52. Akad
"Dengerin dulu penjelasan gue Re, jujur ya gue ngelakuin ini emang karena terpaksa. Gue belum bisa bilang kalo gue udah cinta sama lo tapi gue juga gak bisa ngelak kalo gue ternyata udah mulai nyaman saat didekat lo selama ini." ujar Yeza sambil mengenggam tangan Rere yang terluka karena memegang gelas pecah.
Walau wajah Rere saat ini sedang hancur dan harus diperban sebagian, tidak membuat niat Rere untuk menyusul Yeza karena dompet milik pria itu ketinggalan, namun saat sudah ingin memberikan dompet itu eh ia malah mendapatkan kenyataan yang sangat membuat hatinya sakit.
"Jangan nangis Re, ntar luka lo lama sembuhnya karna gak kering-kering. Sekarang lebih baik lo tenangin diri dulu dan balik, biar Yeza gue dengan mereka yang urus." tutur Rainike.
Rere mengangguk lalu berbalik arah dan setelah itu memutuskan untuk pulang kerumahnya.
Rainike langsung menatap tajam kepada Yeza. "Mau sampai kapan lo jadi cowo egois kayak gini, cukup Zefa aja yang pernah lo bikin nangis Za! jangan cewek lain. Apa lo gak malu nanti di cap sebagai cowok brengsek selamanya dan gimana perasaan Zefa disana saat ngeliat kelakuan lo kayak gini."
Yeza menunduk terdiam dan tak mampu bicara.
"Sekarang lo bikin keputusan! lo beneran mau nikah sama dia atau gak. Jangan bikin cewek nunggu yang gak pasti Za karna suatu saat lo bakalan dibikin ngerasain sebuah penyesalan yang amat teramat besar., lanjut Rainike lalu pergi bersama rasa kemarahan yang memuncak di dirinya.
"Jangan jadi cowok pengecut." kata Raihan lalu menepuk pundak Yeza dengan cukup kuat.
Mereka semua pun pergi meninggalkan tubuh Yeza yang berdiri kaku menahan rasa malunya sebagai seorang pria. Ia akui ia salah dan sangat menyesal namun semua yang ia katakan itu adalah sebuah kebenaran yang memang seharusnya tidak disembunyikan.
"Argh anjing!" umpat Yeza lalu pergi juga dan meninggalkan area restauran itu.
***
Setelah beberapa hari yang lalu sempat memiliki masalah dengan Anare karena pernyataan yang Yeza lontarkan kepada sahabat-sahabat Zefa, kini dihari yang suci ini Yeza dan Anare akan segera melangsungkan prosesi akad nikah.
Yah walau masih merasa tertekan, Yeza sebisa mungkin membuat dirinya teguh atas keputusan yang telah ia ambil. Ia tak mau dicap lagi sebagai pria berengsek yang hanya bisa membuat hati wanita sakit serta ia tak ingin Zefa disana merasa kecewa.
"Maunya acara mulai jam berapa sih? gue gerah nih elah," kata Darren yang berada disamping Yeza.
Yeza tertawa mendengar keluhan itu dan langsung menjitak kepala Darren padahal dirinya sedang dimake up oleh seorang mua. "Diem, biasanya juga kan lo kegerahan didalam ruang operasi."
"Ini beda bos, gue gerah bukan cuma karena kepanasan badan tapi hati gue juga. Padahal nih ya dari awal gue udah berharap bisa jadiin dokter Rere ibu dari anak-anak gue eh tapi malah lo yang dipilih, apes banget emang hidup gue nih ya."
"Makanya jangan jadi playboy lo, ini mungkin karma buat lo karna sering mainin hati cewek." ledek Yeza.
"Dih masih mending gue, daripada lo sering nyakitin hati cewek nah mau apa loh skak!" balas Darren.
Yeza berhenti tertawa setelah mendenga perkataan yang Darren lontarkan untuknya, mau marah tapi gak bisa karna yang Darren katakan adalah sebuah kebenaran yang semua orang juga tahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOFZEZA JOURNEY [END]
Fiksi Umum[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *BELUM DI REVISI DAN TYPO MASIH BERTEBARAN DI SETIAP CHAPTER JADI MOHON DI TANDAI BILA BERTEMU. Ini tentang perjuangan Yeza Gardana, most wanted di severus high school yang berusaha meluluhkan hati si jutek, Zefa Adelifian y...