[34] Kemarahan Yang Meluap

400 40 16
                                    

Menilik jawaban Song Kang barusan yang terkesan malas-malasan, Joo Hyuk makin penasaran dengan sesuatu yang terjadi di antara Song Kang dan calon istrinya. Joo Hyuk tak menyerah untuk mendesaknya bicara empat mata, meskipun awalnya Song Kang tampak enggan namun tak urung mengikuti langkah Joo Hyuk yang berjalan di depannya menuju entrance restoran.

Area entrance yang sangat eye catching itu dirancang semenarik mungkin dengan bentuk yang unik menggunakan kaca tempered berangka baja lalu dibentuk melengkung dan tinggi. Inilah yang menjadi magnet utama dari resto tersebut, dengan lighting yang tepat di area ini yang akhirnya memberikan ambience kemewahan. Hadirnya tanaman di kedua sisi koridor semakin mempertegas bahwa tempat ini menghadirkan kenyamanan yang asri. Kim Joo Hyuk lantas menghentikan langkahnya di dekat salah satu tanaman yang menjulang tinggi melebihi dirinya.

Song Kang pun berdiri di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat, kemudian berdecak malas. "Kau ingin bicara soal apa padaku?" tanyanya sambil melipat kedua tangan di atas dada.

Joo Hyuk berdeham dan menatap lekat pria itu. "Aku hanya ingin tahu ...” ujarnya sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. “Apa yang Suzy minta darimu sampai kau berani menginginkan imbalan untuk pergi berkencan dengannya?" jawabnya membalas dengan pertanyaan.

Dahi Song Kang berkerut samar dan sudut bibirnya terangkat sedikit. "Kenapa kau tidak tanyakan langsung saja padanya?" Dia balas bertanya dengan cara bicara yang menyebalkan di mata Kim Joo Hyuk.

Lagi-lagi Joo Hyuk hanya bisa menahan diri dan memikirkan berbagai kemungkinan. "Aku tidak akan bertanya padamu jika aku sudah mendapatkan jawabannya, bukan?" tukasnya dengan mata menyipit, seolah-olah itu sudah jelas sekaligus seperti menggarisbawahi ketololan Park Song Kang.

Sementara itu Song Kang hanya tertawa kecil dengan ekspresi yang tampak mencemooh.

Joo Hyuk menghela napas panjang. “Song Kang-ssi, aku tahu kalau kau menyukai calon istriku, tapi aku pastikan kencan itu tidak akan pernah ada,” katanya lagi dengan senyuman kecil nan tersirat. “Sekali lagi aku tanya baik-baik ... jadi, Suzy meminta apa padamu? Satu hal yang harus kau ingat adalah nantinya kau tidak perlu terlibat lagi dengan permohonannya itu. Sebagai gantinya, aku yang akan melakukannya. Song Kang-ssi, bagaimanapun kau harus tahu batasanmu karena sebentar lagi kami berdua akan bertunangan.”

Song Kang pun tertawa keras, ucapan dari rivalnya itu terdengar seperti omong kosong. Lalu, dia menekan kuat-kuat dada bidang milik Joo Hyuk dengan jari kukuhnya. "Kyaaa, kau itu siapa? Berani betul mengaturku dengan seenaknya,” ucapnya dengan suara berat tertahan.

Pria itu menurunkan pandangannya sebentar dan melihat jari telunjuk Song Kang yang tengah mendesak dadanya dengan penekanan yang lumayan.

Joo Hyuk menatap tajam lelaki di hadapannya, kemudian tersenyum menyeringai. "Dari awal Suzy memang untukku, bukan untukmu. Kalau kau lupa, Choi Yong Joon hoejangnim adalah orang yang memilihku langsung untuk menjadi calon cucu menantunya. Tapi, jika ada tikus sepertimu yang mengganggu terus-menerus di sekitar kami, mungkin sebaiknya aku langsung menikahinya saja!" balasnya dengan emosi yang seperti meluap, tak bisa lagi dikendalikan.

Kontan saja Song Kang langsung mencengkeram kerah pakaian Joo Hyuk. "Tikus??" geramnya tidak terima. "Saekkiya ... memangnya kenapa kalau kau orang yang dipilih langsung oleh beliau? Semua itu tidak akan merubah apa pun, lagi pula janji adalah janji. Aku bersumpah akan membawa Suzy jauh darimu dan aku akan merayunya hingga dia tidak lagi melihat ke arahmu,” ujarnya pasti, sambil tersenyum miring.

