Rosé tidak meninggalkan kamar orang tuanya selama tiga hari.
Meski teman-temannya dikunci di rumah yang sama, tapi mereka tidak bisa bertemu secara bersamaan.
Dalam tiga hari itu, hanya orang tuanya, Jimin, Taehyung, dan teman-temannya yang menemaninya secara bergantian.
Rosé tidak diperbolehkan keluar karena dia flu, dan orang tuanya mau dia beristirahat dengan cukup.
Berlebihan memang.
Sore ini Rosé sedang bersandar di single sofa yang berada di kamar itu.
Matanya menatap jendela yang memperlihatkan area rumahnya yang sepi dan beberapa zombie lalu lalang.
Lamunannya buyar saat ketukan pintu terdengar.
"Hei." sapa Jennie dengan menyembulkan kepalanya di sela pintu.
"Hei." sapanya lagi dengan berjalan mendekat.
Rosé tidak membalasnya dan juga tidak menatapnya. Dia tidak melihatnya selama tiga hari dan tidak menjenguknya ke kamarnya.
Jennie duduk di pinggir kasur yang tidak jauh dari sofa yang rosé duduki.
"Maaf."
Rosé belum berbicara, dia tidak bisa mengerti mengapa Kakaknya itu meminta maaf.
"Maafkan aku, aku baru ini pergi menemui mu. Bukannya aku--"
"Aku mengerti."
Sela Rosé lalu menoleh ke Jennie yang ternyata tidak menatapnya. Matanya terlihat berkelap-kelip karena air mata yang membuat Rosé terkejut.
"Kamu tidak menemui ku karena kamu selalu bersama anak-anak. Mereka mungkin akan sakit juga."
Bibir jennie sedikit terbuka, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dan menundukkan kepala.
"Kenapa kamu menangis?"
Rosé sedikit menghindar saat Jennie menghampiri dan memeluknya.
"Maaf." kata Jennie lagi di antara isak tangis. Dia terus menangis sambil memeluk adiknya.
Bingung, Rosé perlahan mengangkat tangan kirinya lalu berulang kali menepuk dan mengelus pelan punggung itu.
"Kamu bertingkah aneh."
Jennie tertawa kecil lalu melepaskan pelukannya.
"Panas mu masih ada."
"Jadi itu pelukan hangat." Rosé ikut tersenyum lebar seolah bangga dengan kata-katanya.
"Aku senang kondisi mu menjadi lebih baik."
"Benarkah?" tanya Rosé dengan menempelkan telapak tangannya di dahinya sendiri.
"Aku kesal kenapa kalian semua bertingkah seperti aku dalam situasi hidup dan mati? Ini hanya flu biasa."
"Sadarilah bahwa semua orang peduli padamu." Jennie menepuk pucuk kepala Rosé berkali-kali.
"Dan jangan lupakan itu, aku juga sayang padamu. Tapi.. baru kali ini aku menjenguk mu. Maaf."
"Berhentilah mengatakan maaf, kamu membuat ku takut."
Air mata kembali membasahi mata Jennie.
Rosé mengambil selembar tisu dari meja di sampingnya. Lalu mengelap air mata itu, "Dan sekarang kamu menangis lagi. Ada apa denganmu?"
"Jimin..."
Wajah Rosé menjadi serius, tangannya berhenti menyeka air mata dan tisunya ia remas.
![](https://img.wattpad.com/cover/257780409-288-k28635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Apocalypse ✔
FanfictionRoséanne park. Seorang gadis berusia 20 tahun yang berani mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan orang lain di situasi yang sangat genting. Zombie apocalypse Dimulai dari kampusnya sendiri hingga dia bepergian ke luar kota sekalipun demi menye...