[21] Sebongkah Keyakinan

1.3K 110 165
                                    

Keesokan harinya setelah merasa tubuhnya sudah lebih baik, Suzy mengambil ponselnya dan menghubungi Song Kang, sahabatnya. Entah kenapa Suzy merasa kalau Song Kang benar-benar marah padanya, namja itu dari kemarin seolah sedang mendiamkannya.

Setelah panggilan itu tersambung, Suzy meminta waktu untuk bertemu. Song Kang yang katanya sedang sangat sibuk, dengan nada menyebalkan berkata, 'Aku sedang ada di apartemen. Kau saja yang kemari kalau memang butuh.'

Suzy menutup panggilan telepon tersebut dengan ekspresi tak percaya. "Menjengkelkan sekali memang si playboy itu kalau sedang merasa sok penting," gerutunya sebal.

Namun, sayangnya Suzy memang butuh. Jadi, dia membesarkan hati untuk mendatangi sahabatnya itu meskipun tubuhnya baru saja pulih. Suzy datang ke apartemen namja itu dengan membawa Dodo, anjing kesayangannya.

Setelah tiba di sana, Suzy semakin dibuat kesal saat Song Kang dengan santainya mengatakan dia sedang sibuk sekali. Tapi, kenyataannya tidak seperti yang dibayangkan oleh Suzy, ketika datang yeoja itu langsung mendapati Song Kang yang sedang tertelungkup di depan layar televisi dan kedua tangannya sibuk memainkan stick PS, asyik bermain game.

"Kyaa! Sangat sibuk itu, aku pikir kau sedang ikut membela negara di ajang Piala Dunia," sindir Suzy pedas.

Song Kang menoleh sekilas kepada Suzy yang baru tiba. "Ini juga penting," jawabnya ketus.

Suzy lalu menurunkan Dodo, si bola bulu di lantai karpet. Suzy kadang-kadang membawa anjingnya ke apartemen Song Kang, jadi Dodo sudah terbiasa dengan tempat ini. Kemudian, Suzy ikut berbaring di karpet tebal dengan berbantalkan punggung sahabatnya. Sesekali Song Kang memaki saat terjadi sesuatu dengan game-nya, yang Suzy kurang paham. Suzy yakin bahwa kebanyakan namja itu kedewasaannya selalu pudar jika dihadapkan dengan sebuah game.

Suzy mendekati wajah Song Kang yang masih serius bermain PS. "Song Kang-ah ...."

Song Kang meliriknya sebentar. "Wae? Kenapa kau dekat-dekat? Sana pergi, hushh ..." usirnya dengan nada menyebalkan, lalu melanjutkan permainannya lagi.

Suzy mengerucutkan bibir, lalu bangun dan duduk di sofa bed yang ada di belakang tubuh Song Kang.

"Yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yaa ... kau masih ingin terus mendiamkanku?" tanya Suzy tidak tahan, setelah lima belas menit berlalu.

Song Kang berdecak. "Ani ... kenapa harus begitu?" ujarnya tanpa menoleh pada yeoja itu.

Suzy tidak menjawab. Sekarang yeoja itu merubah posisi duduknya dan berbaring pada sofa bed sembari menatap sahabatnya itu dengan pandangan tak habis pikir.

Namun, tak lama setelahnya Song Kang pun menghentikan permainannya. Kemudian Song Kang mengubah posisi tubuhnya menjadi telentang, seraya mengecek ponselnya.

"Aku tahu kau semakin dekat dengannya, tapi tetap saja hal itu membuatku masih tidak percaya. Apalagi saat aku menghubungimu malam itu dan ternyata si Kim Joo Hyuk yang mengangkat panggilanku, membuatku kesal setengah mati. Aku tidak menyangka kalau kau sudah sejauh itu dengannya, bahkan kau menginap di apartemen si berandal itu," kata Song Kang tiba-tiba sambil menoleh dan memandangi Suzy.

Suzy diam mendengarkan, tapi dia bisa melihat sorot mata sehitam arang milik sahabatnya itu menunjukkan kemarahan walau hanya sekilas.

Perempuan itu lantas mendesah panjang. "Kemarin malam itu ...” kata Suzy menggantung, membuat Song Kang diliputi rasa penasaran. “Aku kehujanan dan mendadak demam. Karena panik, dia akhirnya membawaku ke apartemennya dan merawatku di sana,” lanjutnya terus terang.

Song Kang mengerutkan dahi dengan berlebihan. "Mwo? Kau sakit? Yaa ... kenapa kau bisa kehujanan??" tanyanya berentetan dengan dramatis, seraya membetulkan posisi tubuhnya menjadi duduk tegap.

Suzy menelan ludah dengan berat. "Ehm ... gwaenchana, sekarang aku sudah sehat kembali. Itu bukan hal yang besar, kami hanya sedikit berselisih paham saja."

Song Kang menyipitkan mata dan memandang penuh selidik padanya. "Kalian bertengkar? Ada apa, Suzy-ya?" tanya Song Kang lagi, mendesaknya.

Suzy tidak menjawab, dan hal itu membuat Song Kang jadi sedikit menggila karenanya.

Song Kang lalu berpindah tempat. Dia bangun dari duduknya dan menghampiri Suzy yang tengah berbaring di sofa bed. Namja itu duduk di bawah dan menyandarkan punggungnya pada dudukan sofa bed yang ada di depan televisi, membelakangi tubuh yeoja itu.

"Suzy-ya ... jika si berandal itu menyakitimu, aku tidak akan membiarkannya. Kau tahu aku dengan baik, kan??" kata Song Kang dengan tegas, mata sehitam arang itu benar-benar menunjukkan keseriusan.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang