50. Siapa Dia?

249 26 12
                                    



50. Siapa Dia?





"Buruan bawa dia bego! lo ngapain ngeliat kayak gitu, ntar kehabisan darah dianya, dasar anak tolol!" umpat Alaska kepada Yeza yang malah menatap penuh kaget terhadap tubuh Anare yang saat ini sedang berlumuran darah bahkan wajahnya juga hampir hancur karena disebabkan oleh tendangan pria tadi.


Yeza pun segera mengangkat tubuh Anare masuk kedalam rumah sakit, dibantu oleh Alaska yang berteriak memanggil dokter.

Tubuh Anare berhasil masuk kedalam ruang igd dan segera ditangani oleh dokter.

"Lo kenal siapa yang tadi tendang dia sampai kayak gini?" tanya Alaska.

Yeza mengangguk. "Itu orang yang mau dijodohin dengan dia tapi gagal, kenapa?" tanya Yeza balik.

"Bego nih anak, yah mau gue lapor polisi lah. Itu termasuk tindak kriminal, daripada lo disini cuma diem doang mending lo kasih tau keluarganya." kata Alaska.

"Ngegas mulu lo daritadi ya kek cewek pms, biasanya sok cool terus jaga image dingin." sindir Yeza yang bisa dibilang bukan lagi menyindir tapi langsung pada intinya.

Alaska menjitak jidat Yeza. "Bacot banget lo, buruan sana telfon orang tuanya."


Yeza mengangguk lalu berlari ke kamar rawat inap kakek Adam untuk meminta nomer telfon kedua orang tua Anare namun sebelum itu, Yeza terlebih dahulu pergi ke departemen tempat Anare bekerja dan menginformasikan tentang kondisi Anare sekarang.

Lalu setelah itu sekembalinya Yeza, ternyata sudah ada polisi yang berdiri di depan ruang igd bahkan orang tua Anare juga sudah tiba padahal Yeza baru saja menelfon mereka.

"Sepertinya kalian juga sedang tidak baik-baik saja, sebelum dimintai keterangan oleh pihak polisi sebaiknya kalian mengobati luka diwajah kalian masing-masing agar tidak inveksi." kata salah satu polisi.

Yeza dan Alaska pun langsung berjalan menuju ke resepsionis tempat dimana perawat sedang berjaga lalu setelah itu meminta untuk mengobati luka mereka.


"Aw sakit," desis Yeza.


Perawat itu tertawa. "Saya tau nih masnya siapa, pacar dokter Anare kan?” tanya perawat itu.

Yeza menggeleng. "Lah bukan mbak, saya itu cuma temannya." elak Yeza.

Perawat itu tersenyum lalu beralih mengobati wajah memar Alaska hingga selesai, lalu setelah itu mereka kembali ke ruang dimana tubuh Rere berada untuk mengetahui tindak lanjut yang dilakukan polisi.

"Bisa kami mulai minta keterangan dari anda berdua selaku saksi?" tanya polisi itu saat Yeza dan Alaska sudah berada didekatnya.



Yeza mengangguk lalu setelah itu menjelaskan secara rinci tentang kejadian yang menimpa Rere bahkan semua itu dimulai dari kisah tentang perkelahian antara dirinya dengan Alaska yang menjadi penyebab memar-memar diwajah mereka masing-masing lalu disusul oleh kronologi kejadian awal mula teriakan yang mereka dengar yang ternyata adalah suara Rere dan akhirnya sampai pada bagian dari tubuh Rere yang berhasil mereka bawah keruang igd.

Semuanya Yeza jelaskan secara detail bahkan tak kurang sedikit pun.
Dan Alaska hanya mengiyakan penjelasan dari Yeza.

"Baik terima kasih atas informasinya," kata polisi itu lalu pergi.



Tak lama kemudian seorang dokter keluar sambil memasang wajah sedih, hal itu membuat kedua orang tua Anare merasa khawatir begitu juga dengan Yeza bahkan Alaska.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang