39. Salah Paham Lagi
Kini Zefa sedang menatap Yeza penuh selidik, begitu juga dengan Alna, Sarah, Bara, serta Alaska. Mereka sekarang butuh penjelasan dari Yeza yang kedapatan bersama ayam kampus kampret tadi hingga membuat Zefa harus ribut dengan wanita itu.
"Jadi gini, tadi gue tuhkan ada urusan mendadak dikampus dan ternyata itu karena dospem Icha tuh lagi diluar kota dan minta gue gantiin dia untuk beberapa waktu. Gue awalnya nolak tapi ternyata mahasiswiku tadi itu kesulitan dan banyak banget yang harus ia revisi. Mau gak mau, gue iyainlah bimbingan mendadak itu dan dia kebetulan minta diluar kampus." jelas Yeza. "Suwer Za, aku gak selingkuh kok," lanjut Yeza.
Zefa tetap memasang wajah datarnya. "Terus kamu kenapa gak ngasih tau kalo ada bimbingan mendadak. Kan gak bakalan jadi salah paham kayak ini ditambah lagi tuh mahasiswi mu terang-terangan suka sama kamu!" tukas Zefa.
Yeza malah tertawa. "Kamu cemburu nih yee," godanya.
Tiba-tiba sepotong kentang goreng mendarat diwajah Yeza dan yang melempar kentang itu siapa lagi jika bukan Bara. "Lo ya, orang lagi serius juga!" kata Bara.
"Iri bilang boss." kata Yeza.
Bara mencibir. "Dih siapa yang iri, noh gue udah berhasil bikin dua. Lah lo? nikahin aja belum."
Saat Bara dan Yeza lagi asik-asiknya beradu mulut, tiba-tiba saja suara panggilan masuk terdengar diponsel milik Yeza hingga membuat perdebatan itu terhenti dan pasangan mata yang ada di meja itu langsung mengarah kepada Yeza.
"Halo?" kata Yeza.
"Baik saya segera kesana, Iya-iyaa bu." lanjutnya lalu mematikan panggilan telfon tersebut. "Aku balik ke kampus dulu ya."
Zefa mengangguk. “Hm iya.”
"Awas aja lo main lagi sama ayam kampus ya!" ledek Bara lalu tak digubris oleh Yeza sebelum ia sepenuhnya pergi dari area meja mereka.
Kini yang tersisa adalah mereka jilid satu yang memang datang bersama-sama tadi. Karena bingung mau ngapain lagi, akhirnya satu katapun menjadi akhir dari perjalanan kali ini yaitu pulang. Yap, mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah hampir malam dan tunggu? malam katanya? lah terus si Yeza ngapain malam-malam ke kampus.
Dan mereka baru sadar saat turun ke basement untuk mengambil mobil mereka masing-masing.
"Lah ini kan udah mau malam, terus ngapain pacar lo ke kampus Za?" tanya Alna.
Zefa dan yang lain juga tampak berfikir. "Lah iya juga ya," sahut Sarah.
"Yudin gini aja ya, lo susul aja Yeza ke kampusnya. Biar nih dua manusia ikut gue pulang."
Zefa menggeleng. "Ngapain sih, gue mending pulang."
"No, lo gak boleh pulang sebelum lo mastiin sendiri ngapain Yeza ke kampus malam-malam begini." tutur Bara.
"Gue nanti dikira posesif, Bara." elak Zefa.
"Eh slenderina, dengerin ya. Lo tunangannya dan lo berhak cari tahu apa yang bikin lo risih, apalagi tadi dia bilang bu di telfon dan berarti orang itu adalah seorang wanita. Cowok lo dosen muda Za, pintar dan ganteng, gue gak percaya kalo misalnya gak ada orang-orang dikampus itu yang gak suka sama si Yeza. Coba aja lu cek kesana, sekedar cek aja atau ga lo berdua sama si Alaska biar ada gunanya nih anak." ujar Bara.
"Bukannya gue mau bikin lo nethik, tapi ini udah malam dan setau gue, Yeza gak punya jadwal ngajar kuliah malam." lanjut Bara
Mereka semua mengangguk dan menunggu keputusan Zefa. "Yaudah gue kesana bareng Alaska, Bye."
***
Kini, Zefa dan Alaska sudah berada di parkiran 2 kampus tempat Yeza mengajar. Walaupun sudah malam tapi area kampus ini sangat terang karena penuh dengan lampu yang menyala.
Zefa mencoba berjalan ke area pos satpam bersama Alaska untuk bertanya.
"Permisi pak, pak Yeza tadi kesini kan ya?" tanya Zefa.
Satpam itu mengangguk. "Oh iya mbak, pak Yeza tadi kesini bareng bu Amira. Itu sekarang ada di gedung fisipol kelas 2A." kata satpam itu.
"Disana ada apa ya pak?" tanya Alaska.
"Itu ada jam kuliah malamnya bu Amira."
"Kalo gitu makasih pak," kata Zefa lalu masuk kedalam menuju tempat yang dimaksud oleh satpam itu.
Zefa dan Alaska pun akhirnya sampai di tempat dimana Yeza berada dan ternyata memang benar, disana Yeza sedang berdiri dihadapan beberapa mahasiswa dan seperti menjelaskan sesuatu kepada mereka. Namun yang membuat Zefa rada geram adalah tatapan seorang wanita disampingnya yang Zefa tebak adalah bu Amira yang tadi pak satpam sebutkan.
Mata wanita itu tidak pernah lepas dari Yeza bahkan hingga seluruh mahasiswa itu berhamburan keluar untuk pulang kerumah masing-masing.Zefa dan Alaska masih belum mau memunculkan diri mereka dihadapan Yeza dan memilih untuk terus mengumpet.
"Bapak habis ini langsung pulang kah? gak mau mampir kerumah saya dulu? soalnya saya lagi masak banyak dirumah dan gak tau siapa yang bisa ngehabisin." kata wanita itu membuat wajah Zefa makin datar dan berbeda dengan Alaska yang matanya malam melotot tercengang tak percaya.
Dapat dilihat bahwa Yeza menggeleng. "Gak usah repot-repot bu, saya langsung pulang aja."
"Ah pak, gak ngerepotin kok," balas wanita itu lalu tiba-tiba merangkul tangan Yeza.
Tanpa disadari, karena saat mencoba melangkah mundur. Zefa tidak sengaja tersandung dan megakibatkan tubuhnya terjatuh diatas tubuh Alaska yang sedari awal memang berada di belakangnya. Hal itu menarik perhatian Yeza dan wanita yang sedang bersamanya, mereka keluar untuk melihat dan betapa kagetnya Yeza saat melihat kondisi Zefa sekarang.
"Zefa?" tanya Yeza.
Zefa langsung bangkit. "Eh itu, gak sengaja."
"Kamu ngapain disini, dan Alaska? kalian?"
Zefa mendadak kebingungan harus seperti apa. "Kita mau nyusulin kamu terus anu itu tadi aku gak sengaja kesandung terus jatoh."
"Wah adik pak Yeza kan ini?" kata bu Amira.
Lagi dan lagi Zefa harus dikira sebagai adik dari Yeza padahal mah muka mereka eh iya sih muka mereka emang rada mirip jika dilihat dari lobang sedotan terus yang liat matanya minus.
Eh tiba-tiba Yeza langsung menarik tangan Zefa begitu saja dan meninggalkan Alaska bersama wanita itu. Mereka berjalan turun, namun karena enggan ditarik seperti itu, Zefa langsung menepis kasar tangan Yeza dan menghetikan langkah mereka.
"Bisa gak sih gak usah narik-narik kayak gitu! terus itu Alaska ketinggalan,"
"Alaska? segitu perhatianya kamu sama dia?" tanya Yeza.
"Lah kamu kenapa sih jadi gini tiba-tiba?"
"Gimana aku gak kayak gini kalo aku tadi jelas-jelas ngelihat tunanganku sendiri lagi pelukan sama cowok yang dia sendiri tahu kalo cowok itu suka sama dia. Terus kamu ngapain kesini malam-malam? kamu curigakan aku main belakang, astaga Zefa gak paham lagi aku sama jalan pikir mu."
"Pelukan gimana heh? kan jelas-jelas aku tadi bilang kalo aku kesandung. Dan emang kenapa kalo aku curiga? salah?"
“Iyalah salah, kekanak-kanakan tau gak!" balas Yeza dengan nada membentak bahkan membuat Zefa kaget.
***
Jangan lupa vote, komen dan follow
KAMU SEDANG MEMBACA
LOFZEZA JOURNEY [END]
Ficção Geral[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *BELUM DI REVISI DAN TYPO MASIH BERTEBARAN DI SETIAP CHAPTER JADI MOHON DI TANDAI BILA BERTEMU. Ini tentang perjuangan Yeza Gardana, most wanted di severus high school yang berusaha meluluhkan hati si jutek, Zefa Adelifian y...