29| Kantor Polisi

236 26 15
                                    

Matahari kini semakin terik karena jam sudah menunjukan pukul jam 12 siang. Fatim yg sedang menuju kearah rumahnya pun ingin cepat-cepat sampai karena tidak kuat terus-terusan ditambak sinar matahari secara langsung.

Sedangkan kakaknya kini sedang berada disekolahannya untuk mengambil rapot kenaikan kelas. Mengingat dirinya yg sering bolos dan sering berulah membuat kepercayaan dirinya untuk naik kelas menjadi ancaman untuknya. Semoga saja wali kelasnya berbaik hati dan menaikan ia ke tingkat selanjutnya.

Ayo gaisss bantu aminkan.

"Sanss, lu bakal naik kelas Fatim..." ucapnya yg berusaha tenang

"Tapi kalo ga naek? Mau di taro mana muka guaaa. Bisa abis gua sama kak Sohwa kalo bener kaga naek kelas" ucapnya lagi yg kembali meracau

Di pertengahan jalan ponsel yg berada di saku rok sekolahnya pun bergetar yg mau tak mau ia harus menepi untuk melihat siapa yg menelpon dirinya.

"Halo, bang" ucapnya saat nama Thariq terpampang disana

'Gua udah balikin motor lu, jadi mana mobil guaaa Atimmm! Gila lu yaa, bisa-bisanya manfaatin asisten gua pake segala bawa-bawa nama gua!' kesal abangnya diseberang sana

"Ck, iyaa santaiii... Nanti Atim balikin abis ini" ucapnya

Iya.. Memang motor Fatim sudah dikembalikan sejak sebulan lalu, tapi tidak dengan mobil abangnya. Thariq baru menyadari kalau mobilnya tidak ada 1 yg ternyata adik nya lah pelaku pengambilan mobilnya itu.

'Lu dimana emang?' tanya Thariq bingung

"Otw pulang. Dahh yaa, kalo lu banyak bacot ntar gua ga sampe-sampe" ucapnya yg langsung mematikan telfon itu sepihak

Disaat Fatim ingin melajukan kembali kendaraannya namun dari arah belakangnya terdapat 2 pemotor yg berhenti tepat di samping dan didepannya.

"Lempar ke dia buruan!" ucap salah satu dari mereka.

Fatim yg tidak mengerti hanya mengeryitkan dahinya bingung.

Bugh...

Sebuah tas tepat mengenai wajahnya yg tadi sempat bingung.

"Maksudnya apaan?" tanya Fatim pada ke-4 orang itu

Bukannya menjawab pertanyaannya pemotor yg tadi melemparkan tas tersebut kearahnya pun langsung pergi meninggalkan dirinya yg masih planga-plongo tidak mengerti apa yg sebenarnya terjadi.

"Maksudnya apaan si? Ini tas siapa?" tanyanya yg masih dilanda bingung.

"WOYYY ITU ORANGNYA.... CEPETAN KEJAR!" teriak seseorang yg berada dibelakangnya

Fatim membelalakkan matanya saat tersadar apa arti dari semua ini.

"Mampus, kayanya gua bakal jadi buron mereka" ucapnya yg buru-buru langsung menyalakan kembali mesin motornya.

"Anjrit, kok mati?!" ucapnya panik

Ia melihat lagi kebelakang yg ternyata jarak mereka cukup dekat saat ini.

"WOYY JANGAN KABUR!" teriak orang itu lagi bersamaan dengan beberapa gerombolan dibelakangnya yg siap menghakiminya detik ini juga.

"Ayo lahhh...." ucapnya lagi karena mesin motornya belum nyala juga

Detik berikutnya mesin motor tersebut pun menyala, saat dirinya ingin menancap gas tiba-tiba saja 1 pukulan tepat mengenai kepalanya yg membuat dirinya terjatuh dari atas motor.

Mereka mengambil paksa tas yg tadi Fatim pegang. Helm di kepalanya masih setia melindungi kepalanya dari benturan tadi.

Dugh...

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang