BAGIAN 14 AMARAH DAN CINTA

1.7K 44 2
                                    


"Bi, triplek sama kayu disebelah itu dipakai ngga.?" Tanyaku kepada Bi Ati yang pagi ini datang kekosanku.

"Buat apa mas.?" Tanya Bi Ati kepadaku.

"Iyo, gawe opo cok.?" (Iya, buat apa cok.?.) Tanya Joko juga, yang sedang mencuci piring.

"Buat meja gambarnya Raden Mas Riko Joyohadikusumo." Jawabku sambil melirik kearah Joko.

"Loh, emang bisa buat meja gambar sendiri.?" Tanya Bi Ati lagi.

"Serius koen cok.?" (Serius kamu cok.?) Tanya Joko dengan wajah yang terlihat senang sekali.

"Ini yang mana dulu kujawab.?" Tanyaku kepada mereka berdua.

"Bibi lah, kan sampeyan tanyanya sama Bibi duluan." Ucap Bi Ati dan Joko masih terlihat senang sekali.

"Ya bisa aja kalau buat meja gambar Bi. Apasih yang gak bisa kami buat itu.?" Ucapku ke Bi Ati lalu menoleh kearah Joko.

"Eeee, e, e, e. Sendiko dawuh kangmas." (Eeee, e, e, e. Patuh pada perkataan kakak.) Ucap Joko sambil berdiri dengan kedua kakinya agak tertekuk, tangan kanannya agak miring kekanan dan mengarah kebawah, dengan menggenggam sendok yang masih ada sabunnya, sedangkan tangan kirinya berkacak pinggang.

Tretek. Tek. Tek. Tek. Tek.

Aku memukulkan sendok diatas meja.

"Awakmu lan aku kedah damel saenggalipun, amargi pertempuran ageng enggal badhe dipunwiwiti dimas." (kita harus buat secepatnya, karena pertempuran besar segera akan dimulai dek.) Ucapku dengan tangan kananku menunjuk kearah Joko dan tangan kiri berkacak pinggang. Akupun mengucapkannya dengan suara yang sangat berwibawa sekali.

"Nggih kangmas, nanging saderengipun kulo njalok pangapuro kangmas." (Iya kakak, tapi sebelumnya saya mohon maaf kakak) Ucap Joko kepadaku sambil menunjuk dirinya sendiri menggunakan jempol kanannya, dengan kepala yang menunduk.

"Wonten punopo gerangan dimas.?" (ada apa gerangan adek.?) Tanyaku.

Tretek. Tek. Tek. Tek. Tek.

Aku memukulkan sendok diatas meja lagi.

"Nembe kulo nyupena bab punopo - punopo ingkang kulo mboten sumerep kangmas." (Barusan saya bermimpi tentang sesuatu yang saya tidak mengerti kakak) Jawab Joko sambil menundukkan kepalanya lagi, lalu menggerakan tangan kanannya yang memegang sendok, keatas dan kebawah.

"Babagan nopo to iku Dimas.?" (tentang apa kah itu dek.?) Tanyaku.

Tretek. Tek. Tek. Tek. Tek.

"Kulo lan panjenengan ajeng dipunajengaken ing setunggaling masalah ingkang ageng sanget lan kedah enggal dipunrampungaken kangmas." (kita akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang sangat besar dan harus segera diselesaikan kakak.) Jawab Joko.

"Puniku sampun lumrah dimas, dados punopo ingkang ndamel awakmu bingung.?" (Itu sudah biasa dek, jadi apa yang membuatmu bingung.?) Tanyaku lagi.

Tretek. Tek. Tek. Tek. Tek.

Pukulan sendokkupun semakin keras terdengar.

"Meniko kinten kinten masalah punopo kangmas.?" (Itu kira - kira masalah apa kakak.?) Joko bertanya balik.

"Awakmu ingkang nyupena, kenging punopo taken dhateng aku. ? ta sepak wajahipun enggal ngertos awakmu. (kamu yang bermimpi, kenapa tanya sama aku.? ku tendang mukamu baru tau kamu.) Jawabku sambil emmundurkan sedikit wajahku.

"Omonganipun panjenengan menjancokkan sanget kangmas." (omonganmu kok menjancokkan sekali kakak.) Ucap Joko sambil menegakkan tubuhnya dan menatapku

IMPIAN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang