[7] Compromise

1K 118 44
                                    

Cahaya matahari masuk melalui jendela, memberikan kesan romantis karena terpantul di dinding dalam ruangan yang bernuansa mewah dengan desain victorian. Warna mawar merah muda yang dipadu dengan nuansa keemasaan pada ruangan tidur, menciptakan kesan feminin dan elegan karena kombinasi dari warna ini.

Suzy dapat merasakan sinar lembut menembus dari kelopak matanya. Tepat saat Suzy duduk di atas tempat tidur, suara pintu kamar diketuk dan Bora masuk ke dalam.

"Annyeong hasimnikka, Nona," sapa Bora dengan sopan.

"Annyeong, Bora-ssi," jawab Suzy dengan senyum cerah.

Bora agak terselap untuk sesaat, tidak biasanya nona muda itu menampakkan wajah yang sumringah.

Ah, benar ... mungkin nona Suzy sedang bahagia. Sejak pulang makan malam itu nona Suzy kelihatan senang sekali, wajahnya juga berseri-seri, pikir Bora.

"Saya akan menyiapkan dulu air hangat untuk Anda mandi, Nona. Satu jam lagi waktunya sarapan," ujar Bora menunduk hormat, lalu melangkah ke ruang kamar mandi.

Suzy melihat ke sekeliling kamarnya dan tersenyum penuh arti. "Hmm ..." gumamnya sebagai jawaban.

Sekitar empat puluh menit kemudian, Suzy sudah selesai dengan segala urusan paginya. Sekarang yeoja itu duduk di depan cermin dengan Bora yang membantu menyemprotkan protection spray untuk melindungi rambutnya dari panas hairdryer, setelah itu rambutnya di blow vertikal.

Suzy memperhatikan Bora yang sedang membereskan tempat tidur, lalu mengumpulkan pakaian kotor. Melihat raut wajah Suzy yang terlihat ragu, Bora bertanya kemudian, "Ada apa, Nona? Apa ada yang salah?"

Meskipun rumah ini memiliki kepala pelayan, tapi Bora dipilih langsung oleh Hanbin. Orang kepercayaan Choi Yong Joon itu menunjuknya untuk melayani Suzy. Jadi dia harus memastikan segala kebutuhan nona muda ini terpenuhi.

Suzy menatap Bora dari pantulan cermin. "Bora-ssi ..." ucap Suzy memanggil namanya dengan perlahan.

Pelayan itu mengangguk hormat, kemudian ia menghampiri Suzy yang tengah duduk di depan meja rias.

"Apa ini pertama kalinya kau bekerja sebagai pelayan pribadi?" tanya Suzy dengan tatapan menyelidik dari pantulan cermin.

Pelayan itu menautkan keningnya sesaat. "Betul, Nona," jawab Bora pendek.

"Hmm ... sebelumnya memang kau kerja apa, Bora-ssi?" tanya Suzy lagi.

"Dulu, sekitar lima tahun lamanya saya bekerja paruh waktu, Nona," jawab pelayan itu.

Suzy mengangguk pelan. "Apa kau kerasan bekerja denganku? Sudah berapa lama kau kerja di sini?"

"Yeh, Nona. Saya senang melayani Anda. Dan, sudah hampir empat tahun saya bekerja di mansion ini, Nona," ujar Bora menatap ke depan, pada nona muda yang tengah memandangnya penuh selidik dari pantulan cermin.

Suzy memutar posisi duduknya hingga berhadapan dengan pelayan pribadinya, yeoja itu lantas tersenyum manis. "Aku akan mengatakannya kalau kau menjawab pertanyaanku dengan benar."

Bora sedikit khawatir jika nona muda ini tidak puas dengan pelayanannya. Namun, ia juga tidak berani berbicara, jadi dia hanya mengangguk sekilas dengan keresahan yang disembunyikannya.

Suzy menatap perempuan itu dengan sorot mata tajam, gerak-gerik pelayan itu tidak luput dari pengamatannya.

"Perintah siapa yang harus kau turuti di rumah ini?" tanya Suzy, nadanya terdengar padat namun lembut.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang