48. Menikah?

270 29 12
                                    






48. Menikah?







"Sumpah ya, akting lo tadi keren banget Za. Papa gue jadi yakin kalo lo itu emang pacar asli gue, gue bersyukur banget bisa batalin acara perjodohan itu." ucap Anare dengan senyum lebarnya.


Ya, setelah tadi acara perjodohan itu telah berakhir tanpa hasil yang memuasakan bagi Tara dan keluarganya, Anare segera membawa Yeza pergi dengan alasan akan menghadiri acara pernikahan teman mereka yang sebenarnya sudah dimulai daritadi.

Dan sekarang ini, Anare dan Yeza sedang berada di taman kota dengan pemandangan sinar bulan.

"Btw, kok bisa sih itu bokap si Tara kicep pas tau kalo nama kakek lo?" tanya Anare.

Yeza menjawab tanpa menatap Anare, "Dulu keluarga mereka punya hutang sama kakek gue terus mereka gak bisa bayar makanya sampai sekarang keluarga mereka jadi pekerja tanpa gaji diseluruh cabang perusahaan milik keluarga gue." jawab Yeza.

Anare mengangguk. "Hm terus nih ya, gue baru tau kalo lo dosen. Pantesan lo minta catatan medis lo dipalsuin rupanya karena harus memenuhi persyaratan toh," lanjut Anare. "Sekali lagi terima kasih banget yah atas bantuan lo ke gue, rasanya bantuan gue tuh gak sebanding dengan yang udah lo lakuin buat gue tadi." kata Anare.

"Udahlah santai aja," balas Yeza.
Anare mengangguk paham.
Lalu sedetik kemudian, tiba-tiba terdengar suara kue putu lewat dan maklum lah ini adalah Jogja jadi penjual kue putu bakalan berkeliaran kesana kemari tanpa lelah.

"Kue putuuu!" teriak Anare lalu berlari mendekat kearah penjual kue putu tersebut.



Dan untuk kedua kalinya, Yeza harus kembali teringat pada masa lalunya bersama Zefa dulu. Setelah mengetahui bahwa Anare lah yang menjadi pengisi ruang kerja Zefa dulu sewaktu masih hidup, sekarang Yeza harus melihat lagi tingkah Anare yang persis seperti Zefa yaitu berteriak bahagia saat melihat kue putu.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat bagi Yeza, dan tak terasa sudah hampir lima bulan Zefa meninggalkannya sendirian di dunia ini sampai pada akhirnya tuhan mempertemukan lagi sosok yang hampir mirip dengan Zefa dalam hal kesukaan namun berbeda sifat.

Jika Zefa adalah sosok wanita dingin dan cuek, Anare adalah sosok wanita yang cerewet dan selalu terlihat ceria tanpa ada satupun hari tak menyenangkan baginya.

"Lo suka banget ya sama kue putu?" tanya Yeza.





Anare mengangguk sambil mengunyah kue putu tersebut layaknya anak kecil yang dikasih es krim oleh orang tuanya. "Suka banget, dulu omah gue sering bikin kue putu buat bekal gue ke sekolah tapi setelah omah gue meninggal, gue gak pernah lagi makan kue putu karena di Jakarta jarang banget ada yang jual," jawab Anare. "Lo mau, nih ngaaa." lanjut Anare lalu menyuapkan kue putu tersebut kedalam mulut Yeza dan mau tak mau Yeza harus membuka mulut.

"Enak kan?" tanya Anare dan Yeza mengangguk. "Lo pernah makan kue putu gak?"

Yeza mengangguk lagi. "Iya pernah, dulu ada orang yang juga suka banget makan kue putu dan kalo dia lagi makan tuh kue pasti dia juga bakalan kasih ke gue.".jawab Yeza.

Anare menaikkan alisnya. "Siapa? pasti pacar lo ya?"

"Dia bukan cuma sekedar pacar bagi gue tapi udah kayak rumah tempat gue pulang dan ngerasa nyaman selalu kalo ada didekat dia."

"Sekarang dia dimana? emangnya dia gak marah kalo lo jalan bareng gue?"



Yeza tersenyum lalu menatap ke arah bintang. "Dia orang baik dan gak mungkin marah, tuh dia sekarang lagi ngeliatin kita disana." jawab Yeza sembari menunjuk kearah bintang dilangit.

"Dia udah?" Dan Yeza mengangguk.

"Oh sorry gue gak tau, maaf banget ya gue malah bikin lo sedih kayak gini."

Yeza mengangguk. "Gakpapa, gue malah bahagia sekarang karna tau dia udah gak bisa lagi ngerasain sakit kayak sewaktu dia masih hidup,"

"Dia sakit apa emangnya kalo boleh tau? ceritain dong tentang dia. Sorry kalo gue kepo tapi gue orangnya gak bisa dengar cerita setengah-setengah, anggap aja lo lagi nuangin segala isi hati lo tentang dia ke gue." kata Anare.




Yeza menghembuskan napasnya pelan. "Namanya Zefa, lo pasti kenal. Dia orang yang lo bilang ngilang gak tau kemana karna gak ada yang tau. Sebenarnya dia gak ngilang karena lari atau apa, dia udah dipanggil tuhan duluan dari empat bulan yang lalu karena ngejalanin operasi di luar negeri. Gue gak bisa jelasin tentang penyakitnya apa. Gue selalu ngerasa terpuruk kalo inget dia dan ngerasa bersalah banget karena gak bisa temanin dia disaat-saat terakhirnya. Gue hampir gila, untungnya sekarang gue bisa kembali sadar setelah gue mutusin buat bantuin lo, so makasih banyak ya Re."



"Dokter Zefa pasti bangga banget milikin lo semasa hidupnya, sekarang lo gak boleh jadi orang bego kayak kemarin lagi karna pasti disana dokter Zefa sedih ngelihatnya."

Yeza mengangguk.

"Lo bisa curahin segala isi hati lo ke gue, gue bakalan jadi pendengar yang baik kok yah walau kita emang baru saling kenal sih tapi gak ada salahnya kan?" kata Anare.




Setelah itu, karena hari sudah hampir malam dan udara juga sudah mulai terasa dingin, Yeza memutuskan untuk mengantar Anare pulang. Tetapi niatan itu harus berakhir karena panggilan mendadak yang Yeza dapatkan saat mengetahui bahwa kakek Adam terkena serangan jantung dan harus dilarikan kerumah sakit.

"Kakek gimana keadaannya dek?" tanya Yeza.

Farah terus menerus menangis dan tak berhenti sampai Yeza harus mendengarkan tentang kejadian yang kakek alami dari mang Deda selaku ajudan kakek.


Ternyata sebelum mengalami serangan jantung, kakek Adam lagi dan lagi sedang menonton sinetron di layar televisi sampai pada akhirnya muncul adegan menengangkan yang membuat jantung kakek berdetak dengan cepat bahkan kakek juga merasa emosi.


Dan muncul lah serangan jantung.
Untungnya saat itu Farah sedang berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum didapur dan tak sengaja melihat kakek sudah tergeletak tak sadarkan diri dilantai.



"Kan udah gue bilang, lo jagain kakek dan jangan kemana-mana. Pasti lo nonton drakor yah kan dikamar?" tanya Yeza dan Farah hanya mengangguk.


Tak lama kemudian seorang dokter keluar. "Dengan cucu pasien?"

"Saya dokter," kata Yeza.

"Baik mari ikut saya kedalam, pasien ingin berbicara dengan anda."

Yeza pun masuk kedalam ruang igd untuk menemui kakek Adam yang ternyata sudah sadar.


"Ada apa kek? masih ada yang sakit?" tanya Yeza.

Kakek Adam menggeleng pelan.






"Kamu segera menikah yah dengan dokter Rere, sebelum kakek pergi."




***



Jangan lupa vote, komen dan follow.

LOFZEZA JOURNEY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang