25| Anak Baru

242 20 14
                                    

Keadaan kelas mulai ricuh karena dapatnya berita kalau kelas mereka kedatangan murid baru.

"Semoga ganteng ya allah" pekik Emil

"Jangan kebanyakan berharap, ntar engga sesuai sama ekspetasi lu" cibir Fatim yg masih berkutat dengan ringkasan tugas di hadapannya.

"Berdoa yg terbaik kek, gitu lu yee" kesal Emil sambil menimpuk Fatim dengan buku ditangannya

Sedangkan yg ditimpuk hanya cengengesan tanpa dosa dan setelahnya wajah orang itu berubah masam.

"Ck.. Banyak banget sih, kayanya pelajaran sejarah tanpa nyatet tuh hal yg mustahil!" dumel Fatim karena ia sudah menghabiskan 6 lembar buku bolak-balik yg disana hanya terdapat tulisan yg sangat amat ia benci.

"Nikmatin aja lahhh, itu juga salah lu kan hehe. Itu kan ringkasan dari 2 minggu yg lalu, suruh siapa engga ngerjain nya langsung?" tawa Emil sambil menggelengkan kepalanya

"Banyak, Mil. Males gua" ucap Fatim yg masih serius mencatat entah sudah bagaimana tulisannya saat ini, mungkin dokter pun kalah dengan tulisannya kali ini.

Anak itu lebih senang kalau disuruh bikin tabel periodik dibanding disuruh mencatat yg entah dimana ujungnya.

Emil mendengus kesal mendengar jawaban Fatim barusan, "Lu mah emang males mulu, Tim. Emang pernah lu niat belajar beginian?"

"Bisa diam tidakk!!" kesalnya yg sejak tadi disudutkan oleh Emil

"Woyy woyyy, diem. Bu Martha otw kesini, sekalian sama anak barunya. Demi alek ganteng banget woyyyy" pekik siswi tersebut yg masih mengatur nafasnya sambil berlari menuju tempat duduknya.

"DEMI APAAA LUU??"

"AWAS LU YAA BOONG!"

Kelas yg tadinya berisik kini berubah menjadi sunyi karena sosok bu Martha sudah berdiri diambang pintu

"Assalamualaikum" ucap bu Martha yg baru saja memasuki kelas dan diikuti dengan pemuda berparas bule dibelakangnya

"Anjing, ganteng" girang Emil sambil menepuk lengan Fatim

"Berisik tai" kesal Fatim karena tulisannya menjadi kecoret karena ulah temannya itu

Masalah anak baru? Fatim mah bodoamat mau dia ganteng, rich, biasa aja tetep aja dia ga peduli. Ia lebih peduli dengan tugasnya yg masih setengah jalan

"Perkenalkan nama kamu" ujar bu Martha dengan tetapan tajamnya. Bisakah guru tersebut bersikap lembut sehari saja?

"Genta" ucapnya singkat

"Apa kamu pernah diajarkan sopan santun oleh orang tuamu?" tanya bu Martha yg hanya ditatap malas oleh anak itu

"Hm... Mungkin ini bakal jadi masalah ke-2 setelah anak itu" batin bu Martha sambil menatap Fatim diujung sana

Fatim yg merasa ada yg menatapnya pun celingukan mencari pelaku.

"Ngapain dia ngeliatin gua?" tanya nya bingung

"Sudahlah, silahkan duduk ditempat yg kosong"

Genta pun berjalan santai kearah tempat yg dimaksud.

"Ganteng sih, cuma sayang akhlak nya ga ada" cibir Emil merenggut kesal

Fatim terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, "Kan udah gua bilang"

Pelajaran pun berlanjut sampai terdengar adzan Dzuhur berkumandang.

"Ayo Tim solat" ajak Emil menatap Fatim yg masih sibuk dengan game nya

"Iya ntar gua nyusul" ucapnya dengan pandangan yg tak lepas dari handphonenya

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang