[46] Last Trip

753 144 5
                                    

Rosé menghela napas sambil menatap kedua telapak tangannya.

Di tangan kanannya ada beberapa luka kecil yang sudah mengering, dia tersenyum setelah melihat tangan kirinya yang terbungkus perban yang baru diganti oleh Taehyung.

Di sisi lain, Jungkook mengencangkan tali sepatunya sebelum berdiri untuk mengenakan jaket universitasnya.

Apa yang dia kenakan pada hari pertama, itu juga yang dia kenakan pada hari terakhir pertempuran yang diharapkan.

Rosé bangkit dari duduknya di tempat tidur dan mengambil pedang. Jari-jarinya menelusuri panjang bilahnya. Saat setiap tetes darah dari senjata itu kembali ke melintasi pikirannya.

Jungkook juga mengambil tongkat baseball bergaris emas miliknya yang ada di kursi dan menyandarkannya lurus di bahu, lalu membuka pintu kamar.

Keduanya tercengang saat mereka berjalan keluar hampir bersamaan dari pintu seberang kamar mereka.

"Siap bertarung denganku?" Jungkook bertanya lalu mengulurkan tangan kanannya di depan gadis itu.

Rosé tersenyum kemudian menerima tangan itu, "Siap bertarung denganmu."

"Siap mati bersama?"

Keduanya menatap Yeri yang berjalan mendekat. Salah satu alisnya terangkat dan ada seringai pahit di wajahnya.

Rosé membuang napas kasar, "Jaga ucapanmu."

Yeri melepaskan tangannya dari pinggang dan menyilangkannya, "Satu-satunya yang kuinginkan di sini adalah, aku tahu kau seorang bintang jadi kau yang pertama mati."

"Yeri." nada Jungkook mengancam saat menyebut nama itu.

Yeri tidak terlihat jika dirinya takut mendengar suara itu. Dia terus menyeringai, "Aku ingin menyapa mu saat kita bertemu di neraka."

Jungkook mengambil langkah lebih dekat ke Yeri tapi Rosé segera meremas tangannya.

Yeri yang melihat itu beralih ke Rosé dengan matanya yang semakin menajam.

Tangan Rosé ditarik oleh Jungkook agar keduanya bisa pergi dari sana.

"Aku sebenarnya akan mengatakan 'ya' saat dia bertanya apakah kita sudah siap." kata Rosé yang mampu membuat Jungkook memberhentikan langkahnya.

Rosé meringis melihat apa yang diberikan Jungkook setelah dia menoleh, "Bercanda? Itu bukan lelucon yang bagus?"

Jungkook menghela napas, "Tidak ada hal buruk yang akan terjadi."

"Oke." Rosé mengangguk, "Tapi kamu harus sedikit lebih sabar dengan Yeri, dia kehilangan satu-satunya keluarga yang dia miliki."

Beberapa detik kemudian mulut Rosé ternganga saat menyadari ucapannya barusan, "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Maksudku, kalian berdua kehilangan keluarga tapi--"

"Tidak apa-apa. Luka lebih sakit jika masih segar." Jungkook tersenyum tipis dan mereka berdua kembali berjalan.

"Apa aku orang jahat?" tanya Rosé spontan.

"Maksud mu?"

Keduanya berakhir duduk di kursi yang berada di balkon, dari lantai 2, mereka melihat Heechul yang membuka pintu bus dan memasukkan barang-barang ke sana.

"Hanya saja.. sebelum Yeri kehilangan Bibi Irene, teman sekelas ku kehilangan seluruh keluarga mereka. Suami Kak Jisoo meninggal dalam pelukannya. Chaeyeon dan Jaehyun bahkan melihat saudara mereka meninggal secara langsung. Bayangkan siksaan kehilangan orang-orang di sekitarmu hampir setiap hari."

Zombie Apocalypse ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang