30| Tekad Fatim

234 21 10
                                    

Diperjalanan pulang Fatim masih diam tanpa memperdulikan kakak dan abangnya yg terus bertanya-tanya pada dirinya.

"Motor kamu udah abang urusin, udah dibawa ke bengkel juga" ucap Thariq yg masih terus berusaha memancing adiknya itu untuk berbicara.

Sohwa memandang adiknya itu melalui kaca spion yg berada di dalam mobil.

Fatim yg menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan pun langsung cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke samping kanan.

"Kenapa, kak?" tanya Thariq yg melihat kakaknya yg kepergok sedang senyum-senyum sendiri

Sohwa menggelengkan kepalanya pelan, "Engga apa-apa"

Setengah jam sudah mereka tempuh untuk sampai ke rumah, biasanya jarak yg mereka tempuh hanya membutuhkan waktu 10-15 menit tapi karena jalanan tadi sangat macet jadi dengan terpaksa mereka bersabar agar terlepas dari kemacetan tersebut.

Setelahnya sampai di rumah, Fatim pun langsung bergegas menuju ke kamarnya dan menguncinya agar tidak ada 1 orang pun yg mengganggu dirinya.

Brak....

Pintu kamar dibanting keras olehnya yg suaranya dapat dipastikan bergema sampai lantai bawah.

"Bangsat!"

Emosinya memuncak begitu saja saat mengingat kejadian beberapa waktu tadi. Untung saja abangnya dan sang pemilik barang cepat-cepat sampai untuk membela dirinya.

Kakaknya? Dirinya malas untuk membahas yg satu ini. Menurutnya mereka sama saja.

Ia memukul tembok kamarnya untuk melampiaskan semua kekesalan yg ada didalam dirinya saat ini.

"Anjing!!"

Perlahan tangannya mulai mengeluarkan darah karena terus-terusan memukul tembok tanpa henti.

Tok... Tok... Tok...

"Fatim?"

Ia memandang pintu kamarnya horor. Ia tidak mau siapa pun mengganggunya kali ini. Bukan kenapa-napa, dirinya hanya takut siapa pun orang yg nanti masuk kekamarnya akan menjadi sasaran peluapan emosinya.

"Fatim? Buka pintunya!"

"PERGI!!" teriak nya

"Fatim... Please buka pintunya. Kak Sohwa minta maaf sama Fatim.. Jangan nyiksa diri kamu, kak Sohwa mohon" ujar Sohwa yg masih terus menggedor-gedor pintu kamar adiknya.

"GUA BILANG PERGI YAA PERGI!" ucap Fatim lagi sambil memukul kembali objek didepannya yg kali ini pintu yg menjadi sasarannya.

"Fatim... Buka pintunya.." kali ini adalah suara Thariq yg ikut membantu kakaknya.

"Fatim!! Buka atau abang dobrak pintunya?!" ucap Thariq lagi sambil mengetuk pintu tersebut dengan kasar

"KALIAN TULI? GUA BILANG PERGI JING!" ucapnya yg malah tambah menjadi

Sohwa mengusap bahu Thariq agar tidak ikut-ikutan tersulut emosi.

"Ga pa-pa, Fatim cuma butuh privasi sekarang" ujar Sohwa

Thariq berputar menghadap sang kakak dan menatap wajah kakaknya yg sudah sembab akibat terlalu lama menangis.

Dengan mencoba lebih tenang, Thariq pun menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya perlahan.

"Kak Sohwa mau bicara sama kamu sebentar..." ucap Sohwa yg langsung menarik tangan Thariq menuju gazebo disamping rumahnya.

"Kak Sohwa mau ngomong apa?" tanya Thariq saat mereka sudah sampai ditempat yg dituju.

Broken HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang