60| Air dan Api

232 28 22
                                    

BUAT YG NUNGGUIN NIH WP UP DARI KEMAREN TAPI KENA PHP, LOP U HAHAHAHA...

SORRY GAISSS, GUA LUPA DEMI APAPUN:)

_________________________________________

"Gua mau balik ke apartemen" ujar Fatim bangkit dari duduknya

Sajidah yg memang kebetulan masih berada disana pun menatap tajam adiknya.

"Diem, awas lu kemana-mana!"

Larangan keras itu sejak tadi terus dilontarkan kakaknya, kenapa sih kakaknya itu senang sekali melarangnya ini itu.

"Laper guaa, disini ga ada makanan" eluh Fatim dengan wajah yg dibuat sedemikian rupa agar kakaknya itu mengasihani dirinya.

"Kata siapa? Kata siapa disini ga ada makanan?"

"Buktinya lu ga nyajiin satu pun makanan disini"

"Yaa karena lu ga minta. Sono ambil dikulkas"

Sambil berjalan Fatim pun tidak lupa mendumel apapun yg berkaitan dengan kakaknya.

"Lu nya aja yg ga bilang" decihnya

Puk!

"Gausah ngedumel! Masih untung gua kasih gratis"

"Gausah ngelempar juga bangsat" Fatim balik melemparkan gulungan tisu kearah kakaknya.

Lama-lama ia benar ingin mengajak duel kakaknya itu. Menyebalkan sangat menyebalkan.

Ia pun balik lagi ke ruang tengah setelah sekian lama ia mengambil berbagai macam makanan dan minuman milik kakaknya. Ehh engga, sekarang sudah termasuk miliknya juga, karena semua barang kakaknya otomatis punya dirinya juga. Pemikiran yg licik.

"Ntar lu ikut balik ke Indo kan?" tanya Fatim menatap kakaknya itu lama

"Hm"

"Terus nih rumah gimana?"

"Bukan punya gua"

"Lu nyewa?"

"Engga"

"Lah trus punya siapa?"

"Ga tau, bukan punya gua"

Sumpah, ingin sekali Fatim berkata kasar saat ini. Kakaknya benar-benar menguras semua kesabarannya.

"Yaa— dahlah, ga bakalan mudeng. Skip"

"Kamu ga tidur?"

Fatim terdiam sejenak. Kamu? Agak aneh mendengarnya saat kakaknya itu menggunakan kata tersebut. Terlihat lebih soft, cuma yaa tetap saja palingan itu hanya pemanis saja.

Satu jintikan jari berhasil membuyarkan semua lamunan Fatim.

"Ditanya malah bengong"

"Tanggung, dikit lagi adzan"

Sajidah mengangkat kedua bahunya, "Emang bisa sholat?"

Fuck! Pertanyaan macam apa itu? Antara bertanya sama meremehkan seperti beda sedikit dalam kamus hidup Sajidah. Tapi tetap saja, itu memang sedikit meragukan untuk seorang Fatim yg hidupnya seenak udelnya saja, sholat tanpa disuruh merupakan pencapaian terbesar dalam hidup Fatim, jarang sekali anak itu mau sholat tanpa disuruh terlebih dahulu, biasanya ia hanya menggelar sajadah dan mengacak-acak mukenanya agar terlihat seperti habis dipakai setalahnya ia tinggal tidur kembali.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang