12. Hujan Dan Gombalan

451 130 9
                                    



12. Hujan Dan Gombalan







"Buruan Yezaaa ini hujan nya makin deras nyong!" pekik Zefa yang saat ini sedang dibonceng oleh Yeza karena tadi setelah menunggu Yeza selesai latihan basket, vespa matic kesayangannya malah mogok alhasil dibawa ke bengkel yang untung saja berada tepat di depan shs.

"Sabar nyonya ntar kita jatoh kalo laju-laju. Gue gak mau bos grandong gue lecet," kata Yeza yang di akhiri godaan.

"Anjir sempet-sempetnya lo ngegombal ditengah hujan kek gini!" tukas Zefa.

"Lagian lo sih kek takut banget sama hujan," sahut Yeza namun tidak dibalas oleh Zefa yang mendadak diam.

Karena panik dengan kondisi Zefa yang tiba-tiba diam, Yeza memutuskan untuk menepi di pinggir jalan yang kebetulan terdapat sebuah halte bus disana. Segera Yeza pinggirkan motor miliknya kearah halte bus itu.

"Turun." titah Yeza.

Zefa bingung dan nurut saja untuk turun menyusul Yeza yang langsung duduk di halte bus itu. "Ngapain turun?" tanya Zefa.

"Lah lo kenapa tiba-tiba diam hm? lo kedinginan? nih pake punya gue," tanya Yeza kembali sembari menyodorkan hoodie miliknya yang baru saja ia keluarkan dari dalam tas.

Zefa menyambut hoodie tersebut dan langsung memakainya karena memang sedari tadi Zefa sudah mulai merasakan kedinginan. "Makasih." ucap Zefa lalu menatap wajah Yeza dengan lekat.

"Kenapa? gue tau gue ganteng. Lo gak perlu ngeliat segitunya muka gue haha." kata Yeza.

"Gue mau nanya," kata Zefa tiba-tiba.

Yeza mengerutkan dahi nya karena bingung. "Tanya apa?" kata Yeza.

"Gini kan semalam lo bilang kalo gue mirip almarhum bunda lo terus dulu waktu kita sehabis dimarahi sama penjaga perpus lo bilang pertanyaannya panjang kek list belanja nyokap lo. Itu maksud nya list belanja waktu nyokap lo masih hidup gitu?" tanya Zefa dengan memasang wajah penasarannya.

Yeza tertawa lalu mengacak lembut rambut Zefa. "Gemes gue liatnya," kata Yeza.

"Buruan jawab, gue gak mau makin jadi beban pikiran!" tukas Zefa.

"Haha oke-oke. Jadi gini, bunda gue tuh namanya bunda Almira yang meninggal waktu gue masih kelas 7 smp nah terus nyokap gue yang lo maksud tuh namanya mama Dewi, dia tuh nyokap tiri gue. Ntar deh kapan-kapan gue kenalin lo sama keluarga gue biar lo tau calon mertua lo kek gimana." ujar Yeza.

"Oh gitu, oke gue paham," balas Zefa sambil mengangguk-angguk.

"Btw kok lo makin tembem sih. Bikin gue pengen nyubit terus tuh pipi," kata Yeza yang benar-benar sudah sangat merasa gemes hingga tangannya sudah tidak lagi tahan untuk tidak menyubit pipi Zefa.

Zefa pasrah saja pipinya dicubit oleh Yeza karena ia sudah capek melarang anak itu untuk tidak menyubit pipinya padahal ia merasa kesakitan.

Sadar jika Zefa merasa kesakitan, Yeza pun berhenti menyubit pipi Zefa dan beralih mengacak-acak rambut Zefa.

"Hatchi!" Zefa bersin tepat diwajah Yeza yang membuat Yeza tertawa terbahak-bahak karena melihat kondisi wajah gadisnya itu yang sudah sangat merah.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang