38. Mahasiwi Gatal Minta Dijitak

248 50 7
                                    




38. Mahasiswi Gatal Minta Di Jitak





"Itu Yeza bukan sih, kok sama cewek sih?" kata Alna lalu menunjuk kearah sepasang pria dan wanita yang sedang asik duduk disebuah meja yang berada di dalam restaurant di mall itu. Hingga mata Zefa dan Sarah juga turut mengarah kearah yang sesuai dengan tangan Alna.


Kaget, siapa sih yang tidak kaget bila melihat tunangan sendiri sedang asik berduaan dengan wanita lain padahal sebelumnya Zefa sudah mengajak Yeza untuk ikut namun Yeza menolak dengan alasan ada urusan dengan kampus.

"Wah labrak Za, labrak!" kompor Alna kepada Zefa yang sekarang malah menatap datar Yeza dan wanita itu.




Sarah mencoba mengelus pelan punggung Zefa mencoba menenangkan Zefa agar amarahnya tidak pecah karena kalian tahulahkan si Zefa nih orangnya kekmana, beh bisa-bisa kepala tuh cewe jadi kuyang mendadak canda kuyang.

Setelah berdiam diri akhirnya Zefa memberanikan diri untuk mendekat kearah Yeza berada dan disusul oleh Alna yang hatinya sangat bergejolak untuk mengajak Zefa melabrak sedangkan Sarah yang takut jika keributan akan terjadi apabila amarah Zefa keluar.


"Abang lagi sama siapa? tadi mama bilang abang ada urusan dikampus, hm?" tanya Zefa tiba-tiba dari arah belakang Yeza hingga membuat kaget pria itu bahkan juga wanita yang duduk didepannya yang sedari tadi sudah melihat langkah Zefa seperti mendekat ke meja mereka.

Yeza membalikan badannya dan menghadap ke Zefa yang kini berdiri dengan tegap namun tidak setegap mbak-mbak taruna ya. "Zefa, kamu ngapain disini?" tanya Yeza kembali.


Zefa tersenyum. "Aku lagi jalan sama mbak Sarah sama Alna nih abang sendiri? oh itu pacar abang ya?"

Yeza tampak kikuk dan mencoba mengelak perkataan Zefa namun wanita yang bersamanya itu lebih dulu angkat bicara. "Saya mahasiswi pak Yeza, mbak mungkin bentar lagi bakal jadi seperti yang mbak maksud sih ya," kata wanita itu dengan pedenya. "Mbak adeknya pak Yeza yah?"


Yeza menggeleng namun Zefa malah mengangguk. "Iya mbak, kenalin saya adiknya, Zefa Adelifian."

"Saya Devisha, panggilkan Icha ya mbak." balas wanita itu lalu membalas uluran tangan Zefa.

Alna dan Sarah sekarang bahkan Yeza turut dibuat bingung dengan kelakuan Zefa sekarang. Disatu sisi mereka geram dengan ucapan si Icha-Icha itu namun disisi lain mereka kasihan bila nanti Zefa mengeluarkan sifat aslinya yang mungkin akan membuat si Icha itu trauma mendadak.

"Mbak gabung aja disini, kebetulan urusan skripsi saya juga udah selesai. Sekalian pendekatan ke adiknya pak Yeza juga. Hm mbak dua itu juga boleh kok gabung, biar rame." kata Icha.


Alna kini mencoba menahan tawanya mendengar ucapan si Icha yang sungguh-sungguh pede, padahal dia tidak tahu bahwa Zefa adalah tunangan Yeza. Jelas-jelas loh ya itu dijari Yeza dan Zefa terdapat sepasang cincin, ini si Icha yan terlalu polos atau bego sih? jadi bingung.

"Btw mbak masih kuliah atau udah kerja ya?" tanya Icha dengan nada sok asik, sok akrab dan sok segalanya bahkan sok lah pokoknya bah ih greget pulak author nulisnya nih.

Zefa tersenyum lalu duduk disamping Yeza sedangkan Alna dan Sarah duduk di samping Icha yang kebetulan meja tempat mereka duduk itu adalah meja dan kursi panjang. "Saya  dokter," jawab Zefa.

Icha mengangguk paham. "Wih, pasti masih dokter koas."

Zefa menggeleng lalu tersenyum lagi padahal Alna dan Sarah saja sudah menahan rasa greget pengen jitak tuh si Icha sedangkan Yeza kini bingung karena ia pikir pasti Zefa sudah salah paham terhadapnya karena kedapatan bersama mahasiswinya.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang