"Rosé." gadis blonde itu menoleh ketika namanya dipanggil.
Jaehyun, dia yang memanggilnya, dan baru saja duduk di kursi yang bersebelahan dengannya.
"Pinjamkan aku ponselmu. Aku ingin mencoba menelpon ke rumah lagi."
Rosé yang mendengar permintaan itu segera mengambil ponselnya yang berada di saku rok.
Lalu memerhatikan jaehyun yang sibuk mencari nomor rumahnya dan meletakkan ponsel ke telinga.
Selang beberapa saat, jaehyun menghela napas seraya menutup matanya dengan erat.
"Coba lagi."
Jaehyun menatap Rosé sejenak lalu melakukan apa yang disuruh.
Rosé dan Jaehyun sudah berteman sejak kecil. Keluarga mereka juga dekat satu sama lain.
Mereka dahulu sering bermain bersama, tetapi Rosé harus pergi ke Aussie untuk belajar.
Dan bertemu lagi saat Rosé pulang ke Korea untuk kuliah, dan ternyata satu univ dan juga satu kelas dengan teman lamanya.
Sungguh kebetulan.
Keduanya menoleh ke arah Chaeyeon yang memanggil. Rosé segera membuang muka dan menunduk.
Saat Jaehyun sudah pergi, Rosé menghela napas dan segera menyesali detak jantungnya yang berdebar kencang. Dia merasakan rasa nyeri yang menghantam dada.
Meskipun dia dalam keadaan tidak baik seperti saat ini, dia bersyukur karena dia berada di ujung bus dan tidak ada yang memperhatikan.
Saat masih mengatur nafas, Rosé dikejutkan ketika ada seseorang yang tiba-tiba mengulurkan botol mineral di depan wajahnya.
Bahkan yang lebih membuatnya terkejut adalah, orang itu adalah Jungkook.
"Minumlah ini, dan cobalah untuk menenangkan dirimu."
Rosé yang tidak mau ambil pusing pun langsung menerima botol itu.
Sedangkan Jungkook menatap Rosé intens dari gadis itu membuka botol dan meminum airnya.
"Aku bukan bermaksud, tapi orang-orang di sini bergantung padamu, Rosé. Membunuh dirimu sendiri berarti membunuh mereka." kata Jungkook dengan nada pelan.
"I'm sorry." jawabannya setelah lama terdiam.
"Jaga dirimu" setelah mengatakan itu, Jungkook kemudian duduk di samping Rosé.
"Mereka bilang pemberhentian berikutnya adalah rumah Jaehyun. Apa kamu masih kuat bertarung?"
"Tentu saja." walaupun suaranya terdengar lemah, tetapi dia berusaha meyakinkan.
Mereka melakukan kontak mata beberapa saat sebelum Rosé memecahkan keheningan diantara mereka.
"Thank you, by the way." gadis itu tersenyum tipis saat kejadian itu terlintas di pikirannya.
"Untuk apa?" Jungkook bertanya dengan mengerutkan dahi.
Saat itulah dia memutuskan kontak mata dengan Rosé.
"Untuk memikirkan perasaan Chaeyeon. Terima kasih kamu telah membantuku saat ditanya olehnya tadi."
Jungkook menoleh ke Rosé yang masih tersenyum saat dia menatap ke luar jendela.
Melihat itu tanpa sadar dia juga melengkungkan bibirnya ke atas.
"Tidak baik mengetahui bahwa keluargamu meninggal. Tapi kurasa lebih buruk mengetahui bahwa mereka menjadi zombie."

KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanfictionRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...