Senyum So Hee perlahan mengembang saat ia berhasil sedikit memprovokasi perempuan itu. Jung So Hee tersenyum sinis dalam hati ketika umpan yang dilemparkannya mengenai harga diri Choi Suzy. Dengan tatapan mencemooh, wanita itu sudah lebih unggul dengan membawa Joo Hyuk pergi keluar bersamanya dan meninggalkan Suzy dengan kekalahan.
Kim Joo Hyuk menekan tombol lift, lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Hanya ada Jung So Hee dan Joo Hyuk yang berada di dalam lift.
"Sedang apa yeoja itu di sini?" tanya So Hee langsung.
Joo Hyuk mendesah pelan. "Merayakan ulang tahunku," jawabnya singkat, sambil bersandar santai menunggu lift berhenti di basemen.
So Hee mengerutkan mulutnya, lalu menoleh ke arah berlawanan dengan Joo Hyuk. Wanita itu mendengus pelan dan tersenyum miring.
"Oh, by the way ... happy birthday, Joo Hyuk-ah,” kata So Hee sembari mengalihkan pandangannya ke arah Joo Hyuk lagi.
Joo Hyuk menatap So Hee dan mengangguk sekilas. “Gomawo, So Hee-ya.”
Setelah lift berhenti di basemen, kali itu So Hee yang lebih dulu ke luar kemudian diikuti oleh Joo Hyuk. Sementara itu, Joo Hyuk mengiringi langkah So Hee yang sedikit cepat di belakangnya.
"So Hee-ya," panggil Joo Hyuk ragu-ragu, membuat So Hee menoleh ke arahnya.
Alih-alih membalas, Jung So Hee justru langsung menekan tombol pembuka pintu pada kunci remote mobilnya. Mobil otomatis dalam mode tidak terkunci, ditandai dengan menyalanya lampu sein sebanyak satu kali kemudian wanita itu membuka sisi pintu penumpang.
So Hee menoleh kembali ke arah Joo Hyuk, dan tanpa sadar dia berdecak kesal saat melihat Joo Hyuk yang hanya berdiri tidak jauh darinya. Jung So Hee pun batal masuk ke dalam mobilnya, namun dia tidak menutup pintu penumpang juga. Wanita itu lantas kembali memutari mobilnya hingga berhadapan dengan Joo Hyuk, kemudian So Hee menyelipkan kunci mobilnya ke tangan pria itu.
"Kau saja yang menyetir, Joo Hyuk-ah," perintah So Hee dengan senyum tipis.
Kali ini Joo Hyuk tidak segera menjawab. Dia bingung bagaimana menjelaskan situasinya pada wanita itu. Ekspresi bimbang yang terpasang di wajah Joo Hyuk ketika dia akan mengatakan sesuatu, dapat terbaca dengan jelas oleh Jung So Hee.
"Wae?" tanya So Hee dengan mata menyipit curiga. "Kau ingin bicara apa, Joo Hyuk-ah?" tanyanya lagi dengan tidak sabar.
Dengan perasaan resah, pria itu menggaruk hidungnya yang tidak gatal. Joo Hyuk menatap lekat wanita yang ada di depannya. "So Hee-ya, maaf, saat ini aku tidak bisa ikut denganmu. Lain kali saja, ya. Aku tidak bisa meninggalkan Suzy sendirian," ucap Joo Hyuk dengan gestur santai, berusaha sebiasa mungkin.
So Hee menahan napas sesaat. Sekarang dia benar-benar kesal dengan sikap Joo Hyuk barusan, membuatnya ingin mengeluarkan sumpah serapah untuk si jalang itu, lebih dari yang seharusnya.
"Kenapa, Joo Hyuk-ah? Apa sekarang kau juga sudah tergoda oleh rayuan perempuan itu?" tanya So Hee ketus.
Joo Hyuk lagi-lagi menatap lekat ke dalam mata wanita pujaannya, entah kenapa dia tidak senang dengan nada penghakiman yang ditujukan untuk calon istrinya itu.
Joo Hyuk menggeleng dan tersenyum kecil. "Ani ... bukan begitu, hanya saja aku sudah berjanji padanya. Mian, So Hee-ya, mungkin lain kali kita bisa pergi bersama," katanya, lalu Joo Hyuk mengembalikan kunci mobilnya pada So Hee. Dia mengangguk sekilas dan langsung membalikkan badan, kemudian melangkah pergi meninggalkan So Hee.
Namun, baru saja berjalan beberapa langkah, So Hee tiba-tiba memanggilnya. "Joo Hyuk-ah!” serunya cepat.
Tepat saat Joo Hyuk berbalik, tiba-tiba lengan So Hee sudah memeluk tubuh kukuhnya dan ia menarik namja itu agar semakin mendekat padanya. “Joo Hyuk-ah, tetaplah bersamaku,” bisik So Hee di dada bidangnya.
Joo Hyuk melebarkan mata tak habis pikir. Dia lantas mengusap rambutnya ke belakang dengan perasaan yang campur aduk. Bagaimanapun, situasinya saat ini memang terlampau sulit untuk mengambil keputusan. Beribu pertimbangan berkelebat dalam benak Joo Hyuk, sebab ia sedikit tak nyaman bila calon istrinya itu menunggu lebih lama.
Kim Joo Hyuk kemudian mencoba melepaskan pelukan erat wanita itu. Setelah berhasil dengan sedikit perjuangan, dia lalu mendorong halus bahu Jung So Hee dan meluruskan garis pandangnya dengan wanita itu. “So Hee-ya, sekali lagi aku minta maaf padamu, tapi malam ini aku sungguh tidak bisa pergi denganmu,” kata Joo Hyuk dengan penyesalan yang sungguh-sungguh.
Wajah So Hee seketika memerah, namun bukan merah karena malu tapi lebih kepada merah karena marah. "Wae? Apa sekarang kau juga tidak menyukaiku lagi?" tanyanya ketus. “Aku tidak percaya kau melakukan ini padaku, Joo Hyuk-ah,” kata So Hee kasar.
Joo Hyuk menggeleng-geleng. “Yaa, ada apa denganmu? Bukan seperti itu, tapi aku sungguh tidak bisa meninggalkannya sendirian saat ini," tuturnya menjelaskan.
Suzy, Suzy, Suzy ...
Tiba-tiba So Hee merasa seseorang menghantam kepalanya. Joo Hyuk yang ia kenal selama ini selalu memujanya sekarang perlahan mulai tak acuh padanya.
"KEUMANHAE!! Kenapa selalu perempuan itu, kenapa?? Aku muak mendengarnya!" jerit So Hee tidak tahan, lalu tangisnya meledak.
Tangisan wanita itu pecah dan membuat beberapa orang yang melewati mereka ikut menoleh seperti ingin tahu. Entah itu penghuni gedung apartemen ini atau hanya sekadar tamu yang berkunjung, tapi Joo Hyuk merasa tidak nyaman karena takut mengganggu orang lain dengan tangisan Jung So Hee yang semakin keras.
Joo Hyuk lantas mengambil kembali kunci mobil yang ada di tangan So Hee dan merangkul pundak wanita itu. Joo Hyuk lalu menuntunnya untuk masuk ke dalam mobil serta membantunya duduk di kursi penumpang. Pria itu kemudian menyusul duduk di kursi kemudi dan menyalakan mesin mobil Jung So Hee, lalu perlahan bergerak meninggalkan gedung apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
Любовные романыBagi Suzy, Joo Hyuk adalah sosok sempurna yang sesungguhnya. Seperti petrichor yang mengeluarkan aroma alami yang khas, segar, dan wangi ketika hujan turun. Suzy yakin Joo Hyuk adalah petrichor-nya setelah musim kering berkepanjangan di dalam hidupn...