[15] Someone From The Past (1)

1.5K 127 96
                                    

Joo Hyuk bertanya-tanya dalam hati apakah ucapannya barusan akan meledakkan amarah pria berusia lanjut itu atau justru membuatnya segera membatalkan rencana perjodohan dirinya dengan Choi Suzy.

Tawa Choi Yong Joon seketika menghilang dan tidak segera menjawab. Suzy memberanikan diri untuk menatap lekat kakeknya. Pernyataan Joo Hyuk memang kurang ajar dan tak berperasaan, tetapi jujur Suzy masih belum bisa memastikan Choi Yong Joon akan bereaksi seperti apa. Kemarahan besar mungkin akan datang nanti, ketika ia hanya berdua dengan kakeknya.

Choi Woo Bin kemudian membuka suara. “Wah, yaaa ... Kim Joo Hyuk-ssi, tidak kusangka kau cukup kejam juga rupanya. Kau tidak memberinya kesempatan sedikit pun. Ibarat sedang berperang, Suzy sudah mati lebih dulu sebelum berjuang,” katanya tiba-tiba sambil menahan tawa, berusaha mengubah suasana.

Choi Yong Joon tertawa lebar, sebelum akhirnya menggantinya dengan senyum. Namun, entah bagaimana senyum itu terlihat menyeramkan di mata Joo Hyuk.

Tapi, dengan gaya khasnya, Choi Yong Joon langsung bisa menguasai dirinya kembali dan menyatakan, “Joo Hyuk-ah, perjodohan itu tidak pernah ada,” ujarnya merespons dengan santai.

DEG.

Joo Hyuk tidak mempercayai pendengarannya sendiri. Bertanya-tanya apakah semua ini hanya lelucon atau apakah dia tidak salah dengar. Joo Hyuk benar-benar terperangah.

Sebenarnya, semua yang ada di ruangan itu juga terperangah. Termasuk Suzy. Terutama Suzy. Dia terpaku di tempatnya selama beberapa saat, menatap kakeknya dengan pandangan kosong. Tapi, kesadaran itu perlahan-lahan mulai merayapi wajahnya.

Semua orang memandangi Choi Yong Joon dan tidak berkata apa-apa, tapi justru dengan begitu, membuat mereka terjebak dalam kebingungan.

Mata Joo Hyuk melebar dan menatap curiga pria berusia lanjut itu. “Tapi, bukankah—”

“Joo Hyuk-ah, yang ada hanyalah keinginan kami ... aku dan orang tuamu, untuk menjadikan persahabatan ini menjadi sebuah ikatan keluarga.” Choi Yong Joon memotong.

Apakah itu berbeda? tanya hati Joo Hyuk keheranan.

“Itu sebenarnya sudah lama sekali, obrolan santai antara orang tua Suzy dengan orang tuamu, saat kalian masih kecil. Sekarang, setelah sekian lama waktu berlalu, akhirnya hubunganku dan orang tuamu kembali dekat. Dan kami sepakat jika kau sudah pulang dari USA, kami akan mengatur supaya Suzy dan kau bisa pendekatan, Joo Hyuk-ah,” tutur Choi Yong Joon menjelaskan dengan senyum berwibawa. “Ayahmu sempat keberatan dengan rencana ini, karena tidak mau kau menjalani sesuatu dengan terpaksa. Tapi, pada dasarnya kami semua setuju dan ingin kalau kau dan Suzy bisa bersama.”

Choi Yong Joon berdeham. “Jadi, ya kau bisa menganggap perjodohan ini tidak pernah ada. Kalau kau suka dengan orang lain, ya tidak apa-apa. Itu hakmu Joo Hyuk-ah. Tapi, lain halnya dengan Suzy ....”

Suzy menahan napas sebentar. Dia hanya bisa menahan diri dan memikirkan berbagai kemungkinan buruk. Sementara Joo Hyuk menatap pria berusia lanjut itu dengan kening yang benar-benar berkerut. “Lain halnya ...?” tanya namja itu bingung.

Choi Yong Joon tertawa kecil. “Ada hal-hal yang belum bisa kalian pahami,” terangnya. “Kalian masih muda dan penuh gejolak, aku mengerti soal itu. Bagaimanapun juga aku pernah muda. Sama sepertimu, aku juga pernah mati-matian mempertahankan apa yang menurutku benar pada masa itu. Joo Hyuk-ah, percayalah, tidak ada orang tua yang ingin anaknya menderita.”

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang