelus lengan Samudra. Menenangkan lelaki yang seharusnya masih berstatus tunangan ku.

"Aku...aku...eh kakak...KAK SANDRA YANG SELEBGRAM ITU KAN!!!" aku tidak bereaksi apa pun mendengar pekikan antusiasnya yang mengenali diri ku. Tidak seperti biasa saat bertemu dengan orang-orang yang mengenaliku. Sebegitu hebatnya Samudra memengaruhi tingkah laku ku.

"Iya bener kakak, Kak Sandra yang itu, wah aslinya kakak lebih cantik ya, aku fans kakak loh, aku selalu beli baju-baju yang kakak endorse-in" aku tetap diam, entah kemana perginya Sandra si gadis ramah. Aku tidak suka dengan sikap ku, tapi aku lebih tidak suka dengan gadis ini.

"Gue tanya Lo, siapanya Samudra" ucap ku dengan tekanan pada setiap kata.

Dapat ku lihat rahang Samudra mengeras. Aku tidak pernah mengabaikan peringatannya.

Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang