"BORA, BORA, BORA-ssi ...."
Choi Suzy terus memanggil pelayan yang khusus melayaninya itu dengan suara lantang. Dari kejauhan si pelayan datang dengan tergopoh-gopoh.
"Yeh ... ada apa, Nona?" tanya Bora dengan napas ngos-ngosan.
Suzy menatap pelayan tersebut dengan setengah kesal. "Cepat kau suruh Subin kisa-nim untuk menyiapkan mobil, aku akan menyetir sendiri."
Sontak Bora melebarkan matanya, pelayan itu terkejut mendengar perintah majikannya yang terdengar ketus.
"Ta—tapi Nona, bukankah Choi Yong Joon hoejangnim melarang Anda untuk menyetir sendiri sejak kecelakaan itu?" tanya Bora sedikit ragu, ia menundukkan kepala.
Suzy memandang dengan saksama pelayan muda itu, usianya tidak jauh berbeda dengan dirinya. Ia berdecak sebal ketika diingatkan kembali tentang kejadian empat bulan yang lalu. Menurut Suzy, kakeknya itu terlalu berlebihan. Yeoja itu menyipitkan tajam mata bulatnya, bantahan tersebut adalah kombinasi yang tidak tepat. Karena suasana hati yang sedang buruk, membuat Choi Suzy geram atas bantahan tersebut.
"Bora-ssi, apa kau tidak mau menuruti semua perkataanku?" tanya Suzy seraya menaikkan sebelah alis.
Bora mendongak dan pandangannya langsung bertemu dengan tatapan tajam Suzy. Pelayan itu menggelengkan kepalanya dengan cepat lalu mengangguk dan menggeleng lagi, terus begitu beberapa kali sampai Suzy memelototinya.
"Yaa! Apa kau ingin aku marah, hahh?" tanya Suzy lagi. "Cepat pergi, turuti saja perintahku!" pekiknya tidak tahan.
Bora yang mendapatkan semburan kekesalan dari majikannya itu segera berlari ke arah belakang dan mencari sopir pribadi nona mudanya.
Choi Suzy menarik napas dalam-dalam. Masih terlalu awal di hari yang panjang ini, tapi pikiran dan tubuhnya sudah lelah seperti terkena hantaman ombak.
"Ckk! Pagi-pagi sudah membuat keributan ... merusak suasana indah saja," cibir Kang Hae Won seketika.
Wanita paruh baya itu perlahan menuruni satu per satu anak tangga. Seorang wanita cantik dan elegan dengan tatanan rambut curly bob yang dipadupadankan dengan busana bernuansa vintage itu, terlihat segar di usianya yang sudah kepala enam.
Kang Hae Won menatap lurus pada objek yang menjadi sumber kegaduhan, tatapannya seolah sedang mencemooh Choi Suzy. Mendengar kalimat sindiran dari nenek sambungnya itu, seketika membuat Suzy memutar bola matanya sesaat. Dia malas menanggapi cibiran nenek sambungnya itu.
Bersamaan Suzy masih saling perang tatap-tatapan dengan nenek sambungnya, muncul seorang namja berusia pertengahan 30-an yang baru saja datang, mengikuti Kang Hae Won di belakangnya. Tubuhnya yang tinggi, kini dibalut dengan jas double breasted yang membuatnya terlihat lebih kekar.
"Good morning." Woobin tersenyum menyeringai. "Wah, sepertinya kalian berdua semakin akrab saja, ya," sindirnya halus.
Kedua wanita berbeda usia di hadapannya itu langsung mendelik tidak suka pada Woobin, yang saat ini sedang tertawa manis.
"Eommoni, Suzy-ya, kalau begitu ... ayo kita sarapan bersama," ajak Woobin dengan senyum cerah.
Sebelum pergi menuju ke ruang makan, mereka mendengar suara langkah kaki Bora yang sedang berlari ke arah mereka dengan napas terengah-engah.
Si pelayan sekilas menunduk hormat pada mereka bertiga, lalu menyerahkan barang yang Choi Suzy perlukan. "Nona, mobil sudah siap. Ini kunci mobilnya dan juga tas Anda," kata Bora pada Suzy.
![](https://img.wattpad.com/cover/256526827-288-k997844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
RomanceBagi Suzy, Joo Hyuk adalah sosok sempurna yang sesungguhnya. Seperti petrichor yang mengeluarkan aroma alami yang khas, segar, dan wangi ketika hujan turun. Suzy yakin Joo Hyuk adalah petrichor-nya setelah musim kering berkepanjangan di dalam hidupn...