BAGIAN 17 TRESNO (CINTA)

1.7K 53 5
                                    


"Kalau menggambar itu, diperhatikan tebal dan tipisnya garis Rat. Gak bisa disamakan seperti ini." Ucapku kepada Ratna.

Ratna langsung melihat kearahku dan memperhatikan setiap ucapanku. Sementara diatas meja dihadapan kami, selembar kertas ukuran A3 terbentang dan sudah digambar denah rumah oleh Ratna. Gambar ini adalah tugas dari Pak Dulah minggu kemarin.

Oh iya, kami berdua sekarang berada dilantai dua perpustakan. Ratna memintaku untuk mengoreksi tugas yang sudah sebagian dikerjakannya ini.

"Bukannya kalau menggambar itu, yang penting terlihat garisnya dan orang paham dengan apa yang kita gambar." Ucap Ratna dan aku hanya menggeleng pelan.

"Ya gak begitu Rat. Jadi gini – gini. Boleh aku tanya sama kamu.? kenapa wanita itu kalau dandan lama.? Padahalkan tinggal gores – gores alis, tempel bedak diwajah, gesek – gesek lipstik dibibir, selesai deh dandannya." Ucapku dan Ratna langsung mengerutkan kedua alisnya.

"Gak bisa begitu dong Lang, semua ada caranya dan aturan pakainya. Kenapa seperti itu,? Tujuan berdandan itu supaya wanita terlihat makin cantik. Gak sembarangan loh. Memoles wajah itu gak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis, supaya gak terlihat pucat atau terlihat norak. Gimana sih.? kok disamakan sama menggambar." Ucap Ratna dengan nada yang sedikit ketus.

"Tuhkan, berdandan aja ada aturannya. Apalagi gambar teknis seperti ini." Ucapku dan Ratna langsung tersenyum malu. Ratna sepertinya paham yang aku maksud, tanpa perlu aku jelaskan secara detail.

Beberapa saat kemudian, aku mengeluarkan sepasang penggaris segitiga. Penggaris segitiga pertama, mempunyai sudut kemiringan 30 derajat, 60 derajat dan 90 derajat. Sedangkan pengggaris segitiga yang kedua, berbentuk segitiga sama kaki dengan kemiringan sudut 45 derajat, 45 derajat dan 90 derajat.

"Itu untuk apa.?" Tanya Ratna.

"Ini.?" Tanyaku sambil mengangkat kedua penggaris segitiga ini dan Ratna langsung menganggukan kepalanya.

"Ya untuk menggambarlah." Jawabku sambil meletakkan kedua penggaris segitiga itu diatas meja.

"Bukannya pakai penggaris yang ini ya.?" Ucap Ratna sambil mengeluarkan penggaris lurus dan panjangnya 30 Cm, dari dalam tasnya.

"Bisa juga pakai penggaris itu. tapi lebih mudah dan cepat memakai sepasang penggaris segitiga ini." Ucapku.

"Kok bisa.?" Tanya Ratna.

"Gini deh aku ajarin. Tapi aku boleh hapus gambarmu ini dulu.?" Tanyaku ke Ratna dan dia langsung menganggukan kepalanya.

Aku lalu mengambil penghapus dan mulai menghapus garis – garis gambar yang digores menggunakan pensil ini. Setelah itu aku membersihkan kertasnya, dari sisa - sisa kotoran yang aku hapus tadi.

"Aku buatkan gambar denah rumahnya ya. Entar kamu yang lanjutin gambar tampak bangunan, potongan bangunan, detail dan lain – lainnya." Ucapku dan Ratna kembali menganggukan kepalanya.

"Tapi sebelum menggambar denah dan lainnya, kita buat dulu kop gambar."

"Kop gambar ini berfungsi sebagai keterangan gambar kerja kita. Isi dari kop gambar ini adalah, Judul gambar, lokasi kegiatan, skala gambar, nama yang menggambar, pemberi pekerjaan, keterangan yang ada didalam gambar, serta kolom tanda tangan." Ucapku menjelaskan.

Aku lalu meletakkan kedua penggaris segitigaku keatas kertas gambar. Salah satu penggaris aku tekan dengan posisi tegak lurus, sementara penggaris satunya aku rapatkan dipenggaris satunya, lalu aku gerakan naik dan turun sesuai dengan ukuran kop gambar, setelah itu dilanjut denah rumah.

IMPIAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang