42. Terpisah Lagi
"Anjir, bisa-bisanya gue berhalusinasi kalo lo bicara Fa haha bangke." kata Alna karena ternyata suara yang ia dengar barusan hanyalah halusinasinya.
Setelah selesai memasang polaroid itu, Alna langsung keluar dari kamar Zefa dan turun kembali ke bawah untuk berkumpul bersama Ibu beserta Yeza dan yang lain-lain.
Tampak diantara wajah-wajah mereka sangat tegang, Alna heran dan bingung apa yang sudah terjadi selama ia berada dikamar Zefa. Alna beralih memandang Yeza yang sudah terlihat sangat frustasi bahkan wajahnya ia tundukkan kebawah entah kenapa.
"Kenap harus ke london? apa tidak bisa berobat disini saja?" tanya Aziz, papa si Yeza.
Sarah yang ternyata belum pulang menggelengkan kepalanya. "Dari yang saya lihat, trauma Zefa cukup parah dan jika tidak segera ditangani dengan alat yang memadai maka mungkin kondisinya sekarang akan permanen." jawab Sarah.
"Lalu, bagaimana dengan pernikahan mereka jika Zefa dibawa ke luar negeri?"
"Untuk itu, om bisa bicarakan dengan ibu dan Yeza. Saya tidak bisa ikut campur dalam hal itu karna disini saya hanyalah psikiater yang menangani Zefa dulu." balas Sarah lagi.
"Apa? Zefa mau dibawa ke london?" tanya Alna tak tahu malu dan menyela perbicangan para orang tua.
Sarah dan Bara mengangguk.
"Baiklah, sebaiknya pernikahan kami ditunda saja sampai kondisi Zefa benar-benar membaik. Ibu bawa saja Zefa berobat disana, Yeza bakalan nunggu disini." putus Yeza dengan pasrah.
Ibu mengangguk. "Kamu yang sabar ya Yeza, doain aja Zefa bakalan sembuh dan kalian bisa nikah." kata ibu.
"Kalo begitu, Bara bakalan urus tiketnya dan semua keperluan ibu sama Zefa disana. Sebaiknya lebih cepat lebih baik." usul Bara.
"Ibu mengangguk."
***
Keesokan harinya.
"Hati-hati ya bu, Yeza titip Zefa." kata Yeza menahan tangisannya.
Ibu mengangguk.
"Lo juga jagain Zefa sama Ibu disana, awas aja lo ya kalo mereka kenapa-kenapa disana!" ketus Alna kepada Alaska.
Alaska mengangguk. "Yaudah kita pamit dulu, semuanya."
"Bentar elah, buru-buru bener. Gue masih mau ngomong sama Zefa nih, lo main pamit aja." kata Alna
Alna pun mendekat kepada Zefa yang duduk dikursi roda dengan wajah yang sama, masih memandang kosong kearah depan. "Lo disana semoga baik-baik aja ya. Cepat sembuh dan balik kesini, masa lo tega pisah lagi sama gue." kata Alna.
"Gue juga mau ngomong," kata Yeza.
"Cepat pulang yah Fa, aku bakalan nungguin kamu disini dan setelah itu kita nikah lalu punya anak. Tetap semangat walau sekarang mungkin kamu gak inget sama aku tapi aku bakalan tetap nungguin kamu. Maafin semua kesalahan ku dan kebodohan manusia jahat mu ini." kata Yeza tak kuasa menahan tangis.
"Udah-udah mau take off ni, kita pamit."
***
"Zefa disana kayak gimana ya? Udah seminggu lebih gak ada kabarnya, gue kan jadi kangen sama dia." gumam Yeza pada dirinya saat ini yang sedang berada didalam kantor setelah tadi mengajar beberapa kelas.
Suasana ruang dosen nampak ramai cuma entah mengapa Yeza seperti kesepian, mungkin ini semua karena ia harus kehilangan lagi Zefa yang sekarang ada sebuah jarak diantara mereka.
Bagia Yeza, jarak itu bukanlah masalah namun lama-kelamaan kok malah bikin overthingking ya. Ditambah ibu yang sampai sekarang belum ada mengabari Yeza satupun prihal tentang Zefa.
Iya, Yeza tau kalo mungkin mereka disana sibuk, tapi apa kabar Yeza yang sekarang seperti orang stress yang tujuan hidupnya entah kemana.
Hingga saat Yeza ingin mengambil segelas kopi didapur dosen, suara telfon langsung berdering dari ponsel miliknya yang tergeletak diatas meja kerja.
"Nomer internasional? Halo?" kata Yeza.
"Zefa meninggal, Za." lirih Alaska dari seberang sana.
Yeza langsung melemas.
"Terjadi pendarah pada sarafnya saat ia sedang dioperasi dan berakhir dengan.." Alaska tidak sanggup melanjutkan perkataannya.
Dan Yeza? ia menangis histeris bahkan mengagetkan beberapa dosen yang memang sudah berada di
.
***
Ending.
Tapi boong
KAMU SEDANG MEMBACA
LOFZEZA JOURNEY [END]
Ficción General[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *BELUM DI REVISI DAN TYPO MASIH BERTEBARAN DI SETIAP CHAPTER JADI MOHON DI TANDAI BILA BERTEMU. Ini tentang perjuangan Yeza Gardana, most wanted di severus high school yang berusaha meluluhkan hati si jutek, Zefa Adelifian y...