6| Musuh Bebuyutan

325 27 5
                                    

Disela-sela jam istirahat, Fatim dan teman-temannya pun berkumpul di rooftop sekolah.

Disaat yg lain sedang menikmati jam istirahat nya, berbeda lagi dengan Fatim yg sedang melamun entah sedang memikirkan apa.

"Tim, tumben diem aja" ucap Emil menepuk bahu teman dekatnya itu

"Engga, gua cuma lagi pengen ngerasain hidup aja" ucap Fatim sambil menghirup udara bebas

"Lu ngomong kaya gitu kenapa?? Pen mati apa gimana?" tanya Emil konyol

"Engga lahh gila aja. Gua cuma lagi capek sama kehidupan gua" ucap Fatim

"Kenapa?? Mikirin orang tua lu lagi?" tanya Emil

"Harapan gua buat nyatuin lagi kedua orang tua gua udah pupus, Mil. Gua udah ga tau lagi dimana mereka sekarang, terlebih lagi kakak sama abang gua. Entah mereka sekarang ada dimana" ucap Fatim menarik nafasnya panjang

"Lupain dulu sejenak pikiran lu itu, sekarang lu fokus dulu sama karir and kehidupan lu yg sekarang" ucap Emil

"Thanks Mil. Lu selalu ada pas gua lagi down" ucap Fatim dengan senyum paraunya

"Gua sahabat lu, kita udah sama-sama dari dulu. Dah lama kann, memang. Jadi apapun yg terjadi sama lu, gua yg akan selalu bantu lu, gua selalu ada disisi lu" ucap Emil menunjuk bahu Fatim sebelah kanan

"Heh kembar" ucap salah satu kakak kelas memanggil mereka berdua

Spontan Fatim dan Emil melihat kearah kakak kelasnya itu. Memang kebanyakan orang mengira mereka kembar karena kalau kemana-mana pasti bareng and katanya siii wajah mereka mirip layaknya anak kembar pada umumnya, padahal menurut mereka berdua wajah mereka 100% berbeda.

"Kenapa kak?" tanya Emil

"Lu berdua mau ke kantin gaaa?? Gua ama yg laen mao kesono, apa lu berdua masih mau disini?" ucap kakak kelas itu lagi, panggil saja kak Sila

"Hmm.. Kita ikut deh kak" ucap Emil lalu Fatim hanya mengangguk

"Ini adek gua napa niiii, tumben diem. Sariawan?" tanya kakak kelas itu

"Biasa, lagi banyak pikiran" ucap Emil

"Hal-hal yg ga penting mahh gausah dipikirin, malah jadi beban buat kita sendiri" ucap Sila seakan menyemangati Fatim

Fatim pun tersenyum dan mereka pun melangkahkan kakinya menuju kekantin bersama yg lainnya.

Setibanya di kantin mereka pun langsung menyerbu beberapa jajanan untuk dibawa ke kelas dan memakannya kalau sudah bosan mendengarkan guru berbicara.

Dugh..

Bahu Fatim disenggol oleh seseorang yg membuat Fatim sedikit mundur selangkah karena kaget.

"Sorry" ucap Fatim padahal bukan dia yg menyenggolnya

Lalu Fatim pun menatap orang itu dan seketika wajahnya menjadi berubah 180°, dia lahh salah satu musuh bebuyutan Fatim sejak pertama Fatim masuk disekolah ini.

Yup... Si anak kepala sekolah, yg tingkat kepamorannya meredup saat Fatim berhasil memenangkan lomba olimpiade Ipa Fisika dan kimia tingkat nasional bulan lalu disertakan juara perlombaan basket dan voli yg kini masuk kebabak final tingkat provinsi walaupun anak itu ikut serta dalam perlombaan basket.

"Heh jagoan, gausah sok-sok suci pake minta maaf duluan. Biasanya juga paling benci yg namanya minta maaf" ucap orang itu sinis 

Fatim hanya melihat orang itu. Ia sungguh-sungguh tidak mood untuk bertengkar ataupun adu cekcok dengan lawan bicaranya kali ini.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang