『05.44』
Rosé terbangun kurang dari pukul enam pagi.
Dia dengan hati-hati turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan teman sekelasnya yang tidur satu ranjang dengannya.
Dan bahkan ada yang tertidur di lantai dengan alas karpet berbulu.
Langsung saja Rosé memasuki kamar mandi untuk mandi dan merapihkan dirinya sendiri.
Sepuluh menit berlalu, Rosé keluar dari kamar mandi dengan keadaan segar dan penampilannya lebih rapih di banding sebelumnya.
Terdiam seraya melihat ke sekeliling ruangan, hanya dia yang sudah terbangun, yang lain masih berada di alam mimpi.
Merapihkan rambutnya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk keluar.
"Tidak bisa tidur?" gadis itu terkejut melihat Jimin berada di depan kamarnya
Dia berdiri dari duduk di lantai dan sedikit mengguncang celananya.
"Apa kamu tidur di sini?" bukannya menjawab Rosé malah balik bertanya.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju tangga.
"Aku tadi pulang, tapi aku tidak bisa tidur di sana. Jadi aku baru saja kembali."
"Lalu kenapa kamu di depan pintu ku?"
Gadis itu sudah menuruni tangga tapi Jimin berhenti berjalan. Rosé juga berhenti kemudian berbalik.
"Are you okay?"
Tidak diharapkan oleh Rosé mendengar pertanyaan itu. Dia bahkan lebih terkejut dengan wajah serius Jimin.
"Tadi malam-"
"Aku baik-baik saja, Kak Jim." Rosé tersenyum tipis, "Aku masih hidup, lihat." dia merentangkan kedua tangan seolah memperlihatkan dirinya baik-baik saja.
Jimin menarik napas dan ikut tersenyum, "Ya, bagus. Kamu telah menyatakan bahwa kamu adalah orang yang akan membunuh ku. Tidak adil jika kamu mati duluan. "
"Sungguh cara yang luar biasa untuk memotivasi ku untuk tetap hidup, Chim."
Jimin tertawa kecil lalu mendekat ke arah Rosé dan merangkulnya seraya melanjutkan menuruni tangga bersama.
"--tenanglah Jisoo."
Senyuman di wajah keduanya menghilang setelah melihat Jisoo ditemukan menangis sambil duduk di sofa ruang tamu.
Ada juga Wendy yang sedang membelai punggung wanita hamil itu untuk menenangkannya.
"Aku tidak pernah mengira bayiku akan tumbuh tanpa seorang papa. Aku bahkan tidak tahu apa aku bisa merawatnya sendiri."
Jisoo menutupi mukanya dengan telapak tangan dan terus menangis.
"Kami di sini. Kami akan membantu mu." Wendy menatap sendu lalu memeluk Jisoo.
"Semuanya akan baik-baik saja."
Ketika wanita hamil itu sudah mulai tenang, Wendy bangun dari sofa untuk mengambil air.
Dia berhenti sejenak untuk melihat Rosé dan Jimin yang berdiri di dekat bagian belakang sofa.
Lalu memberi isyarat agar mereka menemani Jisoo terlebih dahulu.
"Ahmm, hai." sapa Jimin canggung saat mereka mendekati wanita hamil itu.
Jisoo menoleh ke arahnya tapi Rosé lebih menarik perhatiannya.
Gadis itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari TV yang menyala.
Mendekati meja dan menemukan remote di sana, dia segera mengeraskan volume untuk mendengarkan berita terkini.
![](https://img.wattpad.com/cover/257780409-288-k28635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanficRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...