Kepala Joo Hyuk terasa sakit secara mendadak, respons yang diberikan oleh rivalnya itu membuatnya sangat muak. Joo Hyuk pun meradang dan membalas dengan cara yang sama, dia lantas mencengkeram kuat kerah jaket kulit Song Kang.

"Shibal! Tidak akan kubiarkan kalian berdua bisa pergi kencan sialan itu. Bajingan!" Joo Hyuk mengutarakan pikirannya dengan tegas sambil menatap dingin Song Kang.

Mereka berdua saling menatap tajam seperti tidak ada habisnya, dengan tangan kukuh yang masing-masing saling mempertahankan posisi.

"Kyaa, kau pikir aku tidak tahu kalau kau itu sering menyakiti Suzy?” ujar Song Kang dengan ekspresi lebih serius daripada sebelumnya. “Kenyataannya kau itu masih begitu asing untuknya. Sadarlah, dia bahkan tidak bisa terbuka padamu. Jadi, kau jangan besar kepala dulu, berengsek!" bentaknya marah.

Joo Hyuk berdecih. "Itu bukan urusanmu! Kalau kau masih bersikeras tidak mau memberitahu apa alasan Suzy meminta tolong padamu, maka aku akan mencari jawabannya sendiri,” katanya sinis, menatap tajam pria di hadapannya. “Kau yang jangan bermimpi terlalu tinggi, sialan! Sebelum kau membawanya pergi, aku yang akan memilikinya lebih dulu!" pekik Joo Hyuk, nyaris berteriak saking emosinya.

"Chogiyoo ... apa terjadi sesuatu, Tuan?" tanya seorang pria paruh baya yang berperawakan tinggi besar, menyela perdebatan mereka untuk memastikan.

Teguran itu otomatis menyadarkan dua orang yang sedang bersitegang tersebut. Keduanya menoleh serempak pada dua penjaga keamanan yang datang menghampiri mereka berdua.

Kontan Song Kang langsung melepaskan cengkeramannya pada pria itu, lalu disusul oleh Joo Hyuk yang juga ikut melepaskan cengkeramannya.

Song Kang tertawa ringan, berusaha menyembunyikan sisa kemarahannya. Lalu, dia menepuk-nepuk bahu Joo Hyuk, tapi tidak sedikit pun Song Kang meliriknya.

"Oh, tidak ada ... ehm ... kami berdua hanya sedang mengobrol.” Song Kang menggeleng dan tersenyum seramah yang dia bisa. “Kadang-kadang gurauan kami memang suka begini. Biasalah, pertemanan di antara para lelaki, bukan hal yang serius," katanya lagi dengan pasti, mencoba meyakinkan.

Mendengar penjelasan Song Kang barusan, petugas keamanan yang bertanya tadi akhirnya mengangguk dan percaya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling area. “Begitu rupanya. Baiklah, kalau memang tidak ada masalah yang serius, kami hanya memastikan kenyamanan para tamu yang datang ke sini.” Lalu mereka mengusulkan Song Kang dan Joo Hyuk untuk masuk ke dalam restoran dan menikmati hidangan di sana.

Song Kang mengangguk ringan pada petugas keamanan yang membungkuk hormat padanya, kemudian dua orang petugas itu pamit meninggalkan mereka berdua.

Waktu akhirnya Joo Hyuk menoleh dan melihat tatapan garang Song Kang, Joo Jyuk tampak benar-benar kesal.

Mwo?” tantang Joo Hyuk.

“Kau benar-benar berengsek.” Song Kang menyemburkan kata-kata makian itu pada rivalnya saat di sekolah dulu hingga sekarang. "Dengar, kali ini aku akan membiarkanmu dan melihat perilakumu terlebih dahulu. Jadi, mulai sekarang kau harus menjaga sikapmu dengan benar agar tidak menyakiti Suzy terus-menerus!" tambahnya dengan penekanan.

“Menyakitinya terus-menerus??” Joo Hyuk berdecih sinis dan melayangkan pandangan penuh arti pada Song Kang, seolah ingin mengingatkan rivalnya itu bahwa Suzy lah yang berusaha mendekatinya, ketika dulu ia masih menolak rencana perjodohan mereka.

Tepat saat itu, ponsel Joo Hyuk berdering. Jung So Hee meneleponnya, membuat dahi pria itu berkerut samar, dia sedikit ragu untuk menekan tombol answer.

“Joo Hyuk-ah, aku ingin bertemu denganmu sekarang. Aku membutuhkanmu, cepatlah datang padaku!”

“Ah, mianhae aku tidak bisa bertemu denganmu malam ini,” sahut Joo Hyuk, sambil menghindari tatapan penasaran pria di depannya. “So Hee-ya, maaf kali ini aku tidak bisa menemanimu,” lanjutnya dengan nada menyesal.

“Kenapa tidak bisa, Joo Hyuk-ah?” tanya So Hee kecewa.

"So Hee-ya, sekarang aku sedang tidak ada di Seoul.” Joo Hyuk menghela napas. “Maaf, saat ini aku sedang menemani Suzy liburan bersama teman-temannya,” sambungnya hati-hati.

Rasa kecewa So Hee sontak bertambah. Ya bagaimana lagi? Terkadang hal-hal tak terduga muncul mengacaukan situasi.

“Kenapa tidak memberitahuku, sih? Berapa lama?” Dari nadanya, sepertinya So Hee benar-benar kesal dan kecewa.

“Maaf, maaf ... mungkin beberapa hari, aku juga perginya mendadak,” jawab Joo Hyuk dengan canggung.

“Memangnya kau berlibur dan menginap di mana, Joo Hyuk-ah?” tanya So Hee ingin tahu di ujung sana.

Joo Hyuk mengerutkan dahi sebentar, tampak sedikit ragu. “Ehm, sekarang kami menginap di Hyoopark resort milik keluarga Park Song Kang. Aku rasa kau juga tahu tempat ini, mungkin dulu saat kalian masih bersama, dia pernah mengajakmu ke sini.”

Di seberang sana So Hee mendengus tak percaya. “Tidak biasanya kau akur dengan Park Song Kang, kalian berdua sepertinya makin akrab saja, ya?” sindirnya tak habis pikir.

Joo Hyuk menipiskan bibir. “Semua ini adalah idenya Park Song Kang, dia yang mengundangku untuk bergabung. Aku sih hanya menemani Suzy liburan saja. Sekali lagi aku minta maaf karena tidak bisa menemuimu malam ini, So Hee-ya. Waktunya tidak tepat, maaf ....”

Di seberang, So Hee mengerutkan mulutnya. “Neh, tidak apa-apa, Joo Hyuk-ah. Namanya juga sudah terlanjur kejadian. Ya sudahlah, selamat berlibur.”

Joo Hyuk tersenyum kecil. "Neh, gomawo ... selamat malam dan mimpi indah, So Hee-ya.”

Baru setelah wanita itu menutup pembicaraan, Joo Hyuk teringat sesuatu. Dia lantas memutar tubuhnya dan melihat Song Kang masih berdiri di sana, tidak jauh dari tempatnya.

Tanpa memberi kesempatan Joo Hyuk bicara, Song Kang sudah menatapnya dengan pandangan mencemooh. Bahkan setelah itu dia kembali merapatkan jarak dengan Joo Hyuk dan langsung tertawa mencela. Kedua orang itu saling memandang seperti tidak ada habisnya.

"Bukankah tadi kau yang tampak menggebu-gebu dan mengancamku untuk menjauhi Choi Suzy? Kemudian kau baru saja bertingkah seolah-olah sedang menenangkan kekasihmu yang lain. Lalu apa artinya semua ini??” ujar Song Kang dengan ekspresi pura-pura kebingungan.

Joo Hyuk terdiam, namun raut wajahnya terlihat lebih marah daripada sebelumnya.

Song Kang tersenyum menyeringai. Dia lantas mengangkat telunjuknya dengan ekspresi senang, seolah baru saja mendapatkan petunjuk yang luar biasa. “Yaaa ... Joo Hyuk-ssi, aku akan berbaik hati memberimu saran. Semua orang pun tahu kalau hatimu itu sudah terikat dengan Jung So Hee, jadi kau hanya perlu melepaskan tangan Suzy dan aku yang akan memegangnya erat-erat!” ujarnya dengan nada tegas dan pasti, lalu meninggalkan Joo Hyuk dalam keheningan. Selera makan Song Kang sudah hilang sepenuhnya, kemudian memutuskan untuk tidak kembali ke dalam restoran.

Joo Hyuk mengetatkan gerahamnya marah. Pria itu lantas mengambil ponselnya kembali dari saku celananya dan menghubungi Min Korain—si kaki tangannya. Joo Hyuk pun memberi perintah padanya untuk mengumpulkan semua informasi tentang calon istrinya—Choi Suzy, bahkan untuk informasi sekecil apa pun dan segera melaporkan padanya.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang