58| Rumor

219 22 14
                                    

Fatim termenung menatap kepadatan lalu lintas dari atas gedung apartemen, dengan sedikit menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya.

"Lu ga tidur?"

Fatim kembali mengangkat kepalanya, terdapat Emil yg berjalan kearahnya dengan 2 gelas teh hangat ditangannya.

"Nanti" jawab Fatim

"Lagi ada masalah?" tanya Emil semakin mendekatkan dirinya kearah Fatim.

Fatim sedikit menggelengkan kepalanya tapi ada tanda keraguan disana.

"Lu ga pinter bohong Tim. Come on, mau cerita? Gua ga maksa kalo lu ga mau cerita" ucap Emil dengan senyum teduhnya

Fatim tetap bungkam sambil sesekali melirik kearah Emil yg sedang mengutak-atik ponselnya.

"Kita disini mau have fun. Berlibur, bukan buat ajang overthingking" oceh Emil yg mampu membuat Fatim tertawa pelan.

"Gua pengen ke kamarnya Senja, mau minjem powerbank" ucap Emil kembali bangkit dari duduknya.

"Ada seseorang yg harus gua bawa balik, Mil" ucap Fatim tiba-tiba

Emil yg selangkah lagi menuju pintu pun menjadi menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kawannya itu.

"Siapa?"

"Nanti gua kasih tau"

Emil menaikan kedua bahunya dan kembali berjalan kearah Fatim, "Terus, sekarang apa yg pengen lu lakuin?"

"Ga tau, gua bingung gimana caranya bawa dia pulang"

Kini Emil mulai menyimak, sadar tidak sadar ia lupa akan soal powerbank yg tadi niatnya ingin meminjam ke Senja.

"Dia disini?"

"Ya, lokasinya ga jauh dari sini"

Fatim menimang-nimang handphone yg berada ditangannya, "Rencananya gua besok mau kesono"

"Sendirian?"

Fatim mengangguk sebagai jawabannya.

"Kalo dia ga ramah sama lu gimana? Lagian lu juga emang pernah ketemu sama orangnya?"

"Engga, tapi setidaknya gua pernah liat mukanya di IG"

Lalu keduanya saling diam. Langit malam terlihat sepi tak berbintang juga tidak ada nya bulan yg menghiasi gelapnya langit malam, mungkin ini pertanda kalau sebentar lagi hujan akan turun.

"Kok lu tau kalo orang itu ada disini?" tanya Emil lagi yg masih penasaran

"Kakak gua yg ngasih tau"

Emil menganggukkan kepalanya, "Coba gua liat mukanya, siapa tau-"

"Woyy mau ikut ga lu berdua?"

Kepala Jessica menyembul dari balik pintu.

"Kemana?" tanya Emil mengerutkan dahinya

"Ke depan, siapa tau banyak tukang makanan dari pada disini plonga-plongo kaya orang bego" ujar Jessica tanpa di filter terlebih dahulu.

Fatim melirik kearah arloji-nya, jam sudah menunjukan pukul sebelas malam.

"Ikut gaa?" tanya Jessica lagi

Emil menoleh kearah Fatim, "Fatim ikut gua juga ikut" ucapnya. Tipikal manusia yg suka hidup menjadi bayang-bayang.

"Yehh kek biji lu pada" ucap Jessica berdecih sebal

Fatim tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

"Kita ikut"

"Ngoghey"

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang