[29] Sound Of Hopelessness

1.3K 96 76
                                    

Kang Woo Seok mengikuti arah pandang Joo Hyuk, lalu menepuk bahunya. "Yaa, aku rasa tatapanmu itu bisa mengalahkan sinar lampu laser yang ada di night club ini. Lihat saja, kau menatap dengan tatapan seolah akan menembus tubuh mereka berdua," komentarnya sambil tergelak dengan binar geli yang tidak ditutup-tutupinya.

Joo Hyuk mendengus berat. "Siapa yang menatap mereka??” serunya sebal. “Aku bahkan tidak peduli,” kelitnya tidak terima.

"Heol, kau itu tidak bisa membodohiku, Joo Hyuk-ah.” Woo Seok mencibir tak percaya. “Sial, aku sungguh tidak habis pikir dengan aksi Park Song Kang barusan. Malam ini kan aku yang sedang berulang tahun, tapi kenapa malah calon istrimu yang diberi hadiah?" tambahnya dengan tawa yang mengompori.

"Yaa, waktu aku mengundangnya untuk datang ke pestaku kali ini, si berandal itu bahkan menolak dengan alasan masih berada di luar negeri. Begitu aku memberitahu akan mengundang Choi Suzy, si berengsek itu tiba-tiba muncul di sini malam ini," kata Woo Seok lagi dengan sisa-sisa tawanya.

Kim Joo Hyuk berdecak sinis. "Aku hanya sedikit penasaran dengan hubungan mereka berdua. Kau tahu? Ketika aku bertanya kepada Choi Suzy, dia menjawab dengan santai kalau hubungan mereka itu seperti hubunganku dengan Jung So Hee."

Woo Seok sontak melebarkan mata. "Wah ... keren juga dia," katanya sambil tertawa geli. "Joo Hyuk-ah, aku benar-benar baru melihatmu gelisah dan kelabakan seperti ini. Apa calon istrimu itu pandai memuaskanmu di atas ranjang?" ujar Woo Seok menggoda Joo Hyuk dengan wajah tanpa dosa.

Kim Joo Hyuk mengangkat sebelah alis dan tidak menjawab. Dia lantas menyulut sebatang rokok dan menghembuskan asapnya kuat-kuat ke udara.

"Heol, jangan bilang kau ...” kata Woo Seok menggantung. Joo Hyuk menoleh padanya dengan tatapan malas. “Yaa, kau sungguh mencintainya??" tanya Woo Seok memastikan.

"Itu pertanyaan macam apa, sialan?” seru Joo Hyuk dengan sedikit mengangkat bibirnya. “Kau tahu kan hatiku sudah terisi oleh siapa?" katanya lagi dengan nada tak habis pikir.

"Halah, omong kosong! Kau ini terus saja mengelak,” cibir Woo Seok dengan senyum mencemooh. "Dulu kau bilang dengan penuh percaya diri kalau kau tidak ingin rencana perjodohan kalian itu terwujud, tapi apa? Sekarang kau malah semakin dekat saja dengan Choi Suzy."

"Shibal! Coba kau alami dulu kalau ada di posisiku, baru kau bisa berkomentar seenaknya. Kau tidak tahu rasanya begitu sulit untuk membuka hati kembali, ini juga tidak mudah karena melibatkan kedua orang tuaku," protes Joo hyuk dengan nada ketus.

Woo Seok kontan berdecih. “Heol, alasan klasik! Bilang saja kalau kau tidak mau melepaskan Choi Suzy," cibirnya dengan senyum menyebalkan.

"Apa maksudmu?" tanya Joo Hyuk heran.

Woo Seok terkekeh. "Yaa ... jujur saja kalau sebenarnya jauh di dalam lubuk hatimu itu, kau tidak mau melepasnya, kan?" ujarnya dengan nada mencela, dan Joo Hyuk sontak menatap sahabatnya itu dengan dahi berkerut. "Jika bicara soal alasan, kau sudah punya alasan yang kuat untuk menolak rencana perjodohan itu karena kau memang tidak menyukai Choi Suzy. Bagaimanapun kedua orang tuamu tidak memaksamu dan mereka menyerahkan semua keputusannya padamu kan, Joo Hyuk-ah?"

Kim Joo Hyuk geleng-geleng kepala sambil menghisap rokoknya dalam-dalam. "Bicara apa kau ini? Malah melantur dengan teori sampah seperti itu."

PETRICHORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang