36. Kembali?
"Lo siapa sih, untung aja Zefa gak dipecat gara gara lo!" pekik Rainike yang ingin sekali menampar wajah sosok wanita yang kini berada di hadapannya itu dan juga Zefa.
Wanita itu tersenyum, dan yap dia adalah Tari. "Kenalin, gue Tari, temannya." kata Tari lalu menunjuk ke wajah Zefa.
"Yah kalo lo temannya kenapa lo tega bikin Zefa hampir dipecat, heh? lo pikir sekolah dokter enak?" pekik Rai tak terima dengan tindakan Tari barusan diruang rapat. Untung saja ada Raihan yang sangat memahami penyakit Zefa sehingga ia bisa menjelaskan secara detail tentang penyakit itu dan tidak membuat Zefa sampai dipecat.
Tari tertawa. "Terus lo pikir kehilangan seorang kakak enak? gak woi apalagi lo tahu kalo alasan kematian kakak lo karena teman lo sendiri."
"Maksud lo apa Tar?" tanya Zefa yang kebingungan.
Tari menepukan tangannya lalu tertawa lagi. "Hebat Zefa, hampir dua belas tahun kita gak ketemu dan lo masih gak tahu kalo Sekala udah meninggal? wah salut gue sama lo."
"Sekala meninggal gara-gara apa Tari?!" tanya Zefa.
"Ya gara-gara lo lah. Dia kecelakaan waktu nyusul lo ke bandara hari itu!" pekik Tari.
Zefa terduduk lemas dilantai dan hal itu dilihat oleh Yeza dari belakang yang sengaja datang untuk membawakan Zefa makan.
"Zefa, kamu kenapa?" tanya Yeza.
"Wah rupanya udah balikan aja nih, padahal waktu itu siapa yang yang maki-maki pacarnya karna tau kalo ayah pacarnya adalah pembunuh sang bunda." sindir Tari. "Drama banget hidup lo Fa, kalah-kalah drama korea haha." ledek Tari.
Yeza membantu tubuh Zefa untuk berdiri. "Lo kalo kesini cuma mau balas dendam mending lo pergi. Sekala meninggal itu bukan karena Zefa tapi karna dia dalam kondisi mabuk!" bentak Yeza.
"Za? kamu tau tentang hal itu?" tanya Zefa lirih.
Yeza mengangguk.
"Mending lo urus tuh nenek lampir dan suruh dia pergi, biar gue bawa Zefa ke ruangannya." kata Rainike.
Tubuh Zefa pun dituntun oleh Rai menuju keruangan Zefa serta menjauh sejauh mungkin dari Tari yang Rai sebut sebagai nenek lampir.
"Duduk dulu, gue ambilin minum bentar." kata Rai dan Zefa mengangguk.
"Gue emang benar-benar pembunuh Ra, gara-gara gue Sekala meninggal," lirih Zefa.
Rainike mencoba menenangkan Zefa dengan memeluk erat tubuh gadis itu bahkan mencoba membuat Zefa tidak menyalahkan dirinya. "No, lo salah besar. Lo gak dengar apa yang Yeza bilang tadi kalo yang namanya Sekala itu mabuk makanya dia kecelakaan dan mungkin kebetulan dia lagi dalam tujuan buat nyusul lo."
"Tapi,"
“Udah ya Fa, jangan biasain buat nyalahin diri sendiri. Coba lo pikir deh, lo tau dia kecelakaan aja kagak lah terus lo bisa jadi penyebab dia meninggal tuh kayak gimana hah? emang lo belajar ilmu santet? enggak kan? makanya stop bilang kalo lo yang bikin dia meninggal dan jangan dengerin tuh omongan si nenek lampir mungkin aja dia lagi kehabisan obat makanya kayak gitu." ujar Rainike.
Zefa mengangguk. "Iya Ra, makasih."
Rainike tersenyum. "Lebih baik lo pikirin, apa yang bakalan lo lakukan selama masa skorsing lo berlangsung. Itu sebulan loh ya Fa sebulan, yakali lo cengok dirumah dan gak ngelakuin apa-apa kayak orang gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOFZEZA JOURNEY [END]
General Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *BELUM DI REVISI DAN TYPO MASIH BERTEBARAN DI SETIAP CHAPTER JADI MOHON DI TANDAI BILA BERTEMU. Ini tentang perjuangan Yeza Gardana, most wanted di severus high school yang berusaha meluluhkan hati si jutek, Zefa Adelifian y...