[23] Reality Sucks!

1.4K 123 130
                                    

🔞

.
.

Jung So Hee sadar ada yang salah dengan Ki Yong, beberapa hari ini dia jadi sedikit pendiam. Sejak So Hee datang ke apartemen kekasihnya, dia langsung mendapati Ki Yong tengah duduk di bangku tinggi dengan kerangka kursi yang berwarna gold, di mini bar mewahnya dan meminum wiski.

So Hee mengamati namja itu untuk beberapa saat, dan kesimpulan yang ia dapatkan yaitu Lee Ki Yong seperti sedang berada di dalam dunianya sendiri, seolah tidak melihat kehadiran dirinya di apartemen ini.

"Sudah cukup! Kau sudah minum banyak," seru So Hee sambil menahan gelas yang entah sudah keberapa kali dihabiskannya. "Ki Yong-ah, apa kau ada masalah?" tanyanya kemudian.

"Aku pusing ...” jawab Ki Yong, kepalanya menindih tangannya yang dilipat di atas permukaan top table meja dengan motif marble. "Aku tahu ini tidak boleh terjadi, tapi kenapa dia selalu muncul? Aku jadi pusing," racaunya dengan suara lirih.

So Hee mengerutkan dahi sebentar. Sejujurnya dia tidak mengerti ucapan Lee Ki Yong barusan, So Hee tidak tahu apakah Ki Yong sekadar mencoba memulihkan kesadaran atau malah tertidur.

“Ki Yong-ah?

Dia tidak bergerak ketika So Hee memanggilnya, jadi wanita itu melangkah mengitari meja konter untuk menghampirinya, dan dengan lembut mengguncang bahunya agar dia bangun. Begitu jemari So Hee meremas bahunya, Ki Yong terkesiap dan langsung duduk tegak seolah So Hee membangunkannya di tengah-tengah mimpi. Barangkali mimpi buruk.

Ki Yong seketika meluncur turun dari bangku dan berdiri dengan kaki goyah. Tubuhnya mulai berayun-ayun, sontak saja Jung So Hee melingkarkan tangan Ki Yong di bahunya dan mencoba membawanya berjalan menuju master bedroom.

“Kita ke kamar, Ki Yong-ah.”

Lee Ki Yong menjatuhkan kepala di sisi kepala So Hee dan berjalan terhuyung bersamanya, membuat wanita itu semakin sulit menopangnya agar tetap tegak karena tubuh Ki Yong yang lebih besar darinya.

“Kau siapa?” tanya Ki Yong dengan suara melantur.

Mereka akhirnya berhasil tiba di depan tempat tidur, dan So Hee melepaskan tangan Ki Yong dari bahunya. “Oke, Ki Yong-ah. Apa pun yang sedang terjadi padamu. Tidurlah.”

Ki Yong ambruk ke atas tempat tidur, tapi tanpa melepaskan bahu Jung So Hee. Wanita itu terjatuh bersamanya dan berusaha melepaskan diri.

“Tetap di sini bersamaku,” kata Ki Yong dengan suara memohon sambil memegang tangan So Hee, mencoba menarik wanita itu ke ranjang bersamanya.

So Hee menurunkan tubuh hingga berlutut di depan Ki Yong kemudian menyentuh bahunya. “Ki Yong-ah?

Ki Yong menghela napas dalam-dalam, lalu perlahan mengangkat wajah untuk menatap So Hee. Matanya terbuka hanya segaris dan warnanya sangat merah. Entah karena hal lain atau pengaruh alkohol.

“Aku menginginkanmu, sungguh,” kata Lee Ki Yong sambil mengangkat satu tangan pada So Hee. Tangannya memegang tengkuk So Hee dan dia menarik wanita itu ke arahnya, membenamkan wajah ke ceruk antara leher dan bahunya. “Aku sungguh menginginkanmu.”

So Hee kemudian mendorong Ki Yong dengan lembut supaya kembali berbaring di tempat tidur. So Hee lalu memaksanya merebahkan kepala. “Tidurlah, Ki Yong-ah,” katanya lembut.

Mata Lee Ki Yong sarat ekspresi merana ketika dia merebahkan kepala ke bantal. “Kau tidak menginginkanku, ya?” katanya saat meraih tangan So Hee. Matanya memejam lagi, lalu dia mengembuskan napas berat.

Wanita itu menatap Ki yong tanpa bicara, membiarkan kekasihnya itu memegang tangannya hingga dia tenang, tidak bergerak. Setelah itu So Hee berusaha melepaskan tangan darinya, tapi tiba-tiba mata Lee Ki Yong terbuka sempurna, seolah mendapatkan energi baru. Jemari Ki Yong mencengkeram pergelangan tangan Jung So Hee dan menariknya sampai terjatuh di atas tubuhnya.

Tidak memberi kesempatan untuk So Hee melepaskan diri, Ki Yong pun segera membungkam bibir tipis kekasihnya itu dengan bibir miliknya. So Hee lalu membalas ciumannya dengan sama menggebunya. Wanita itu membuka mulut dan membiarkan lidah Ki Yong menerobos masuk serta menyapu tiap sudut di rongga mulutnya.

Jung So Hee mengerang lembut, desahannya membuat kejantanan Ki Yong bangun sepenuhnya. Tangan namja itu mengusap lembut pahanya dan menyusup naik ke balik gaun pendek kekasihnya, lalu bersiap melepaskan pengait bra.

Setelah pengait bra-nya lepas, Ki Yong membantu melepaskan gaun kekasihnya itu dari kepala, lalu jemarinya menyelip ke bawah tali bra. Ki Yong menurunkan tali bra dari tangan So Hee hingga lepas sepenuhnya dan melemparkannya ke sembarang arah.

Kemudian Ki Yong mengangkat tangan, supaya So Hee bisa mencopot kaos miliknya. Setelah kaos Ki Yong bergabung dengan bra yeoja itu di bawah ranjang, Ki Yong memeluk dan merapatkan tubuh So Hee ke tubuhnya hingga dada mereka yang polos bertemu.

Mereka berdua sama-sama menghela napas tajam. Kehangatan tubuh Ki Yong menciptakan sensasi yang membuat So Hee tidak rela menarik diri. Ciuman Ki Yong menuruni leher So Hee, napasnya terasa seperti ombak menggelora di kulit wanita itu.

“Kau tidak tahu apa yang kau lakukan padaku,” bisik Ki Yong di leher kekasihnya.

So Hee tersenyum, karena pemikiran yang sama baru terlintas di kepalanya. “Oh, kurasa aku tahu,” sahutnya.

Tangan kiri Ki Yong meremas salah satu payudaranya, kemudian namja itu mengerang ketika tangan kanannya menyusup masuk ke dalam pakaian dalam wanita itu.

“Lepaskan,” kata Ki Yong singkat, sambil menarik karet celana dalam.

Lee Ki Yong tidak perlu menyuruh dua kali. So Hee pun segera melepasnya, setelah dia menurunkan celana boxer namja itu. Lalu kembali naik ke pangkuan kekasihnya setelah mengambil pengaman dari dalam nakas di samping ranjang. Tatapan So Hee sepenuhnya tertuju pada Ki Yong ketika namja itu merobek pengaman dengan gigi dan memasangnya.

Tangan Lee Ki Yong kemudian mencengkeram pinggul So Hee, lalu menarik wanita itu ke arahnya dan menyiapkan dirinya untuk Jung So Hee. Dia lantas menggeser pinggul So Hee dan mengatur posisinya sedemikian rupa sehingga yeoja itu hanya perlu menurunkan tubuh untuk memulai.

Yang wanita itu lakukan adalah mempertahankan kontak mata dengan Ki Yong ketika dia perlahan menurunkan tubuh. Mereka terkesiap serempak, tapi hanya itu suara yang beredar di antara mereka berdua.

Suara yang mereka keluarkan hanya embusan napas memburu dan suara tersentak yang terdengar semakin berat. Jung So Hee suka ritme mereka tetap pelan tapi terus-menerus, sambil mereka sama-sama mengeluarkan erangan yang lolos dari kerongkongan.

So Hee menyusurkan tangan di dada kekasihnya, menyentuh kontur setiap otot namja itu. Jung So Hee bermain lihai di atas tubuhnya, mereka berdua mengerang nikmat dan membuat Ki Yong nyaris meledak.

"Ssshh ... aahhh ... fuck!” desah Ki Yong, ketika pinggul So Hee bergerak naik turun di atas kejantanannya. Ki Yong menengadahkan wajahnya ke atas, dan tangannya sesekali meremas payudara So Hee.

"Ouh, yes ....” Ki Yong mengerang nikmat. “Fuck, Suzy-ssi,” racaunya kemudian sambil memejamkan mata.

Jung So Hee sontak menghentikan pergerakannya dengan ekspresi tak percaya, dan membuat Ki Yong mengerang frustrasi. Matanya yang tampak memerah menatap kesal pada wanita yang sedang berada di atas tubuhnya.

"Kenapa berhenti? Come on!" seru Ki Yong marah.

So Hee menatap tajam lelaki yang tengah terbaring di bawah tubuhnya. Dia tidak yakin apa yang baru saja dia dengar, apakah yang keluar dari mulut kekasihnya itu hanya sekadar refleks atau bukan? Lee Ki Yong mungkin tidak sadar dengan apa yang sudah dia katakan tadi, dia tidak sadar jika sudah menyebut nama perempuan lain padahal So Hee sedang bersamanya.

Wanita itu mengatur ulang posisi tubuhnya sehingga mengangkatnya menjauh dari namja itu supaya bisa lebih mengendalikan gerakan. So Hee ingin membuat Ki Yong tersiksa sama seperti dia yang menyiksanya saat ini. Gerakan lambat namun terus-menerus itu berhenti, bibir Ki Yong memburu bibir So Hee dengan ciuman lapar—ciuman yang lebih bergairah dan mendesak daripada sebelumnya.

Tangan Ki Yong meremas payudara kekasihnya, memaksa So Hee kembali ikut bergerak bersamanya. Meskipun wanita itu ingin melambatkan irama, namun Ki Yong melakukan hal sebaliknya dengan mengangkat pinggul dan menambah kekuatan di tubuhnya. So Hee mendengar napas kekasihnya itu berubah tajam dan merasakan kaki namja itu menegang. Ki Yong hampir lepas kendali.

Jung So Hee lantas mencium bibir kekasihnya itu lebih keras dan lebih kasar dari yang biasanya.

"Ouhh, Shit!!" seru Ki Yong dengan bibir yang masih menyentuh bibir kekasihnya.

Jung So Hee lalu menarik sejumput rambut kekasihnya, membuat kepala Ki Yong seketika menengadah.

"Tatap aku!!" tuntut So Hee dengan tidak sabar.

Ki Yong akhirnya membuka mata yang sekarang tampak sayu. Bibirnya sedikit bengkak, merah karena ciuman kasar dari kekasihnya. Jung So Hee menempelkan dahi mereka berdua hingga mencapai puncak bersama.

Ritme gerakan mereka berangsur melambat, begitu pula dengan getaran di sekujur tubuh mereka berdua. Cengkeraman erat di tubuh satu sama lain pun mulai mengendur. So Hee membenamkan wajahnya pada bantal di sisi kepala Ki Yong, dia menghembuskan napas berat.

So Hee kemudian memiringkan kepala hingga bibirnya menyentuh telinga namja itu. “Aku ingin lagi,” bisiknya di telinga Ki Yong.

Jung So Hee belum selesai sama sekali,  mulutnya kini tampak mengerut menahan emosi. Sepanjang sisa malam ini, So Hee akan membuat Ki Yong tidak akan pernah melupakan semua sentuhannya.

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang