LH[47]

1.9K 147 8
                                    

HAPPY READING💚💚💚

Percayalah
Bahagia dan sedih itu pilihan
Dan, pilihan itu kamu lah penentunya

🎗️🎗️🎗️










Oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh
Oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh

Mata ku terpejam mendengar intro salah satu lagu yang sedang hits.

A broken heart is all that's left
I'm still fixing all the cracks
Lost a couple of pieces when
I carried it, carried it, carried it home

Kini, yang tersisa dari diri ku hanyalah hati yang sudah tak berbentuk. Terlalu parah untuk disebut patah hati. Karena, nyatanya setiap bagian dari hati ku sudah tercerai-berai. Terhempas kesana-kemari.

Memperbaiki? Bagaimana caranya? Disaat aku menggenggamnya begitu erat. Memeluknya dalam dekapan.

I'm affraid of all I am (oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh)
My mind feels like a foreign land (oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh)
Silence ringing inside my head (oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh)
Please, carry me, carry me, carry me home

Aku ketakutan. Takut akan semua hal yang terjadi. Takut akan kegagalan yang selalu menghantui. Takut akan segala kenyataan yang nantinya lebih menyakiti diri ini.

Layaknya berjalan di labirin. Sendirian dan menebak-nebak semua kemungkinan yang terjadi. Karena, semuanya terasa asing.

I've spent all of the love I saved
We were always a losing game
Small-town boy in a big arcade
I got addicted to a losing game

Seumur hidup aku hanya tahu cara mencintai. Menghabiskan waktu ku untuk mencurahkan rasa sayang yang ku harap nantinya terbalaskan. Penolakan baik secara tersirat atau pun tersurat, tak menggentarkan diri. Seolah jika aku berhenti berusaha, aku akan ditinggalkan.

Namun, sekarang aku menyadarinya. Tertampar begitu keras oleh kenyataan. Bahwa usaha itu adalah sebuah rutinitas, suatu hal yang aku biasa melakukannya. Yang sangat aku sadari bila cinta ku pada mereka, sangat menyakiti diri ku sendiri.

Oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh
Oh, oh-oh, oh-oh, oh-oh

All I know, all I know
Loving you is a losing game

Aku tertawa pelan. Membenarkan setiap lirik yang terdengar begitu apik. Satu lagi kebenaran yang kini ku ketahui. Mencintai mereka hanyalah sebuah kekalahan yang pasti.

Sebesar apa pun cinta yang berusaha ku tunjukkan sebesar itulah penolakan yang mereka berikan.

Kini rasa lelah itu semakin menghantui. Mengharuskan ku untuk berhenti. Jika tidak, aku akan rusak lebih dari saat ini.

Aku menopang kepala dengan kedua tangan, menatap hilir-mudik kendaraan. Mata ku mengerjap, melihat sosok serba hitam yang tengah memarkirkan kendaraannya.

"Aish kenapa harus ketemu sekarang sih!!!" gerutu ku, pelan.

Kepala ku menunduk, menutupi sebagian wajah dengan surai dark brown.  Dalam hati aku bergumam agar sosok itu tidak mengenali keberadaan ku. Rasanya canggung untuk bertemu dengannya dalam waktu dekat.

"Gak ada kerjaan" ucapan singkat yang terdengar datar itu membuat ku menggerutu pelan.

Ku angkat wajah ku untuk menatap sosok yang telah berdiri tegap dihadapan ku. "Apa?!!" kata ku, ngegas.

Terlihat sebelah alisnya terangkat. "Ikut gue" ucapan itu disertai tarikan pelan pada tangan kiri ku.

"Eh-eh...sebentar dong Angkasa jangan main tarik-tarik aja, emang gue tali tambang apa?!" Angkasa menghiraukan pekikan ku. Lelaki bermanik hazel terus menarik tangan ku menuju pintu masuk supermarket. Ya, sedari tadi aku memang duduk di kursi depan supermarket. Menikmati suara musik yang diputar disini.

"Angkasa...ish..." Aku menghentak-hentak tangan ku yang ditarik olehnya. Namun, Angkasa tetap bergeming.

"Mau ngapain?" tanya ku, berusaha santai. Walau kini seperti ada yang berbeda dengan diri ku.

"Belanja bulanan"

"Hah!"

Angkasa menghentikan langkahnya di depan tempat penyimpanan troli. Tangan kirinya mengambil salah satu troli dan mulai mendorongnya. Kami kembali berjalan dengan tangannya yang masih memegangi ku.

"Are you deaf ?" aku mendengus pelan mendengar pertanyaannya. Aku menghentikan langkah ku. Mau tak mau, Angkasa turut berhenti berjalan.

"Sendiri bisa, kan? Atau, sama pacar Lo gitu, gue lagi males jalan" ucap ku seraya melepaskan tangan Angkasa dari pergelangan tangan ku.

"ANGKASA, WHAT ARE YOU DOING?!!" aku berjengit kaget dengan kelakuan Angkasa yang tiba-tiba menggendong ku ala bridal style.

Tangan ku tidak bisa untuk tidak memukul dada lelaki satu ini. Astaga, kami jadi pusat perhatian sekarang. Lihatlah seorang ibu-ibu yang berdecak pelan dan menatap sinis ke arah kami berdua sebelum berlalu pergi.

Aku benar-benar malu.

"Angkasa turunin, malu diliat orang" pinta ku padanya dengan nada suara memelas. Angkasa ini sudah ditebak. Bisa-bisa aku dibuat semakin jantungan.

"Jangan macem-macem deh, Angkasa" ancam ku begitu Angkasa sedikit menurunkan diri ku. Tapi demi Tuhan, lelaki ini tidak menurunkan ku agar aku berpijak di lantai. Dia malah mau memasukkan ku ke dalam troli.

Aku melingkarkan tangan ku erat-erat pada lehernya. Tak mau dibuat lebih malu daripada ini.

"Katanya males jalan" jawaban Angkasa sontak membuat ku menggigit bahu lelaki itu. Entahlah rasanya sangat kesal dan bercampur aduk. Membuat ku butuh pelampiasan akan sikapnya.

"Aws..." tanpa sadar air mata ku mengalir begitu saja. Aku menghentikan gigitan ku pada bahu Angkasa. Memeluk leher lelaki ini semakin erat.

Aku terkekeh pelan dalam tangis ku. Suara sesungukan terdengar disela tawa ku.

"Hei..." tegur Angkasa yang sama sekali ku hiraukan. Biarkan saja dia menanggung malu karena ulah ku.

"Angkasa, apa yang harus aku laku-in sekarang? This's to hard and feel so hurt" ucap ku pelan, disela tangis ku. Dapat kurasakan hoodie Angkasa yang basah karena ulah ku. Sialnya, wangi itu tak berkurang sedikit pun.

"Breathe, then" balas Angkasa seraya membenarkan posisi tubuh ku dalam gendongannya. Dapat kurasakan tepukan pelan pada bahu ku.

Aku menangis lebih deras lagi. Tak menghiraukan Angkasa yang mulai berjalan entah kemana. Yang ku tahu aku hanya ingin menumpahkan semua keluh-kesah ku. Hingga nanti, aku dapat bernapas dengan benar.

Ya, bernapas dengan benar...




























🎡🎡🎡

Sabtu, 14 Agustus 2021

Met satnight, guys🎉🎉🎉

Hope you happy and healthy as always...

Don't forget to give your vote-comment...

Jangan jadi pembaca yang sombong, scroll² doang

Satu lagi follow akun ku, Oke🙃🙃🙃

See you😘😘😘

Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang