Suzy menipiskan bibirnya. Dia mengamati wanita yang kini duduk di sampingnya, di antara kursinya dan kursi Joo Hyuk. Wanita itu mengenakan dress off shoulder dengan potongan asimetris, dipadukan dengan aksesori kalung minimalis dan anting panjang. Sentuhan heels berwarna gold menjadi akhir maksimal yang membuat penampilannya tampak anggun dan seksi.
Rambutnya panjang bergelombang dengan warna brunette yang membuat tampilannya lebih eksotis. Tubuh wanita itu lumayan tinggi tapi sepertinya tidak melebihi tinggi dirinya. Kulitnya putih dan bening. Cantik adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikannya. Anggun adalah kata tambahan untuk disematkan padanya.Ani, ani, tidak jadi ...
Anggun? Ya tidaklah, terlalu bagus untuk yeoja itu. Main serobot saja dinner orang lain, menyebalkan! batin Suzy protes.
Suzy menghela napas pelan. Kata-kata itu melintas dalam benak Suzy. Walaupun jujur saja, ia benar-benar ingin mengatakannya secara langsung.
“So, kebetulan sekali bertemu di sini,” Joo Hyuk memulai, “Pesan dulu, So Hee-ya. Mau makan apa?” tanya Joo Hyuk santai.
Jung So Hee menggelengkan kepala.
“Kenapa? Pesan saja, tenang ... aku yang traktir,” kelakar Joo Hyuk.
So Hee tertawa kecil, dan masih menolak tawaran Joo Hyuk dengan halus. “Gampanglah, aku sedang menunggu orang soalnya. Sebentar lagi dia sampai kok.”
Joo Hyuk ber-oh pendek dan mengangguk sekilas. “Kalau begitu pesan minum saja, ya? Aku yang memaksa lho,” ujarnya setengah serius.
So Hee terdiam sebentar, sebelum berkata, “Arasseo.”
Suzy berdeham cukup keras dan menatap keduanya dengan pandangan yang menjengkelkan. Merasa ditatap, mereka berdua menoleh dan seolah tersadar jika masih ada orang lain di meja tersebut.
“Excuse me? Aku masih di sini, lho, bersama kalian,” ujar Suzy dengan nada sarkas.
So Hee mengangkat sebelah alis sembari memandang saksama Suzy. Lalu, pandangannya beralih pada Joo Hyuk, seolah bertanya ‘siapa perempuan itu?’. Mendadak otak Kim Joo Hyuk seperti buntu, ia bingung sesaat.
Namja itu menggosokkan jari telunjuk ke hidungnya. “Eh? Hmm ... dia Choi Suzy. Suzy, ini Jung So Hee,” jawab Joo Hyuk mengenalkan keduanya.
“Oh, annyeong haseyo,” sapa So Hee ramah sambil mengulurkan tangan untuk berjabat. “Jung So Hee.”
“Choi Suzy,” jawab Suzy dengan pendek dan dingin.
“Sorry, ya.” So Hee tersenyum. “Tadi aku melihat Joo Hyuk ada di sini juga, jadi aku menyapanya. Tidak apa-apa kan, kalau aku ikut bergabung?” tanya So Hee sopan.
Meski tampak terganggu, Suzy tetap tersenyum tipis, lalu mengangguk sekilas. Sementara So Hee membalasnya dengan senyum pula sambil mengamati Suzy sebentar, seolah sedang menilainya.
“So,” Suzy menyibak rambut dengan jari-jari lentiknya, lalu bersedekap. “Kau itu temannya Jjwogi?” tanya Suzy dengan nada tersirat, penuh selidik.
“Jjwogi?” So Hee balas bertanya.
Suzy mengedikkan dagunya ke depan, ke arah Joo Hyuk.
So Hee ber-oh panjang. “Ya, begitulah ... kami memang berteman sangat baik dari dulu,” jawabnya dengan senyuman.
Dari dulu?? Apa yeoja ini yang ada di postingan Instagram Jjwogi? Dia kah, yeoja dengan siluet itu? Suzy bertanya-tanya dalam hati.
Suzy menatap keduanya dengan tatapan aneh. Seolah tercerahkan, Suzy jadi mengingat kembali percakapannya waktu itu dengan Kim Ga Yeon—calon adik iparnya. Pantas saja, ia merasa familier dengan wanita yang ada di sampingnya. Melihat sikap So Hee yang terlihat nyaman di dekat Joo Hyuk, menunjukkan betapa akrabnya mereka berdua.
Jung So Hee, orang yang duduk di sebelahnya ini—bisa dipastikan 90% adalah wanita pujaan dari calon suaminya. Sepertinya dia memang wanita yang sudah membuat Joo Hyuk gagal move on bertahun-tahun, mungkin hingga saat ini juga.
Sebenarnya Suzy tidak ingin terlalu peduli, tapi saat matanya berpindah menatap ke arah Joo Hyuk, keyakinan itu muncul kuat. Meskipun terkesan santai, tapi keakraban ketika mereka mengobrol terasa begitu nyata.
Suzy bisa melihat bagaimana cara Joo Hyuk menatap wanita di sampingnya itu, hangat—sebuah tatapan yang seolah berharap bisa mendekap tanpa harus merangkul. Sejenis tatapan yang berlimpah kasih sayang meski dibatasi penghalang yang sukar ditembus.
Ada apa dengan ini? Senyum lembut barusan, obrolan hangat barusan. Suzy mencibir dalam hati.
Suzy sudah memperhatikan keduanya sedari tadi. Ada yang menggelitik dalam rongga dadanya ketika melihat sambutan lembut yang diberikan oleh Joo Hyuk untuk wanita itu. Sebuah relasi persahabatan keduanya yang hangat, yang harus Suzy akui, bahwa rasa tidak nyaman ini jelas hanya subjektif dari dirinya.
Mendadak Suzy merasa gelisah, mood-nya yang sudah hancur sekarang malah terjun bebas. Suzy menghela napas panjang-panjang, ia merasa salah tempat. Apakah seharusnya dia tidak ada di sini? Di antara Joo Hyuk yang bersikap seperti diam-diam mendambakan dan sikap So Hee yang terlihat tenang tapi seperti menawarkan, yang mungkin disalahartikan oleh Joo Hyuk.
Lalu, di mana seharusnya dia berada? Suzy setengah melamun ketika memikirkannya.
“Suzy-ssi, bagaimana?” tanya Joo Hyuk sambil menatap lurus padanya.
Suzy sedikit geragapan. Dia mengangkat sebelah alis, bertanya apa maksud Kim Joo Hyuk. “Hah?”
Joo Hyuk bedecak setengah gemas. Dia menunjuk hidangan yang sudah tersaji di atas meja. “Kau kan, tadi yang pesan black angus beef sirloin. Ayo, dimakan,” katanya sambil mengedikkan dagu.
Kontan Suzy menatap semua hidangan yang sudah siap di atas meja, dia tidak sadar jika pelayan sudah menyajikan makanan yang dipesannya tadi. Suzy pun menjawabnya dengan anggukan ringan.
Lalu, Suzy menatap Joo Hyuk sembari tersenyum sumir. Tadi, Suzy yang memesankan makanan untuk calon suaminya. Saat ini Joo Hyuk sedang fokus menikmati steak frites-nya dengan tenang. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya pada So Hee, tapi wanita itu tampak sibuk dengan ponselnya.
“Neh, ada Joo Hyuk juga di sini,” kata wanita itu menjawab suara di seberang sana. “Oh ... kau akan naik lift? Yasudah, kalau begitu aku pesan makanannya sekarang saja, ya? Sekalian denganmu juga.” So Hee mengakhiri panggilan teleponnya, lalu segera memanggil waitress.
Diam-diam Suzy ikut mendengarkan ketika So Hee berbicara di telepon dengan seseorang, wanita itu ternyata sudah punya janji dengan orang lain. Sesungguhnya Suzy tidak yakin ia bisa menghabiskan makanan ini. Memikirkan bagaimana romantic dinner yang ia bayangkan harus gagal, dan kenyataan bahwa Jung So Hee adalah wanita spesial yang menghiasi hati calon suaminya, membuat hatinya mencelus kesal.
Suzy menarik napas dalam-dalam. Lalu, menghamparkan serbet di pangkuannya. Suzy berniat akan makan saja dengan tenang.
Selanjutnya, Suzy mengiris daging steik itu, dan menyuapkan potongannya dengan anggun. Pandangannya lurus menatap piring di atas meja. Namun, kini sorot matanya menampakkan kegundahan. Pikiran Suzy kemana-mana, membuatnya tidak tenang.
Jika sedalam itu perasaan Joo Hyuk untuk wanita itu, sekarang Suzy jadi sedikit tidak percaya diri. Masalahnya, sekarang rencana perjodohan itu bukan hanya untuk kompromi semata dengan kakeknya. Tapi, Suzy sudah melibatkan perasaannya sejak mengetahui fakta, bahwa Kim Joo Hyuk adalah seseorang yang berharga di masa lalunya. Hatinya terasa sesak dengan kenyataan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
RomansaBagi Suzy, Joo Hyuk adalah sosok sempurna yang sesungguhnya. Seperti petrichor yang mengeluarkan aroma alami yang khas, segar, dan wangi ketika hujan turun. Suzy yakin Joo Hyuk adalah petrichor-nya setelah musim kering berkepanjangan di dalam hidupn...