64| Sebuah Kasus

157 19 11
                                    

Fatim berjalan gontai keluar dari ruangannya, tidak ada siapa-siapa disana namun tiba-tiba saja ada yg menarik lengannya kasar.

Fatim mengikuti kemana orang itu membawanya, ia seperti orang yg terhipnotis sehingga terus menuruti langkah orang itu tanpa protes.

Ia menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Heii.. Heiii, stop it!"

Orang yg membawanya pun berhenti karena dirinya memaksa untuk berhenti.

"What do you me- Papi?"

Orang yg ia sebut Papi tadi pun membalikkan tubuhnya dan menghadap kearahnya, rahang tegas serta kerutan di dahinya tercetak jelas disana.

"Kau mau bawaku kemana?" tanya Fatim sedikit tenang, nyalinya agak ciut saat melihat wajah datar yg Papi nya berikan seakan-akan ingin mengulitinya detik itu juga.

Papi nya tidak menjawab dan kembali melanjutkan langkahnya, Fatim yg ditinggal begitu saja pun menjadi bingung.

"Mau nya apaan si?! Gak jelas" dumelnya

Ia melihat lagi kearah depannya yg dimana Papi nya itu sudah semakin jauh dari tempat ia berdiri.

"Tunggu.." ucapnya sambil berlari untuk menyamakan langkah kakinya dengan sang Papi.

"Wait.. Wait.."

Ucapan Fatim sama sekali tidak digubris oleh Papi nya, yg membuat Fatim berdecak kesal.

"Bisakah kau berhenti dulu sejenak?"

"Langkahmu terlalu lebar untuk kakiku yg pendek"

"Apakah tidak bisa lebih pelan sedikit?"

Fatim terus berlarian di koridor rumah sakit untuk berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah Papi nya.

"Orang tua menyebalkan" ucapnya pelan

"Percepat langkahmu untuk dapat berjalan disampingku" suara berat sang Papi sedikit bergema dilorong-lorong.

"Bagaimana aku bisa menyamakan langkahmu jika kau terus berjalan cepat seakan menghindar dariku" protes Fatim yg terus berlari

Papi nya itu pun berhenti tanpa menoleh kebelakang, Fatim yg melihat itu pun segera berlari kencang.

"Ah akhirnya kau mengerti juga bahasa manusia" ceplos Fatim dengan nafas yg masih turun naik.

Papi nya kembali berjalan meninggalkannya tanpa sepatah katapun.

"Mau sampai kapan kamu mengikuti saya? Bukankah ini kesempatan kamu buat kabur?" tanya Papi nya yg kembali menoleh kebelakang.

"Eh- Iya juga yaa.." ucap Fatim berhenti sejenak

"But... Where is Mom?" tanya Fatim lagi

Papi nya itu tertawa singkat entah apa maksudnya, "Sempat-sempatnya kau menanyai hal itu?"

Fatim mengerutkan dahinya bingung, apa masalahnya ia bertanya dimana keberadaan Mommy nya?

Ia menaikan kedua bahunya acuh, "Okeii, aku pergi sekarang"

Namun baru saja ia berbalik badan, tangannya dengan cepat ditarik kembali dan dibawa paksa oleh Papi nya itu.

"What do you maen?!"

"Hei?!"

Mereka berhenti tepat didepan mobil mewah berwarna hitam yg terparkir rapi di halaman rumah sakit.

Fatim melihat-lihat sekitarnya, tempat yg ia tidak kenali. Udara yg lumayan dingin walau terik matahari terus memancarkan sinar terbaiknya.

"Masuk" Papi nya memberi kode lewat lirikan matanya

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang