HAPPY READING ♥️♥️♥️
Aku kembali berdiri diantara dua pilihan
Terus maju dan menghindar
Terus maju untuk mempertahankan hubungan
Menghindar untuk mempertahankan hati🎗️🎗️🎗️
Gelap. Itulah jalan yang ku lalui saat ini. Gelap yang menyesakkan. Gelap yang menenggelamkan. Aku kehabisan napas. Sesak.
Aku ingin berteriak. Mengadukan sakit yang ku rasakan. Pada siapa? Pada siapa aku harus mengadu? Orang tua ku membuang ku.
Disini begitu sepi. Sangat sepi hingga aku mampu mendengar hembusan napas ku yang berdengik.
Aku-aku sendirian. Terhimpit di lorong kegelapan. Menggigil kedinginan. Dihujam hujan belati layaknya pendosa. Berdarah dan tak pernah mengering, itulah aku.
Kamu anak yang tidak diharapkan!!!
Saya terpaksa melahirkan mu!!!
Kamu sebuah aib!!!
Kamu tidak lebih dari sebuah kesalahan!!!
Jangan pernah menyusahkan!!!
Jangan pernah menampakkan wajah mu di depan ku!!!
Menjijikkan!!!
Playgirl, player, bitch!!!
Kamu mati rasa, Sandra!!!
Aku menutup telinga sekuat tenaga. Meredam segala suara-suara bentakan yang mengiris hati. Tidak cukup kah kedinginan dan kekosongan yang ku rasakan sekarang? Tidak cukupkah kegelapan yang menyembunyikan ku sekarang? Tidak cukupkah kesendirian yang ku rasakan sekarang?
KENAPA?!!! KENAPA SEMUANYA MENDORONG DAN MENINGGALKAN KU?!! KENAPA?!! APA SALAH KU?!!
Kamu mati rasa, Sandra!!!
Kamu mati rasa!!!
Aku menggeleng lemah. Tidak, aku tidak mati rasa. Aku-aku hanya tidak ingin kembali ditinggalkan. Aku-aku hanya ingin mempertahankannya. Aku-aku...
"San-Sandra!" sebuah sentakan disertai guncangan pada bahu ku menarik nyawa ku.
Linglung. Lemas. Aku mengedarkan pandangan ke sekiling dengan tatapan lelah. Hingga, ku rasakan kehangatan pada kedua pipi ku. Aku membalas tatapan Jena dengan sayu. Dapat ku rasakan keringat sebesar biji jagung dibalik kaos yang ku kenakan.
"Lo, kenapa? Mimpi, apa? Sampe keringetan dan gelisah banget gini, Lo juga nangis, why?" todong Jena beruntun.
Aku menggeleng lemah. Menggumamkan minum, yang langsung diberikan olehnya. Aku meneguk air putih dalam gelas panjang itu hingga setengah. Aku mampu menguasai diri.
Aku melirik jam dinding berbentuk strawberry diatas nakas. Pukul 03.05 WIB. Baru tiga jam aku memejamkan mata dan berakhir dengan mimpi buruk. Amat buruk.
"Tidur lagi, Je" ucap ku seraya kembali merebahkan tubuh. Menarik selimut yang sempat turun.
"San..."
"Mimpi buruk, gue...ketakutan disana, there's no one people, I cried and looks so tired, pathetic" pandangan ku mengawan di akhir kalimat.
"Lupain, kita tidur aja" Jena dengan cepat membaringkan tubuhnya dan memeluk ku erat.
"Lo selalu punya gue, Kak Tera, nyokap ama bokap juga sayang kok sama Lo, you're not alone, Sandra, never!!! We're here as always" ucapnya parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara
Teen Fiction* FOLLOW ME FIRST❤️❤️❤️ *[DON'T COPY MY STORY!!!] *[DON'T BE SILENT READER!!!] Apakah aku tidak terlihat hingga terus diacuhkan? Apakah aku tidak berharga hingga terus dikorbankan? Aku disini, berdiri diantara kalian yang selalu mengacuhkan. cove...