[32] Shocking

347 47 12
                                    

Hari ini adalah jadwal bagi Song Kang untuk melepas bidai atau gips—karena ia menderita patah pergelangan tulang ringan, di mana tulang masih berada di posisinya. Siang ini, Suzy sengaja menjemput Song Kang dengan ditemani oleh Subin kisa-nim (sopir pribadinya) kemudian mereka pergi bersama-sama ke rumah sakit.

"Bagaimana kondisi tanganmu sekarang?" tanya Suzy saat mereka dalam perjalanan ke rumah sakit. "Apa sudah lebih baik?"

"Yep! Lumayanlah," jawab Song Kang sambil mengangkat sedikit tangannya yang terluka ke udara.

Suzy ber-oh panjang. “Syukurlah ... sekali lagi terima kasih karena kau sudah menolongku dari kerasnya lantai dansa, Song Kang-ah,” kata Suzy dengan senyuman manis.

Song Kang mengedikkan bahu. “Hmm, terima kasih juga untuk makanan enak yang kau kirimkan setiap hari kepadaku,” balasnya ringan, sebelum akhirnya ia berdecak tak habis pikir.

"Suzy-ya, tapi aku masih tidak mengerti kenapa malam itu kau bisa sampai hilang kendali atas dirimu? Apa kau ada masalah?" tanya Song Kang ingin tahu sembari menatap lekat perempuan di sampingnya. “Aku hanya tidak terbiasa dengan fakta sialan itu. Suzy-ya ... kalau kau memang tidak bahagia dengan si berandal itu kau hanya tinggal melepaskannya dan datang kepadaku!”

Suzy cuma tersenyum lebar, walaupun dalam hatinya ia merutuk semua kegilaan yang telah ia lakukan malam itu. “Kau jangan berlebihan, aku baik-baik saja. Maaf, tapi hubunganku dengan Kim Joo Hyuk semakin harmonis setiap harinya.”

Suzy lalu menurunkan bahu sedikit lesu. “Apa ya ... mungkin karena aku minum terlalu banyak sampai terbawa suasana. Masalahnya, aku jadi tidak bisa menahan diri karena sebenarnya aku memang menikmati pesta malam itu,” terangnya sedikit berbohong, mencoba meyakinkan sahabatnya.

Song Kang menyipitkan mata hitam arangnya dengan pandangan menyelidik. "Masuk akal, meskipun masih terkesan aneh karena akhirnya kau bisa turun ke dance floor tapi bukan yang seperti itu juga, Suzy-ya ...” ujarnya dengan nada kecewa yang bercampur kesal.

“Malam itu kau menari di atas panggung penari striptease. Tentu aku senang melihat pemandangan tersebut, tapi kau lupa kalau aksimu itu membuat para bajingan di sana menatapmu dengan tatapan mesum. Membuatku ingin menghajar mereka semua!” geram Song Kang tak habis pikir.

“Sekalipun aku senang akhirnya kau melakukan hal yang selama ini selalu aku minta, tapi lebih baik kau tidak melakukan hal seperti itu lagi. Aku tidak suka, kau paham?” kata Song Kang lagi dengan nada lebih serius daripada sebelumnya.

Suzy mengangguk. “Neh, arasseo. Lain kali aku akan lebih hati-hati dalam bersikap.”

Song Kang tersenyum tipis. "Benar kau tidak apa-apa?” tanya Song Kang memastikan, dia mengulurkan tangannya yang lain untuk mengusap halus puncak kepala perempuan itu. “Suzy-ya, jangan pernah ragu untuk datang kepadaku, walaupun hanya untuk sekedar menceritakan hal sepele. Aku sangat merindukan kebersamaan kita yang seperti dulu—saat di mana kau belum bersama dengan si berandal itu.”

Suzy menghela napas sekali lagi. Lalu mengangguk dan mengiakan permintaan tersebut. “Song Kang-ah, terima kasih karena sudah peduli padaku dan selalu ada untukku,” jawabnya dengan seulas senyum.

Perhatian Suzy terpecah saat sebuah chat masuk dari orang yang sedang menjadi topik obrolan dirinya dengan sahabatnya barusan. Joo Hyuk mengirim sebuah gambar, poster acara pertunjukan teater yang pernah mereka bahas waktu itu.

Kim Joo Hyuk ❤️:
Yg kemarin kau katakan.
Weekend ini acaranya.
Mau kutemani ke sana?

Suzy tersenyum lebar. Rasanya jantung perempuan itu tidak kuat menghadapi sikap Joo Hyuk yang belakangan ini semakin hangat dan manis padanya. Lalu delapan menit berlalu, mereka berdua saling membalas pesan.

"Suzy-ya."

“Hmm ....”

Kini Suzy mendengar suara kaca jendela di seberangnya yang diketuk sedikit lebih keras. Melalui ekor mata perempuan itu, ia merasakan Song Kang terlihat jengkel.

“Choi Suzy,” panggil Song Kang sekali lagi sambil berdecak malas.

Kali ini Suzy tidak bisa mengabaikan pria itu lebih lama lagi. Dia menoleh dan menemukan Song Kang menatapnya lekat.

Suzy memandang sahabatnya itu dengan dahi berkerut lembut, seolah bertanya ‘Ada apa?’.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang