HELLO, GUYS!!!
LARA'S BACK
Enjoy it💕💕💕
HAPPY READING ♥️♥️♥️
Apakah aku terlalu serakah?
Meminta mu menetap hanya untuk ku
Apakah aku terlalu berharap?
Meminta mu menatap hanya ke arah ku🎗️🎗️🎗️
Pulang bareng Samudra dan Shienna, ditambah gertakan ku tadi pagi merupakan perpaduan yang komplit meningkatkan kemalasan dan hancurnya mood. Tapi, mau bagaimana lagi? Jena baru mengantar motor ku sore ini. Sahabat ku itu diantar oleh kakaknya dan pulang bersama Fadil.
Wajah ku tertekuk. Aku tidak mempedulikan Jena yang menyenggol-nyenggol bahu ku.
"Lo pulang sama Eko aja San kalo gak mau pulang bareng Samudra ama dedemitnya itu" ucap Jena memberikan saran. Aku mendengus.
"Please deh, liat gue jalan, ada Eko nya gini aja orang udah pada julid lah apa kabar kalo kita pulsek bareng, no way" balas ku yang menyambut tawa keempat makhluk tak berperasaan, yang tengah berjalanan beriringan dengan ku menuju parkiran.
"Astaga San, segitu takutnya Lo digosipin bareng gue" ucap Eko dengan raut wajah teraniaya.
"Abisnya gak worth it digosipin bareng Elo" aku mengibaskan surai kecoklatan ku, sombong. Reza dan Fadil tertawa renyah.
"Hina aja terus hina, terus pengennya digosipin sama siapa biar worth it?" aku mengendikkan bahu, malas menanggapi pertanyaan tidak bermutu dari Eko.
"Sama Angkasa aja, San, gue jamin Lo langsung jadi tranding topic of the years!!!" seru Reza dengan volume suara melebihi toa.
Aku menatapnya penuh permusuhan. Jantung ku berdegup kencang. Takut-takut mereka tahu suatu hal tentang pertemuan-pertemuan tak terduga ku dengan Angkasa. Aku menggigit pipi bagian dalam pelan. Hingga manik mata ku bertemu dengan Eko. Terlihat lelaki itu tersenyum tipis.
GOD!!!
I WAS FORGET SOMETHING!!!
Masih ingat ketika, Angkasa mengajak, oh tidak-tidak, lebih tepatnya memaksa ku bolos sekolah. Saat itu ada Eko di warkop tempat Angkasa menitipkan motornya. Mereka juga terlibat sedikit perseteruan.
Astaga!!! Bagaimana aku bisa melupakan kejadian itu? Aku kembali melirik Eko yang terlihat biasa saja. Aneh. Eko tidak pernah membahas atau menyinggung-nyinggung kejadian waktu itu.
Aku menjadi gelisah. Apa Angkasa mengancamnya? Benarkah? Sepertinya kapan-kapan, aku harus menanyakan hal ini pada Angkasa. Atau, aku bertanya pada Eko saja. Hell no, bagaimana kalau Eko balik bertanya macam-macam. Harus menjawab apa aku nanti?!!
"San, tuh Samudra udah anteng di depan mobilnya!" seru Jena seraya menepuk pundak ku.
Mata ku mengerjap beberapa kali. Aku mengedarkan pandangan dan benar saja mendapati Samudra yang bersandar pada kap mobilnya.
Subhanallah, gantengnya!!!
Tunangan ku itu terlihat seperti model majalah otomotif. Wajar saja banyak mata melirik-lirik ke arahnya.
"Gue duluan bye, hati-hati Je pulang sama Fadil, jangan mau dimodusin kang kardus, see you!!!" Aku berlari ke arah Samudra. Menyelamatkan lelaki itu dari tatapan-tatapan lapar siswi sekolah ku.
Samudra membukakan pintu mobil untuk ku. Aku tersenyum tipis menerima perlakuan gentleman darinya. Dalam hati aku bersorak riang. Samudra dan romantis bukanlah teman akrab. Jadi, nikmati saja selagi lelaki ini sedang ngalus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen Fiction* FOLLOW ME FIRST❤️❤️❤️ *[DON'T COPY MY STORY!!!] *[DON'T BE SILENT READER!!!] Apakah aku tidak terlihat hingga terus diacuhkan? Apakah aku tidak berharga hingga terus dikorbankan? Aku disini, berdiri diantara kalian yang selalu mengacuhkan. cove...