[13] 5 point

1.5K 325 19
                                    

"Wah.. Bagaimana bisa?!" seru Jimin tidak percaya.

Ketika Jennie berjalan menjauh, baru dia memelototi Rosé.

"Aku hanya bertanya-tanya kenapa bisa aku tidak tahu kamu menderita nyctophobia." Jimin hendak menyentil dahi Rosé tapi ditepis olehnya.

"Aku bukan orang bodoh untuk memberitahumu itu, karena aku tahu kamu akan menggunakannya untuk lelucon."

"Hei!" Jimin akan menyakal sebelum Rosé segera mengangkat jari telunjuknya di depan bibir.

"Sudahlah, jangan membuang waktu. Ini semakin malam."

"Memangnya kenapa?" goda Jimin dengan mengangkat alis.

"Kan! Baru saja kubilang kau akan membuat itu menjadi candaan."

Raut wajah Rosé sudah sangat kesal, sedangkan Jimin hanya tertawa.

"Bodoh!" Jennie memukul belakang kepala Jimin dengan buku yang terletak di atas meja.

Lalu dia beralih ke Rosé dan mengambil senter yang digenggamnya.

Jennie lah yang ditugaskan untuk memegang satu-satunya sumber cahaya mereka.

"Kemarilah."

Tiga guru lain mendekat dengan anak-anak yang memegang sapu tangan.

"Siapa namamu?" Rosé berjongkok dan tersenyum kepada anak laki-laki di depannya.

"Choi Soobin." s

Senyum Rosé melebar saat mendengar nama anak itu.

"Aku Kak Rosé, aku akan menjadi teman mu dalam permainan ini. Maukah kamu menggengam tangan ku sambil berlari?"

Anak laki-laki itu mengangguk dan memberi Rosé high five.

Bahkan dua anak lainnya yang bersama mereka jelas bersemangat tentang permainan palsu itu.

Tidak ada yang tahu kenyataan menakutkan yang akan mereka hadapi saat mereka meninggalkan laboratorium.

"Siapa yang akan menggendong anak-anak lain?" tanya Yerin.

Rosé sudah sibuk berbicara dengan Soobin.

Jimin ingin mengangkat tangannya tapi Jennie dengan cepat menghentikan.

Dia menatap Jimin dengan penuh arti, lalu mereka berdua menoleh ke Rosé.

"Aku... Aku tidak bisa berhubungan baik dengan anak-anak." kata Jimin ragu saat dia menghadapi Yerin lagi.

"Tidak apa-apa."

Sana tersenyum lalu menoleh ke gadis kecil yang sedang bemain juga dengan Rosé.

"Ryujin ikut bersamaku, aku akan menggendongnya."

"Aku tidak bisa." Yerin mengangkat tangan kirinya yang bengkak dan tertutup sapu tangan yang hampir berlumuran darah.

"Aku terjebak di pintu sebelumnya karena kami terburu-buru."

"Kalau begitu aku akan menggendong anak terakhir." Jungkook mengajukan diri.

"Tapi... jungkook kamu memegang tongkat baseball, bukan?" tanya Jennie.

Lalu dia menyenggol tangan Jimin untuk membantunya membuat alasan.

"Ah..oh. Tentu saja, bagaimana kau akan bertarung jika kamu membawa anak?"

"Aku bisa."

"Tidak!"

Jungkook mulai bertanya-tanya karena Jennie sepertinya tidak ingin membiarkan dia menggendong salah satu anak itu.

"Bagaimana jika Wonwoo? Kamu bisa, kan?"

Zombie Apocalypse ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang