• Sorry yaa gaiss kalo partnya ga urut, aku juga ga tau kenapa:')
***
Pritt....
Peluit berbunyi menandakan pertandingan kembali dimulai. Fatim kini sedang mewakili sekolahnya untuk kejuaraan bola basket yg tim nya sudah menangkan beberapa bulan lalu.
"Fatim sama Clara ada di barisan depan. Tingkatkan lagi kerjasama kalian, coach lihat kerjasama kalian kurang" ucap pelatih mereka
Fatim yg tidak minat hanya melengos tidak memperdulikan ucapan pelatihnya, sedangkan Clara dari tadi hanya memperhatikan gerak-gerik Fatim.
"Ayoo semangat!" ucap teman 1 tim nya
Dan mereka pun kembali ke area pertandingan. Suara tribun sudah pecah saat tim dari sekolahnya memasuki lapangan.
"GO... FATIM! GO... FATIM! GO...." teriak Emil, Allisya dan Senja bersamaan
Supporter sekolahnya mulai menyanyikan yel-yel kebanggaan mereka serta meneriaki sang bintang lapangan.
Dari kejauhan Nathan menatap Fatim dengan senyumannya seakan-akan menyemangati gadisnya itu.
"Gua yakin anak itu pasti bisa menangin pertandingan ini" ucap Lila yg daritadi memperhatikan cara permainan Fatim
"Bakat Thariq nurun persis ke adeknya" ucap Wanda mensetujui ucapan Lila
Yup, Thariq meminta teman-temannya untuk mengawasi adiknya itu saat bertanding, karena dirinya yg masih berada di Canada jadilah temannya yg mewakili untuk menemani Fatim saat pertandingan berlangsung.
"Ayooo dongg kalian harus bisa kerjasama, ini babak penyisihan. Point kita hampir ke kejar" ucap satu tim nya yg melihat kedua bintang tim nya yg masih berperang dingin.
"Lu kira gua mau kerjasama sama dia? Ogah" ujar Clara memutar bola matanya malas
Fatim hanya menaikan alis matanya, tidak peduli dengan ucapan Clara. Toh siapa juga yg mau kerjasama dengannya.
"Argh... Kalian iniii" ucap orang itu frustasi
"Ayooo fokus!" ucap sang pelatih dari sudut lapangan
Fatim dan Clara mulai memasuki area lawan dengan bola yg berada ditangan Clara.
"Clara, Lea kosong" teriak teman satu tim-nya saat melihat tempat Fatim yg tidak dijaga oleh lawan
Tapi Calra malah men-shooting bola itu kearah ring namun tembakannya meleset.
"Udah gua duga, anak itu pasti egois" kesal Alexa sambil memukulkan balon tepuknya ke pager pembatas.
"Gua dari awal emang ga respect ke anak itu" tambah Jasmine
Setelahnya permainan kembali dimulai, Fatim memilih untuk berada dibelakang untuk berjaga.
Quarter ke-3 akan habis dalam waktu 2 menit lagi tetapi dari keduanya belum mencetak point di quarter ini.
"Fatim... Maju aja" teriak Cila dari bangku cadangan
Fatim melihat sekilas kearahnya dan menganggukkan kepalanya. Sedangkan Sila masih sibuk merebut bola dari lawan.
Waktu terus berjalan yg kini pertandingan hanya tinggal 40 detik saja.
Fatim mulai mencari posisi sampai Sila mengopernya namun saat Fatim masih berada ditengah Sila sudah mengopernya terlebih dahulu.
"GO!" teriak Sila sambil menjaga lawannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home
Novela JuvenilSebuah keluarga yg didalamnya tidak mendapatkan keharmonisan, membuat seluruh anggotanya terpecah belah. Menceritakan tentang 7 orang anak yg sulit mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya, keutuhan keluarganya hancur saat mereka masih kecil dikarenak...