[4] I'm Not Ready (Yet)

1K 119 36
                                    

Siang itu, Choi Yong Joon membuka laci meja kerjanya dan mengambil sebuah pigura berukuran sedang dari sana. Dia memandang cukup lama foto Choi Eun Kyung—putri semata wayangnya yang tengah memangku Suzy kecil saat ia berusia lima tahun. Foto yang memperlihatkan kehangatan dengan senyuman anggun sang ibu dan tawa menggemaskan dari anak perempuan yang menampakkan deretan gigi-gigi kecilnya.

Choi Yong Joon memejamkan mata. Dia merasa sangat lelah dengan keadaannya selama ini, sebab kenyataan hidupnya yang seperti ini bukanlah sesuatu yang ia harapkan. Setelah menyimpan kembali foto itu, ia lantas memutar kursi kebesarannya menghadap ke jendela kaca tinggi yang menampakkan gedung-gedung pencakar langit dengan setengah melamun.

Kyongshin Group adalah Perusahaan yang beroperasi di berbagai bidang, termasuk industri kimia, perdagangan dan konstruksi. Kyongshin Group dikenal luas terutama untuk apartemen kelas atas. Kyongshin Group adalah salah satu chaebol di Korea.

Choi Yong Joon mendengar suara pintu ruangannya diketuk dari luar. Dia menoleh saat sekretarisnya masuk ke dalam ruangan dengan iPad yang berada di tangannya.

Wanita itu sekilas menunduk sopan. "Hoejangnim, saya sudah membuatkan janji temu untuk akhir pekan. Anda dan Kim Woo Shik sajangnim akan bermain golf bersama di Royale Country Golf Club," ujar Shin Mun Hee menjelaskan.

Masih dengan menghadap ke jendela, Choi Yong Joon hanya menjawab sekenanya. "Arasseo. Kau boleh pergi," kata Choi Yong Joon dengan tenang.

"Yeh, Hoejangnim. Kalau begitu saya permisi," kata Shin Mun Hee pamit undur diri.

Tak lama berselang, Hanbin datang menghadap. Setelah dipersilakan masuk ke dalam ruangan, Hanbin masuk dengan membawa kabar.

"Selamat siang, Hoejangnim. Saya datang untuk melapor," kata Hanbin membuka suara.

Choi Yong Joon hanya berdeham dan tidak mau repot-repot untuk menolehkan kepalanya.

Hanbin melanjutkan dan berkata, "Kim Joo Hyuk, putra sulung CEO dari JG Group sudah kembali ke Korea sekitar dua bulan yang lalu. Saat ini dia sudah mulai bekerja di perusahaannya," terang Hanbin pada atasannya.

Choi Yong Joon menipiskan bibir seraya memutar kursi kebesarannya. Pandangannya tertuju pada Hanbin—si tangan kanannya, yang berdiri tegak dengan gestur menunggu perintah selanjutnya. "Geuraeyo? Hmm ... arasseo," ujar Choi Yong Joon sambil menyandarkan kepalanya pada bagian puncak kursi.

Choi Yong Joon lalu mengetukkan pelan jarinya pada permukaan meja. Dengan alis yang menukik rendah, ekspresinya terlihat tenang tapi penuh dengan perhitungan. "Akhir pekan ini, aku akan bertemu dengan CEO JG Group. Kau bersiaplah," perintahnya dengan suara berat dan tegas seperti biasa.

Hanbin menganggukkan kepalanya dengan hormat sebagai jawaban. Setelahnya, ia segera berpamitan dan keluar dari ruangan.

[ ]

Hari ini Kim Joo Hyuk merasa patah hati lagi. Bukan, bukan. Ia sudah lama ditinggalkan dan mungkin sudah berhasil merelakan. Toh, bagaimanapun ia sudah gagal mendapatkan hati seseorang yang sangat berharga baginya.

Untuk menjernihkan pikirannya sejenak, Joo Hyuk membuka aplikasi Instagram di ponselnya, sembari menyandarkan punggungnya ke kursi. Namja itu mendesah nyaman karena selama berjam-jam ia memelototi laptop, membuat punggungnya pegal.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang