[8] Kesempatan Itu DiBuat, Bukan DiTunggu

1K 111 54
                                    

Hellas Club menjadi salah satu nightclub yang populer. Kelab ini terletak di basemen sebuah hotel bintang lima, di kawasan elite distrik Gangnam. Ada empat bar di dua lantai dengan makanan & minuman yang disajikan oleh chef dan bartender terkenal. Masing-masing dari empat bar memiliki tema musik dan arsitektur yang berbeda.

Kelab ini menjadi tuan rumah bagi DJ internasional yang terkenal di Dunia atau pun DJ lokal yang populer dari berbagai genre musik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelab ini menjadi tuan rumah bagi DJ internasional yang terkenal di Dunia atau pun DJ lokal yang populer dari berbagai genre musik. Tidak semua orang bisa masuk ke kelab ini, standar yang tinggi menjadikan tempat ini sebagai tempat hangout para selebriti dan kaum borjuis.

Yeoja itu menyesap sedikit Savory Margarita sambil menatap suasana keriuhan di sekitarnya, namun dengan pikiran yang menerawang jauh—Suzy tidak menyadari kedatangan sosok Song Kang dari arah belakang tempatnya duduk.

Dengan pikirannya yang masih fokus berkelana itu, Suzy sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk dikagetkan dari belakang. Saking terkejutnya, Suzy nyaris saja menumpahkan minumannya yang masih terisi penuh itu, kalau bukan karena tangan cekatan yang segera meraih gelas tersebut.

Damn, Girl! Untung saja refleksku masih sebagus waktu dulu aku rajin latihan judo.” Kedua mata Song Kang melebar dan segera mengambil tempat duduk di sebelah Suzy yang terlihat pucat. “Kau sungguh terkejut ya, Honey?

Suzy melempar tatapan kesal sebelum merebut gelas tersebut dari sahabatnya itu. “Kau terlambat tiga puluh menit, Song Kang-ah.”

Song Kang tersenyum dan mencubit gemas pipi yeoja itu. “Ada urusan sebentar. Yaa ... sedang kesal saja kau tetap cantik, aku jadi makin sayang padamu.”

Suzy menepis risi tangan namja itu, lalu memutar bola matanya bosan. “Sorry, aku tidak menerima rayuan gombal.”

Song Kang tertawa kecil. “Gwaenchana ... aku akan menunggu sampai kau siap menerimanya.” Namja itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. “Kau sendirian saja, ke mana yang lainnya?” tanya Song Kang.

Suzy mengedikkan bahu sambil menyesap kembali minumannya. “Entahlah. Tadi mereka turun lebih dulu ke dance floor, mungkin masih di sana,” jawabnya singkat.

Namja itu manggut-manggut. Semakin malam, suasana di kelab ini pun semakin ramai, penuh ingar-bingar. Suzy meraih ponselnya dan membuka aplikasi chat. Dia fokus menatap layar ponselnya dan mengabaikan pertanyaan Song Kang yang duduk di sampingnya.

“Suzy-ya!” panggil Song Kang untuk ketiga kalinya.

Suzy mendongak dan memandang namja itu dengan sikap bertanya. “Hmm—?”

 “Hmm—?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang